Mohon tunggu...
dewa cengkar
dewa cengkar Mohon Tunggu... Lainnya - pengangguran

hanya pengangguran biasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hari Malaria Sedunia yang Terlupakan

26 April 2010   06:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:34 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

[caption id="attachment_126980" align="alignleft" width="460" caption="islandsfirst.wordpress.com/2008/...disease/"][/caption]

Sudah lama, saya tidak buka twitter. Jika pun dibuka saya hanya bengong karena memang tidak mengerti karena berbeda dengan facebook (FB), misalnya atau blog. Mungkin karena obrolannya tidak seatraktif di FB, ini anggapan awal. Apalagi, tidak ada games-nya itu yang membuat malas. Berbeda dengan FB yang teramat banyak games-nya dan membuat betah berlama-lama.

Secara iseng saya pun buka meski email dan pasword-nya sudah lupa. Ketika sedikit susah payah akhirnya terbuka pula. Sekian lama tidak membuka cukup mengagetkan, di sana sudah tumbuh pelbagai tanaman. Ada cendawan, pakis, cemara dan bunga-bunga begitu pun ilalalang tumbuh subur sampai pandangan mulai terbatas.

Tidak sedikit belalang meloncat sana-sini, auman harimau dan ringkikan kuda mengharu biru. Sungguh ada keindahan yang memesona. Saya pun membaca satu persatu pesan yang ada di home. Kebetulan yang masuk kebanyakan bahasa tidak dikuasai dengan baik. Seperti orang berjalan di kegelapan, tanpa damar atau lilin di tangan.

Aha, sebuah narsis wong ndeso. Lebih kaget, ketika ada foto avatar yang dikenal luas yakni Barack Obama. Entah saya yang mem-follow dia atau dia yang mem-follow saya? Biarkan asumsi ini menjalar ke mana-mana. Di avatar itu ada tulisan yang saya sendiri baru ngeh. Baru tahu, ada hari malaria se dunia.

Tepatnya tanggal 25 April kemarin. Seketika, saya ingat sebuah cerita, buku dan penulisnya lupa. Intinya, seorang ilmuwan dari Eropa yang tengah melakukan penelitian hewan purba di Afrika (namanya juga sudah lupa). Ke luar masuk hutan, suatu hari tiba-tiba mengalami demam tinggi gara-garanya digigit seekor nyamuk.

Di kelak hari, nyamuk itu bernama Anopheles atawamalaria.Sejak menyebar lah informasi mengenai keganasan nyamuk anopheles. Setiap tahun, banyak warga di dunia yang meninggal, menurut  pelbagai sumber mencapai 1 juta. Angka yang fantastik untuk pekerjaan nyamuk sialan itu. Padahal, para ilmuwan berusaha setengah mati mencari formula untuk memberangusnya.

Begitu pun di Indonesia, nyamuk itu pun ada dan sudah menelan korban jiwa, seperti di Bengkulu dan  Pulau Tabuan.  Sebuah hasil studi yang dimuat dalam PloS Biology, 7 April, (juga dimuat di tempointeraktif.com) menyadarkan kita bahwa ketika resistensi berkembang di antara nyamuk-nyamuk muda itu adalah nyamuk tua yang berperan dalam penyebaran malaria. Itu terjadi karena parasit malaria butuh waktu untuk berkembang dalam tubuh nyamuk.

Begitu parasit malaria menginfeksi seekor nyamuk, mereka butuh setidaknya 10-14 hari--atau dua sampai enam kali siklus produksi telur--sebelum matang dan bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk. Dari sanalah mereka bisa berpindah ke dalam darah manusia ketika nyamuk itu hinggap menggigit kita.

"Ini adalah ironi besar dari malaria karena kebanyakan nyamuk tidak hidup cukup lama untuk menularkan penyakit. Semakin berbahaya seekor nyamuk, semakin pendek sisa hidupnya," kata Andrew Read, ketua tim yang melakukan studi itu. "Jadi, yang harus dibunuh sebenarnya adalah 'nyamuk renta' dan biarkan saja mereka yang masih muda,"

Menggunakan sebuah model matematika untuk mengikuti proses evolusi dari resistensi nyamuk terhadap insektisida, Read memprediksi kalau angka gigitan nyamuk malaria bisa berkurang sampai 95 persen dengan hanya menumpas nyamuk yang sudah melewati sedikitnya empat kali siklus produksi telur. Model dibangun berdasarkan data panjang hidup dan siklus pengeraman telur parasit dalam darah manusia dan perkembangan parasit dalam tubuh Anopheles gambiae di Afrika dan Papua Nugini--keduanya hot spot malaria.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun