Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Seorang petani yang menyukai menulis disaat waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Universitas Negeri Bukan Jaminan Sukses, Jangan Frustasi Jika Gagal SNMPTN, Swasta Juga Bagus

23 Maret 2021   20:18 Diperbarui: 26 Maret 2021   05:45 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi lulus wisuda (foto: pexels.com/pixabay)

Selang beberapa bulan saya mendapatkan pekerjaan disalah satu perusahaan kebetulan dibidang administrasi, dalam hati saya kala itu, untung saya mengikuti kursus komputer saat masih sekolah jadi paham sedikit. Setelah bekerja beberapa tahun tepatnya bulan februari 2010 kami ada rekomendasi naik jabatan namun dengan syarat hanya untuk lulusan S1.

Berhubung saya hanya tamatan SMK jadi saya tidak mendapatkan peluang tersebut, merasa termotivasi akan peluang tersebut sayapun melanjutkan kuliah disalah satu kampus akademik swasta yang mempunyai kelas reguler bagi pekerja (kuliahnya malam hari 19.00 s.d 22.00). 

Dan jujur kuliah reguler ini tidak seperti yang anda bayangkan yaitu kuliah formalitas, di kelas reguler ini juga menerapkan sistem pembelajaran seperti perkuliahan normal tidak ada istilah "ada duit, SKS lancar", jadi semua murni karena niat dan kemauan belajar.

Kemudian ditahun 2014 saya lulus dan menyandang gelar S.Kom dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) 3,09 masuk kategori standard lah untuk swasta. Kemudian ditahun yang sama ada buka lowongan pekerjaan salah satu perusahaan dibidang perkebunan sawit untuk staf kantor, kemudian saya jatuhkan lamaran via email kebetulan memang dari email syaratnya.

Selang seminggu saya langsung di telpon pihak perusahaan untuk melakukan test diantara ujian tertulis dan wawancara, saya pun datang untuk panggilan tersebut. Dan terkejutnya, saya melihat ada 23 orang ikut saya yang dipanggil padahal yang dibutuhkan hanya 6 orang saja. 

Kemudian kami saling sapa dan kenalan dengan sesama calon karyawan, ada 14 orang lulusan dari Universitas Negeri, 1 orang tamatan D-1 manajemen komputer namun bapak itu memiliki 9 tahun pengalaman di dunia administrasi perkebunan sawit dan 8 dari universitas swasta termasuk saya. Mendengar ini saya semakin minder dan tidak percaya diri dan sudah berprasangka buruk "dalam hati, pasti dari Universitas Negeri yang di prioritaskan".

Tepat jam 10 pagi kami dipersilahkan masuk ruangan untuk melakukan uji test tertulis, soalnya tidak ada berkaitan dengan jurusan masing-masing hanya tes kepribadian, psikotes dan penalaran. Setelah selesai, kami menunggu hasil yang keluar jam 2 sore dan saya pun tertawa bahagia karena di daftar ada nama saya urutan 7 dari 11 yang lolos.

Yang berhasil lolos ke tahap wawancara diantaranya bapak yang lulusan D1, dari Universitas Negeri 3 orang dan swasta 7 orang. Disini saya mulai optimis jika tamatan dari negeri tidak menjamin. Setelah selesai wawancara dengan HRD (Human Resource Departemen) hasil pun keluar yang mana yang lulus bapak lulusan D1, dari swasta 3 termasuk saya dan dari Negeri 3 nya lulus semuanya. Seperti yang saya sampaikan diatas hanya diterima 6 orang saja dan ini jadi 7 orang, karena bapak lulusan D1 dialihkan jadi assisten HRD.

"Mohon maaf saya bukan mengatakan Universitas Negeri nya tidak baik, tujuan saya hanya memotivasi adik pelajar yang gagal masuk perguruan tinggi negeri. Karena dimana pun kita sekolah, kuliah baik di negeri maupun swasta itu semua tergantung pada diri kita sendiri, jika kita serius dan tekun belajar menuntut ilmu niscaya kita akan menjadi lebih bernilai."

Kualitas seseorang pelajar tidak selamanya diukur dari mana ia lulus, kampus hanya menyediakan fasilitas dan tenaga pengajar yang profesional bukan menyediakan pekerjaan bagi mahasiswanya, jadi disinilah kita mengambil ilmu dan kemudian menerapkan di lapangan.

Kisah saya ini hanya untuk pesan moral dan motivasi buat adik pelajar yang gagal SNMPTN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun