Mohon tunggu...
Lala Latifahtul Lataip
Lala Latifahtul Lataip Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

...

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahaya Video Durasi Pendek Bagi Perkembangan Otak Generasi Muda

2 Mei 2024   21:00 Diperbarui: 2 Mei 2024   21:06 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Teknologi menjadi segala sarana yang membantu manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Teknologi juga mempengaruhi komunikasi massa melalui medias osial, memudahkan penyebaran informasi secara luas dan efisien. 

Saat ini, banyaks ekali berbagai jenis media sosial yang tersedia dengan mudah. Dari tahun ke tahunmedia sosial semakin canggih dan menyediakan banyak fitur -- fitur tambahan yang bagus, hal tersebut memungkinkan orang untuk penasaran terhadap apa yang ada di media sosial. Kebanyakan penggunanya adalah para remaja bahkan sampai anak usia dini.

 Banyak orang tua yang memberikan keleluasaan anaknya untuk bermain handphone. Fitur dengan durasi pendek yang sedang ramai dipakai oleh banyak masyarakat, seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak orang, terutama generasi muda. Konten yang disajikan dalam durasi singkat dan menarik ini memang mampu memberikan hiburan dan informasi dengan cepat. 

Hal tersebut juga yang menjadikan orang tua beranggapan bahwa dengan menampilkan berbagai video yang tersedia, dapat membantu mengawasi anak-anak mereka agar tidak bermain di luar rumah, atau bermain dengan kotor-kotoran di sekitar. Namun, dampaknya adalah kurangnya interaksi anak dengan lingkungan sekitar.

Selain itu, video durasi pendek menyimpan bahaya tersembunyi bagi perkembangan otak seseorang. Stimulasi audiovisual yang berlebihan, durasi video yang pendek, dan penggunaan musik keras pada video durasi pendek ini bagaikan narkoba bagi otak. 

Otak terbiasa menerima informasi dengan cepat dan singkat, sehingga sulit untuk fokus pada hal yang membutuhkan konsentrasi lebih lama, seperti membaca buku atau menonton film panjang. Akibatnya, daya konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis generasi muda pun terancam.

Dampak negatif video durasi pendek ini tidak hanya terlihat pada kemampuan kognitif, tetapi juga pada kesehatan mental. Generasi muda yang terpapar konten ini secara berlebihan cenderung mudah bosan, mudah terdistraksi, dan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi. 

kemajuan teknologi membuat anak-anak merasa cepat puas dengan pengetahuan yang mereka dapatkan dari internet, sehingga menganggapnya sebagai pengetahuan yang paling lengkap dan final. Padahal, pada kenyataannya, masih banyak hal yang perlu dipelajari melalui metode pembelajaran tradisional, dan internet tidak bisa menggantikan kedalaman pengetahuan tersebut.

Jika tidak diawasi dengan baik, generasi masa depan berpotensi menjadi generasi yang cepat puas dan cenderung memiliki pemikiran dangkal. Hal ini dapat mengganggu proses belajar, interaksi sosial, dan perkembangan mental mereka secara keseluruhan.

Lantas, bagaimana solusinya? Untuk melindungi generasi muda dari bahaya video durasi pendek, penting untuk melakukan beberapa strategi seperti memperbanyak aktivitas membaca buku, minimal satu hari membaca buku selama 30 menit.

Eksplorasi tempat wisata, pariwisata bukan hanya tentang bersenang-senang, tetapi juga tentang belajar dan membuka wawasan, seperti mengunjungi tempat-tempat yang belum diketahui sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun