Mohon tunggu...
Edy Gunawan ™
Edy Gunawan ™ Mohon Tunggu... -

Edy memang punya Gunawan (gundul yang menawan). Kebanyakan makan menyan, jadi harap maklum kalau agak-agak gila!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan ke Suriah

8 September 2016   18:38 Diperbarui: 8 September 2016   18:59 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Agustus 2013, Al-Assad menggunakan bom kimia di kota Al-Ghutah, yang pada awalnya untuk menumbangkan pemberontak namun ternyata banyak masyarakat sipil dikorbankan. Makin marah masyarakat, makin marah juga pemberontak. AS tentu mulai gerah dan akhirnya mulai memberikan pelatihan militer dan makin banyak bantuan senjata ke pemberontak tidak lama kemudian. Secara "resmi" AS telah menjadi "peserta" perang kali ini dengan banyaknya senjata dan pelatihan militer masuk.

Di Februari 2014 semakin menarik lagi, ketika terjadi konflik internal Al-Qaeda. Sekelompok anggota Al-Qaeda mulai tidak sejalan dan tidak sependapat mengenai apa yang terjadi di Suriah. Mereka membentuk organisasi yang disebut Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), yang kemudian menjadi musuh Al-Qaeda. Lebih ruwet lagi, ISIS tidak melawan Al-Assad atau pemberontak. ISIS ternyata berperang melawan etnis Kurdi yang ketika itu berdiri sendiri ditengah konflik 2 kekuatan besar yang bisa dibilang antara Syi'ah dan Sunni. Tujuannya adalah untuk membentuk negara kecil terlebih dahulu. Setelah itu, ISIS mulai menyebar ke seluruh penjuru Irak dengan mencaplok sebagian besar wilayahnya, dan sebagian Suriah.

Dengan semakin terpojoknya pemberontak karena masuknya ISIS, pertengahan 2014 AS semakin banyak memberikan bantuan ke pemberontak Suriah dengan syarat yang cukup unik. AS bersedia membiayai jika pemberontak menggunakannya untuk melawan ISIS, bukan Al-Assad.

Agustus 2015, Turki mulai masuk menjadi peserta. Turki mulai menekan habis-habisan milisi Kurdi dengan melancarkan serangan bom. Turki diketahui memang berada di sisi yang sama dengan AS, namun negara ini tidak melakukan serangan ke ISIS. Dikarenakan Turki juga bingung apakah harus meletakkan Al-Assad atau ISIS sebagai lawan utamanya. Milisi Kurdi juga makin bingung dan mulai meragukan kapasitas AS dalam memerangi ISIS karena adanya serangan Turki terhadap milisi Kurdi.

Karena dengan adanya ISIS dan makin kuatnya pemberontak yang didukung AS, kubu Al-Assad makin melemah. September 2015, militer Rusia masuk ke Suriah dan berjanji akan melawan ISIS. Tetapi faktanya di lapangan, Rusia justru melawan pemberontak terutama yang didukung oleh AS.

Salah satu film dokumenter yang saya lihat, juga menjelaskan bagaimana ruwetnya konflik Suriah yang dicampuri oleh berbagai negara dan pihak. Salah satu reporternya berhasil masuk ke lingkaran dalam anggota-anggota ISIS, tentunya diam-diam. Salah satu anggota ISIS bersedia diwawancara dan menjelaskan kegiatan yang dia lakukan. Dia dulunya adalah anggota jihadis yang kemudian membentuk Jabhat Al-Nusra. Untuk sekian waktu, Jabhat Al-Nusra memang menggabungkan diri ke ISIS. Tujuan Jabhat Al-Nusra di awal cukup sejalan dengan ISIS, melebarkan kekuasaan ke seluruh Suriah. Namun pada akhirnya, Jabhat Al-Nusra memilih berpisah dari ISIS karena tujuan mereka adalah membantu pemberontak dan menumbangkan kekuasaan Al-Assad. Sementara ISIS lebih ke mendirikan negara Islam di sekitaran Suriah dan Irak, dengan menguasai daerah sekitarnya. Sang pemimpin Jabhat Al-Nusra sempat mengutarakan keinginannya berpisah ketika bertemu dengan pimpinan ISIS, dan akhirnya mereka "cerai" secara baik-baik tanpa adanya konflik.

Kamu di pihak mana?

Sekarang, kamu di pihak mana? Dengan banyaknya pihak saling berperang, masing-masing tidak tahu siapa yang harus diperangi. Masing-masing memiliki konflik internal, masing-masing memiliki agenda sendiri. Masing-masing pihak juga bingung siapa yang harus dilawan. Konflik ini bukan semata tentang agama, tetapi lebih kepada politik dan budaya setempat. Sama ketika TNI melawan GAM, tidak berbeda jauh.

Saya berharap, dengan tulisan saya ini tidak ada lagi yang berusaha masuk lingkaran perang itu. Dari semua pihak, hanya ada 1 pihak yang tidak ikut berperang tetapi mereka meraup keuntungan yang sangat besar. Siapakah itu?

Mereka adalah: ARMS DEALER (perusahaan senjata).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun