Mohon tunggu...
dewa cengkar
dewa cengkar Mohon Tunggu... Lainnya - pengangguran

hanya pengangguran biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

SBY, Ancam Malingsia

31 Agustus 2010   17:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:33 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

http://www.fanpop.com/

Desakan pelbagai komponen masyarakat, agar SBY merespon kebengalan negeri malingsia. Membuat ia gerah juga, meski dihadapkan pada pencitraan Indonesia sebagai negara cinta damai dan menjadi penengah setiap konflik di Asia Tenggara. Tapi setiap kali negeri ini dilecehkan si Malingsia, setiap itu pula rakyat marah dan tidak bisa dibendung.

Mulai dari tukang becak, petani, pelajar, mahasiswa sampai peneliti, pakar politik, anggota DPR dan lembaga swadaya mendadak kompak. Mendadak menyuarakan kata sama "ganyang malingsia". Jika Bung Karno vulgar dan suaranya didengar seluruh rakyat Indonesia menyatakan perang. Namun berbeda dengan Pak Harto.

Ia cukup senyum terhadap Mahatir "belajar montir" Muhamad, maka si tukang montir pun kelabakan dan langsung ngibrit. Namun ketika BJ. Habibie, ketika dasar-dasar demokrasi ditanamkan, gubrak rakyat pun marah besar ketika Timor Timur dilepas begitu saja. Masih untuk Gusdur menyelamatkan kembali sendi-sendi pelecehan dari negara lain.

Tapi, begitu Megawati muncul seperti melanjutkan tradisi Habibie membiarkan dua pulau ambalat dan sipadan dikangkangi negeri malingsia. Padahal, dia paling getol menyuarakan NKRI dengan berlandaskan UUD '45 dan Pancasila yang murni dan konsekuen.

Ketika SBY, menduduki singgasana politik luar negeri kita yang bebas aktif menjadi kehilangan arah. Jalur politiknya menjadi bebas pasif. Hal itu mengundang komentar dimana-mana, atas kehilangan orientasi ini. Entah terlalu sibuk dengan urusan dalam negeri yang carut marut atau memang tidak pernah memikirkan politik luar negerinya.

Namun meski terlambat tapi atas desakan rakyat, besok SBY akan berpidato tentang hubungannya dengan dengan negeri malingsia yang kerap mencubit dan menggerayangi wilayah kedaulatan Negara  Kesatuan republik Indonesia.

Sikap culas ini harus dibinasakan. Para pembalak kayu dan perambah hutan lindung dari negeri malingsia harus ditangkap diajukan kepengadilan di Indonesia. Jika pemerintah malingsia tidak menuruti kehendak Indonesia, maka seluruh keuntungan dan fasilitas yang diberikan akan ditutup. Seperti pemasangan kabel listrik di bawah laut Indonesia.

Kerjasama bilateral ditiadakan. warga malingsia yang belajar, dagang, dan menyambi jadi pelacur dideportasi. Sedangkan peneliti, dosen, guru, buruh pabrik, pekerja perkebunan, PRT dan pekerja sektor lain ditarik kembali. Tidak ada alasan karena gajinya besar, tapi memintarkan negara lain. Padahal mereka mendapatkan beasiswa dari Negara Indonesia tapi bekerja di Malingsia.

Jika terus membandel, maka seluruh perairan yang berbatasan dengan negeri malingsia akan ditutup dengan gelar pasukan lima puluh sepapan. Tidak boleh masuk melalui Kalimantan, Batam, Aceh, maupun yang lainnya. Jika masih tidak diindahkan, maka Rakyat Indonesia bersama" tentara dan polisi melakukan aneksasi.

Besok saya berharap, pidato SBY akan mengeluarkan kata-kata itu untuk negeri malingsia yang tidak pernah memiliki etika dalam perpolitikan luar negerinya, khususnya kepada Indonesia.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun