Mohon tunggu...
dewa cengkar
dewa cengkar Mohon Tunggu... Lainnya - pengangguran

hanya pengangguran biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Megawati, Lecehkan Partainya Sendiri

9 April 2010   14:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:53 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_114865" align="alignleft" width="340" caption="sawali.wordpress.com/2007/11/02/...efleksi/"][/caption]

Perhelatan besar PDI P usai sudah, namun ada ganjalan yang belum tuntas sampai saat ini. Salah satu jargon yang diwacanakan ialah partai idiologi. Di luar persoalan lain, ada sikap yang patut dipertanyakan pula mengenai wacana itu. Sebab, statmen itu jelas, mengaburkan idiom yang selama ini ditebarkan bagai kembang tujuh rupa.

Partai yang membela "wong cilik" jika sedikit saja ditelaah, tentu kata wong cilik merupakan salah satu idiologi? Wong cilik, sama artinya kelas proletar, kelas bawah, kelas marjinal yang membutuhkan perjuangan penyamarataan hak. Terjadinya pembebasan kelas kaya miskin. Pembebasan monopoli alat produksi.

Sehingga kaum marjinal, mendapat perlakuan sama, baik di depan hukum, kebebasan memilih pekerjaan dan terciptanya tatanan yang lebih mapan di bidang ekonomi. Jika ensensi persoalan itu adalah pembebasan dari kaum tertindas secara ekonomi. Kenapa mencuatkan wacana idiologi partai, sepertinya hal itu sangat baru?

Atau jangan-jangan selama ini idiologi wong cilik hanya sebuah pemanis bibir saja. Sehingga, tidak pernah ada program kerja partai dalam membela wong cilik. Jika demikian, sama artinya selama ini PDI P telah membohongi seluruh konstituennya. Wong cilik yang digambarkan dan dinyanyikan para akar rumputnya menjadi bias.

Sebab mereka secara idiologi sudah sepakat, bahwa marhaenisme adalah sebuah pemikiran besar yang digagas Soekarno. Meski sudah ada teori yang menyangkut marhaenisme, tetapi teori sosialis ala Soekarno lebih bermakna bagi pengikut PNI. Ketimbang paham sosialis yang dibungkus karl mark lebih ke barat-baratan.

Mereka (baca : akar tumput PDIP) menganggap bahwa teori-teori kebangsaan dan bersosial dalam masyarakat sudah diadopsi PDIP. Sehingga apa pun patwa dari Ketua Umumnya, Megawati kata-katanya tidak jauh dari perkataan Soekarno. Sebab Megawati, merupakan anak biologisnya. Jadi dia lah yang meneruskan pemikiran Soekarno.

Hal itu tidak ada keraguan dari para akar rumput. Sebab partai lain yang ada di Indonesia hanya sedikit yang memiliki patron sebagai partai idiologi. Malahan, tidak jarang partai tidak berpihak pada idiologi. Sehingga arah dan kebijakannya tidak ada kejelasan dalam pembangunan idiologi para pengikutnya. Hanya melihat pigur ketuanya saja.

Alangkah anehnya, wacana ini digulirkan oleh orang PDIP sendiri. Keanehan itu dapat diterjemaahkan sebagai, ketidakmengertian politisi muncong putih terhadap framework partainya. Adalah keniscayaan, selama ini mereka menikmati kue kekuasaan di DPR, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah sebuah penistaan.

Justru patut dipertanyakan, apakah mereka tidak beridiologi atau hanya sekedar numpang hidup di partai? Apakah mereka juga bekerja untuk rakyat atau tidak. Jika melihat secara kasat mata tentu terjawab sudah. Bahwa mereka, tidak memiliki rasa keberpihakan terhadap wong cilik. Wong cilik, hanya sebagai alat kampanye murahan yang sering ditelan mentah-mentah.

Atau mungkin juga wacana itu, merupakan gugatan terhadap elite partai yang sudah melupakan idiologi kepartaiannya sendiri. Sebab mereka terlalu kenyang dengan keju putih dan selada bokor. Ketika orang kenyang, selalu lupa untuk membuka matanya. Hanya kantuk kerap menghantui kelopak matanya dan kembali tertidur setelah perutnya kenyang.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun