Mohon tunggu...
Dieqy Hasbi Widhana
Dieqy Hasbi Widhana Mohon Tunggu... -

manusia biasa.. bebaskan segala bentuk kata dari lilitan makna.. maka, kata adalah serangkaian petanda...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Drama Punggung Jalan

4 April 2013   20:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:43 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mereka telah menolong

anjingkan sebaris nafas

agar

mimpi yang kancil yang air yang angin

merupa huruf

bunga di tepi pantat

bosan pula menetas dan membeli

tatapan eceran

pada

rumput kambing

pada

bulu ladang

siam diam

jasad kembar

di pojokan kulit udara

tertikam tangis batu

pada paragraf akhir

ia berkata lirih,

alam mimpi terlalu sempit untuk dihuni

barangkali esok,

riak dalam popok kemarau

yang pernah

mengasingkan waktu sebait-sebait

akan kembali

untuk membaca

duh,

ada petir lahir sungsang

pada silam kereta

tempat dewa-dewi disewakan

Bangil,

30 februari 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun