Kampung Sereh Distrik Sentani Kabupaten  Jayapura di kalangan publik masyarakat menyebut di wilayah Pos 7 Sentani sebagai daerah merah.
Hal tersebut di sampaikan oleh Kepala Kampung Sereh Steven Eluay, SEÂ di kediaman rumah pada tanggal 13 September 2023.
Pangkalan ini dipakai sebagai pangkalan orasi oleh karenanya, masyarakat umum melihat bahwa orang menyampaikan demo aspirasi di pangkalan Pos 7 Sentani, tempat disitu tidak nyaman untuk kita lewati, kita mengetahuinya.
Yang selalu berperan orasi berasal dari teman-teman dari orang gunung selalu menyampaikan aspirasi itu orang mengatakan daerah merah di wilayah Pos 7 Sentani, akan tetapi hari-hari biasanya masyarakat beraktivitas aman-aman saja.
Di dalam Kampung ini bukan hanya suku tertentu saja, akan tetapi memiliki berbagai macam suku yang ada di wilayah ini. Ada orang asing Eropa Amerika, orang Batak, orang Bugis, orang Makassar, Jawa, orang gunung Mee, Lanny serta orang asli Sereh.
Selalu saja demo-demo bukan belarti wilayah ini dianggap sebagai daerah merah, di dalam berbagai suku ras,etnik, serta budayanya masing-masing bagimana daerah ini orang mengecap dengan daerah merah. Tentu saja pikiran mereka hanya itu berkaitan dengan demo, kita melihat hanya penempatan demo saja bisa diarakan teman-teman ini menyampaikan aspirasi tempat bukan disini, akan tetapi langsun ke lembaga kantor DPR, Bupati, Gubernur Papua di halaman mereka supaya tidak menganggu aktivitas masyarakat.
Di Kampung Sereh yang sudah dicap oleh public  bahwa daerah rawan, pada hal tidak kita ada hidup berdampingan dengan suku-suku aman, orang gunung baik-baik. Saya sangat tidak setuju bahwa daerah Pos 7 Sentani di anggap sebagai daerah merah.Â
Mungkin karena mereka hanya melihat kulitnya dalam artian bahwa pada saat orang melakukan demo, tetapi setelah demo selesai masyarakat akitivas lancar, kekampus, kantor, sekolah ada kuburan ada pabrik air minum, pabrik jompo, yayasan sahabat Yhosua serta meimiliki pos polisi.Â
Di wilayah Kampung Sereh Sentani publik mengetahui bahwa wilayah ini di dicap sebagai daerah merah, tentu hal ini tidak. Pada waktu orang melakukan demo menyampaikan aspirasi di pangkalan utama, sehingga orang menyebut sebagai daerah merah atau daerah rawan. Ketiga hari-hari biasanya masyarakat melakukan aktivitas seperti biasa, kekampus, sekolah, kantor beribadau, jualan.Â
Penulis Lambertus Magai