1. Adanya upaya Mencederai Egy Maulana Vikri
Pelatih Thailand Alexandre sepertinya ingin meredam serangan Indonesia dengan cara melumpuhkan amunisi andalan pelatih Shin Tae-yong yaitu Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaiman.
Untuk menyingkirkannya tidak ada cara lain selain mencederainya melalui pelanggaran keras, kambing hitam Mano Polking adalah pemainnya sendiri.
Saat Egy mendapatkan bola pemain Thailand langsung mendekati Egy dan mengincar kakinya, meskipun beberapa kali berhasil mengelak tekelan pemain Thailand namun dibabak kedua kaki Egy pun harus terpincang-pincang saat di injak dengan sengaja pemain Thailand.
Namun lucunya, wasit tidak memberikan kartu terhadap pemain Thailand yang melakukan pelanggaran kerasnya. Dan misi Polking pun sukses dimana Egy mengalami cedera saat memaksakan melakukan tendangan.Â
Mungkin Egy merasa kuatir jika tidak memaksa tendangan maka peluang a terbuang sia-sia, sulitnya Egy melakukan akselerasi karena mendapatkan penjagaan ketat pemain belakang Thailand.
Setelah dua amunisi ternama Shin Tae-yong ditarik keluar permainan Thailand pun meningkat namun sulit menembus pertahanan Indonesia, bahkan di babak kedua Thailand tidak memiliki shot on target ke gawang Indonesia.
2. Strategi Provokasi guna memecah konsentrasiÂ
Merasa terancam, kemudian para pemain Thailand melakukan banyak provokasi terhadap pemain Indonesia dan juga kepada wasit. Beberapa kali pemain Thailand sengaja melakukan pelanggaran-pelanggaran kecil untuk memancing emosi para pemain timnas Garuda.
San lagi-lagi pelanggaran tersebut tidak diindahkan oleh wasit dan pera pemain Thailand pun semakin manja karena tidak akan dijatuhi kartu. Wasit hanya berani memberikan kartu jika itu benar-benar di depan matanya itupun jika pemain Indonesia yang melakukan pelanggaran.
Saat memimpin 1-0, para pemain Thailand dengan sengaja mengulur waktu dengan melakukan akting pura-pura jatuh, pura-pura dilanggar keras. Namun, lagi-lagi wasit yang terlihat tegas ternyata berjiwa sinetron.