mereka telah menolong
anjingkan sebaris nafas
agar
mimpi yang kancil yang air yang angin
merupa huruf
bunga di tepi pantat
bosan pula menetas dan membeli
tatapan eceran
pada
rumput kambing
pada
bulu ladang
siam diam
jasad kembar
di pojokan kulit udara
tertikam tangis batu
pada paragraf akhir
ia berkata lirih,
alam mimpi terlalu sempit untuk dihuni
barangkali esok,
riak dalam popok kemarau
yang pernah
mengasingkan waktu sebait-sebait
akan kembali
untuk membaca
duh,
ada petir lahir sungsang
pada silam kereta
tempat dewa-dewi disewakan
Bangil,
30 februari 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H