Mohon tunggu...
LA Lights
LA Lights Mohon Tunggu... -

Akun resmi Kompasiana. Menyajikan berita seputar hiburan, olah raga, dan gaya hidup. Perluas terus wawasan Loe di sini!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Urbanis Apartementus: Kehidupan Spesies Apartemen

23 Oktober 2014   01:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:04 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu manusia hidup dekat supaya hangat, kini manusia hidup dekat dalam sekat.

Begitulah spesies dalam film Urbanis Apartementus. Kelompok manusia urban yang tinggal di apartemen. Urbanis Apartementus adalah film panjang pertama karya LAIndieMovie.com. Mereka menggabungkan empat segmen cerita yang berbeda ke dalam sebuah lokasi yaitu apartemen. Sebuah film multiplot yang digarap oleh 4 sutradara sekaligus dengan beragam konflik namun akhirnya menyatu.

Semua penghuni apartemen punya cerita yang berbeda namun bersatu dalam akhir yang indah. Meski tinggal di dalam sekat, ternyata ada harapan, cinta dan keluarga dalam apartemen. Empat segmen cerita yang berbeda mampu bersatu tanpa membuat penontonnya kebingungan. Keseluruhan cerita menjadi utuh dalam latar apartemen. Apalagi masing-masing segmen memiliki bumbu komedi. Sepakat jika film ini disebut drama komedi.

Film Urbanis Apartementus tayang perdana pada 17 Oktober 2014 di Beachwalk XXI Bali. Film ini menjadi salah satu dari 60 film yang tayang dalam Balinale International Film Festival 2014. Kursi studio 1 penuh diisi oleh para mahasiswa yang menonton film ini. Usai penayangan film, para sutradara pun meluangkan waktu untuk ngobrol dengan penonton. Mereka bercerita tentang pengalaman dan tantangan dalam film multiplot ini.

Urbanis Apartementus adalah film yang sesuai dengan kenyataan. Film ini menggambarkan pola interaksi manusia yang baru. Selain itu, film seolah menyadarkan penontonnya bahwa kepedulian manusia sudah menurun. Padahal manusia kini tinggal semakin berdekatan. Film berdurasi 80 menit ini cukup nikmat sekaligus sarat pesan moral. Tim LAIM merasa bangga film mereka dapat tayang di sebuah festival sebesar Balinale. Selepas Balinale, mereka juga sedang mengajukan film ini ke festival film lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun