Mohon tunggu...
Lambertus Magai
Lambertus Magai Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Jurnalis Papua
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis merupakan suatu hasil karya imajinasi yang di hasilkan melalu pengalaman, pengamatan dalam lapangan maupun observasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ibu adalah Segalanya

19 Juli 2023   08:47 Diperbarui: 19 Juli 2023   08:50 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto doc: Lamekh Magai

Tanta menjawab nga papa kok...mari nak bentar kamu jalan, sejenak makan siang tepat pukul 00.00 kami meninggalkan tempat, om beryanya lamekh saya ikut kota gramedia tokoh buku.....baik om diantar......ucap om terimakasih.

*****

Sepanjang jalan, hanya bolah mata bertacam depan, suara sunyi, jalan masuk bayankara mata jalan, membuat posko penanggang covet 19, perlahan naik TVRI telihat, kota jayapura bersih, hanya langit biru yang telihat, angin dari arah samudra fasipik menampar bibir terasa nyaman dengan keindahan.

Dibalik itu dunia sedang dalam tangisan.........korona membuat banyak orang berjatuhan......bahkann kuburan jadi penuh, tak biasa ikut keluarga saat pemakaman.

*****

Sesampai dibanyakara, aku memberanikan diri, mungucap salam, salam melampisi senyuman, bahkan fredi, yance, abi paul hanya sederetan duduk bercerita sambil main gem dibawah pohon sombar mililk warga bayangkara.

Rombongan kaka aman, ade eman, membagi makanan barapen, ada yang menonton hanya seharian kerja, capek.

*****

Terlihat rupanya ketiga gadis Melanesia itu senyum, terlihat rupanya cantik , balai RMP SIMAPITOWA, mengelar acara syuran Wisudawan/wisudawati telihat bahagia, sudah menjadi sarjana, apa yang mereka impikan sudah tercapai melalui motivasi, nasihat dari dari berbagai pihak terutama bagi orang tua mereka juga, puji syukur atas terselesainya masa akhir study.

Sejam kemudian telihat sekecap menghilang sumua orang aku masih saja duduk dibawa pohon mangga yang tadinya bakar batu, hanya daun,batu batu ammpas yang tersisah.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun