Pendahuluan
Serat Tripama adalah sebuah karya sastra Jawa berbentuk tembang Dhandanggula yang berjumlah tujuh bait. Disusun oleh KGPAA Mangkunegara IV pada masa Mangkunegaran
Serat Tripama merupakan warisan budaya Jawa Kuno yang memuat ajaran moral dan budi pekerti luhur. Di dalamnya terkandung nilai-nilai kesederhanaan, kejujuran, dan tanggung jawab sosial.
Serat Tripama menggunakan tiga tokoh pewayangan sebagai representasi prajurit ideal, yaitu:
- Patih Suwanda
- Raden Kumbakarna
- Raden Basukarna/Adipati Karna
Patih Suwanda, Raden Kumbakarna, dan Raden Basukarna adalah tiga tokoh pewayangan yang terkenal dengan nilai-nilai luhur dan sifat-sifat kepahlawanan mereka. Ketiganya diceritakan dalam berbagai kisah wayang dan menjadi teladan bagi banyak orang. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing tokoh:
1. Patih Suwenda
Patih Suwanda adalah patih atau penasihat utama raja di kerajaan Astinapura. Ia dikenal dengan kesetiaannya kepada raja, keberaniannya dalam berperang, dan kebijaksanaannya dalam memberikan nasihat. Patih Suwanda selalu mengabdikan diri untuk kepentingan rakyat dan negara. Ia rela berkorban jiwa dan raga demi menjaga perdamaian dan kemakmuran Astinapura.
2. Raden Kumbakarna
Raden Kumbakarna adalah adik dari Prabu Dasamuka, raja raksasa Alengka. Ia digambarkan sebagai raksasa yang berwujud raksasa yang besar dan kuat. Namun, Raden Kumbakarna memiliki hati yang mulia dan selalu menjunjung tinggi kebenaran. Ia setia kepada negaranya meskipun harus berperang melawan Pandawa yang merupakan saudara-saudaranya sendiri.
3. Raden Basukarna
Raden Basukarna, yang juga dikenal sebagai Adipati Karna, adalah putra Kunti dari Pandawa dengan Dewa Surya. Ia dibesarkan oleh keluarga Adipati Surta di Hastinapura. Raden Basukarna adalah ksatria yang gagah berani dan memiliki kesaktian yang luar biasa. Ia selalu menjunjung tinggi dharma atau kebenaran dan selalu berusaha untuk menegakkan keadilan.