Mohon tunggu...
Lala Latifahtul Lataip
Lala Latifahtul Lataip Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

...

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Sate Bu Ngantuk: Kuliner Legendaris Bandung

7 Januari 2025   21:00 Diperbarui: 7 Januari 2025   19:58 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Bandung telah lama dikenal sebagai surga kuliner, menawarkan beragam hidangan yang memanjakan lidah di setiap sudut kota. Salah satu destinasi kuliner yang wajib dikunjungi adalah warung sate legendaris yang dikenal dengan nama Sate Bu Ngantuk". Nama unik ini memiliki cerita menarik di baliknya dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pencinta kuliner.

Sate Bu Ngantuk mulai dikenal pada era 1990-an, terutama di kalangan mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan. Nama ini berasal dari kebiasaan unik sang pemilik warung, seperti yang diceritakan oleh Wongso, anak pemilik sate tersebut.  
"Dulu, ibu saya berjualan sendiri, dan sering kali mengantuk saat menunggu pelanggan. Jadi, kalau mau beli sate, harus membangunkan beliau dulu. Dari situlah nama Sate Bu Ngantuk muncul," ungkap Wongso.

Nama tersebut tidak hanya mengundang rasa penasaran tetapi juga menciptakan kesan yang akrab dan autentik. Hingga kini, Sate Bu Ngantuk tetap menjadi salah satu tempat makan favorit di Bandung, meski suasana warungnya sederhana dan ruangannya cukup sempit.

Sate Bu Ngantuk menawarkan beragam pilihan menu yang memanjakan selera. Mulai dari sate ayam hingga sate kambing, pelanggan dapat memilih varian rasa yang sesuai dengan selera mereka. Pilihan menu yang tersedia antara lain:  
- Sate ayam : asin, asin pedas, dan kacang. 
- Sate sapi : asin, asin pedas, dan kacang.  
- Sate kambing : asin, asin pedas, dan kacang.  

Selain itu, pelanggan juga dapat menambahkan pelengkap seperti lontong atau nasi untuk menikmati pengalaman makan yang lebih lengkap. Tidak mengherankan jika variasi rasa dan kualitas sate yang ditawarkan membuat pelanggan terus kembali untuk mencicipi kelezatannya.

Warung sate ini didirikan pada tahun 1990-an dan awalnya berlokasi di daerah Pasir Kaliki. Namun, atas saran seorang kenalan, warung tersebut kemudian pindah ke Jl. Rancabentang No.5a, Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung.  
"Dulu, sate ini awalnya dijual untuk para tukang bangunan yang bekerja di sekitar daerah ini. Namun, lama-kelamaan, warung kami mulai dikenal masyarakat luas hingga sekarang," ujar Wongso.

Meski sederhana, warung ini memiliki suasana yang khas dan terasa hangat berkat keramahan para pegawainya. Kini, pengelolaan warung tidak hanya dilakukan oleh pasangan suami istri pendirinya, tetapi juga melibatkan generasi berikutnya, termasuk Wongso.

Sate Bu Ngantuk beroperasi dari pukul 7 pagi hingga 12 malam setiap hari. Dengan bantuan 20 orang pegawai, proses produksi dan pelayanan berjalan lancar. Sebanyak tujuh orang bertugas menjaga warung, sementara sisanya bekerja memproduksi sate.  
Dalam sehari, warung ini mampu menjual sekitar 5.000 tusuk sate, dan jumlahnya melonjak hingga 10.000 tusuk pada akhir pekan. Dengan harga yang terjangkau, yaitu Rp10.000 per porsi, warung ini berhasil menarik berbagai kalangan, mulai dari warga lokal hingga wisatawan.  

Keberhasilan ini tidak lepas dari dedikasi pemilik dan pegawai yang menjaga kualitas sate serta kebersihan peralatan. Peralatan memasak dicuci setiap hari, sementara alat pembakaran dan kipas dibersihkan setiap enam bulan sekali. Hal ini menunjukkan komitmen mereka terhadap kebersihan dan kenyamanan pelanggan.

Meskipun terkenal dan selalu ramai, warung Sate Bu Ngantuk tidak lepas dari tantangan. Salah satu kendala utamanya adalah lokasi warung yang berada di jalan sempit. Keramaian yang dihasilkan sering kali menghalangi lalu lintas masyarakat sekitar dan menciptakan kebisingan. Namun, hal ini tidak mengurangi antusiasme pelanggan untuk terus datang.  
"Kita harus tekun dan kuat untuk menjalani sebuah usaha," ujar Wongso, memberikan semangat kepada para perintis bisnis yang mungkin menghadapi hambatan serupa.

Sate Bu Ngantuk adalah salah satu contoh nyata bagaimana kuliner dapat menjadi identitas suatu kota. Dengan cita rasa yang autentik, cerita di balik nama, dan kerja keras keluarga pemilik, warung ini tidak hanya menjual makanan tetapi juga pengalaman dan kenangan bagi para pelanggannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun