Mohon tunggu...
Lambang Insiwarifianto
Lambang Insiwarifianto Mohon Tunggu... -

pemerhati pariwisata Indonesia dan pengelola website hikarivoucher.com, pulauseribujakarta.com dan indonesiatravelonline.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jejak Sejarah Pulau Onrust Kepulauan Seribu

28 Agustus 2012   11:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:13 1721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benteng yang ada di Pulau Onrust Pulau Seribu

Pulau Onrust, pulau Cipir, pulau Bidadari dan pulau Kelor termasuk situs yang dilindungi dan sebagai Taman Arkeologi.  Ketiga pulau ini begitu kental sebagai saksi bisu perjalanan dari masa ke masa yang dimulai dari tahun 1610, berikut jejak sejarah dari masa ke masa Pulau Onrust di Pulau Seribu. [caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="courtesy jakarta.go.id"][/caption]

  1. Tahun 1610, Jan Pieterszoon Coen minta restu Pangeran Jayakarta untuk membangun dok kapal disalah satu pulau di teluk Jakarta untuk perbaikan kapal yang akan digunakan untuk berlayar ke Asia terutama ke Asia tenggara, permintaan ini disetujui oleh Pangeran Jayakarta dengan memberikan ijin pemakaian di Pulau Onrust, pulau seluas 12 hektar yang berjarak 14 kilometer dari Jakarta.
  2. Tahun 1615, VOC mulai membangun dok perbaikan kapal dan gudang di pulau Onrust.  Jan Pieterszoon Coen pelan- pelan sudah berencana membangun perdagangan dan militer untuk melawan Banten dan Inggris.
  3. Tahun 1656 VOC mulai membangun benteng pertahanan kecil yang berbentuk persegi panjang dengan dua menara pengawas, dan tahun 1671 benteng pertahanan ini diperbesar, benteng berbentuk simetris  pentagonal dengan menara pengawas disetiap sudutnya.  Konstruksi benteng dengan dinding tebal yang terbuat dari bata merah dan batu karang.
  4. Tahun 1674 Benteng ini ditambah dengan beberapa bangunan gudang .
  5. Tahun 1795 Posisi Belanda di Batavia kurang kuat akibat perang eropah dan tahun 1800 angkatan laut Inggris yang dipimpin oleh Kapten Henry Lidgbird Balls dengan kapal HMS Daedalus, HMS Sybille, HMS Centurion dan HMS Brave masuk ke Batavia dan benteng pertahanan pulau Onrust dihancurkan.
  6. Tahun 1827 - 1848 : Pulau Onrust diperhatikan kembali oleh Gubernur Jenderal GA Baron Van Der Capellen dan beraktivitas normal kembali di tahun 1848
  7. Tahun 1911-1933 pulau Onrust dan pulau Cipir menjadi karantina Haji, barak haji berjumlah 35 unit untuk kapasitas masing – masing 100 orang, jadi total dapat menampung 3500 orang.  Dibangun di tahun 1911. Karantina haji ini adalah bagian dari politik Islam dari kolonial Belanda, karena takut akan kekompakan umat Islam, pemerintah kolonial Belanda mengkarantina penduduk pribumi yang ingin berangkat haji maupun setelah pulang haji di maksud agar melalui karantina haji ini kolonial Belanda mudah mengkontrol, dan merupakan taktik Belanda.  Pulau Cipir tetangga dari pulau Onrust yang dihubungkan dengan jembatan ini masih terlihat sisa-sisa karantina haji walaupun sudah tidak utuh lagi, karantina haji ini mirip dengan penjara atau kamp konsentrasi.  Bangunan karantina seperti rumah sakit dan bark terbagi di pulau Onrust dan pulau Cipir, dengan pusat karantina di pulau Onrust, jemaah diwajibkan ikut karantina selama 5 hari.
  8. Tahun 1933 – 1940 pulau Seribu ini kembali digunakan Belanda untuk tahanan pembrontak yang terlibat insiden Tujuh Kapal “Zeven Provicien“.  Di tahun 1940 pulau ini digunakan Belanda untuk menahan Jerman seperti Steinfurt yang merupakan kepala adminstrativ Pulau Onrust.  Setelah jepang menyerbu Indonesia tahun 1942 peran pulau Onrust ini mulai menurun hanya digunakan sebagai penjara bagi penjahat dengan kejahatan serius.
  9. Tahun 1972 gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin menyatakan pulau Onrust sebagai situs sejarah yang dilindungi.
  10. Tahun 2002, pemerintah menyatakan pulau Onrust dan 3 pulau lain didekatnya (pulau Cipir, pulau Kelor dan Pulau Bidadari) sebagai Taman Arkeologi untuk melindungi situs – situs reruntuhan yang terdapat dipulau dari jaman VOC Belanda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun