Mohon tunggu...
LAILATU ROHMAH
LAILATU ROHMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswi universitas airlangga

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengaruh Harga Beras terhadap Peminatan Beras di Indonesia

5 Juni 2022   20:30 Diperbarui: 5 Juni 2022   20:31 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pentingnya beras bagi masyarakat Indonesia menjadikan permasalahan yang rumit jika harga pada beras selalu melonjak tinggi di setiap tahun.

Adanya kenaikan harga beras di setiap tahun membuat pemerintah untuk selalu antisipasi dan waspada supaya permasalahan tersebut tidak berkepanjangan dan tidak merugikan masyarakat.

Berdasarkan penelitian dari tahun 2018 hingga tahun 2022 mengemukakam bahwa kenaikan beras disebabkan oleh :

  • Naiknya harga beras turunnya harga gabah
  • Adanya naik turun pada harga tersebut diperkirakan karna biaya produksi sawah pada petani yang relative mahal  seperti biaya perairan, tanah/sewa lahan, tenaga kerja, dan beberapa obat-obatan tanaman.
  • "petani itu tidak ada untungnya,. Karena ada biaya tanah sewa dan biaya sewa tenaga kerja. Tapi petani tidak ada yang putus asa. Dan pemerintah mikirnya hanya orang yang biasa makan terus takut kelaparan. Tapi kalo petani itu suaranya sangat lemah dan sering kali tidak dihiraukan," kata Edi Sutrisno ketua serikat petani Indonesia (SPI) wilayah jawa tengah.
  • Kenaikan harga gabah
  • Pada tahun 2019 kenaikan harga gabah kering panen dari 1,71 persen (mtm) hingga naik sebesar 5.098.
  • Kenaikan tersebut diperkirakan karena terdapat kurangnya kadar air yang kurang hingga 14 persen dan kadar hampa kurang  3 persen.
  • Rusaknya kualitas penggilingan
  • Banyak dari masyarakat yang mengeluh mengenai kualitas beras antara premium, medium, dan sedang.
  • Deputi bidang statistic distribusi dan jasa BPJS Yunita Rusanti di Jakarta (2/3/2020) mengemukakan "adanya pemilihan kualitas beras didasarkan pada butir dari beras. Banyaknya butir yang patah dari beras premium sebesar 15 persen, butir patah pada beras medium 15-25 persen, sedangkan beras yang mengalami kepatahan diatas 25 persen sudah dianggap pada kalanga beras yang rendah dan termasuk beras diluar kualitas"
  • Kenaikan pada beras dan gabah
  • Pada tahun 2021 harga beras dan harga gabah naik pada bulan agustus hingga November dan itu merata pada setiap penjualan beras premium, medium, hingga beras di luar kualitas.
  • Naiknya harga beras dan harga gabah pada tahun 2021 diperkirakan karena adanya cuaca yang kurang mendukung sehingga menyebabkan kenaikan harga beras dan harga gabah kompak naik ditingkat petani, penggilingan, grosir, maupun tingkat eceran.
  • Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan "gabah kering panen ditingkat petani naik 0,91 persen. Beras dipenggilingan naik 0,81 persen. Beras digrosir naik 0,07 persen, dan beras ditingkat eceran naik 0,03 persen."
  • Kenaikan harga beras di awal tahun
  • Kenaikan harga beras di awal tahun diperkirakan karena stok atau pemasokan beras di akhir tahun 2021 mengalami penurunan secara drastis dan berlanjut pada awal tahun 2022.
  • Selain kurangnya stock di akhir tahun 2021 kenaikan harga beras d awal tahun 2022 disebabkan karena belum masukmasa panen namun dengan demikian harga beras kembali normal pada bulan maret 2022.

Kenaikan harga beras yang tidak menentu menyebabkan banyak keluhan dari masyarakat, banyak dari kalangan masyarakat terutama masyarakat kalangan bawah yang kesulitan mencari solusi akibat kenaikan harga beras.

Adanya kenaikan harga beras sangat meresahkan pemerintah maupun masyarakat terutama masyarakat dengan sumber penghasilan perdagangan.

Adanya minat konsumen dengan harga yang relative rendah (murah) dan jika harga beras naik banyak dari konsumen yang menawar dengan keras sehingga tidak sedikit dari kalangan pedagang tidak mendaatkan keuntungan bahkan mengalami kerugian.

Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwasanya tingkat kenaikan harga beras sangat mempengaruhi peminatan dan ekonomi masyarakat selain itu juga berdasarkan pengalaman yang saya lihat dari lingkungan hidup saya di desa, naiknya harga beras juga sangat meresahkan kaum petani sebab harga jual yang tinggi sangat sulit untuk dijual kembali ke pedagang begitu juga pedagang yang mana banyak dari masyarakat yang melakukan penawaran dan tak jarang kadang juga terlibat perdebatan. 

Dari hal tersebut langkah pemerintah yang terlihat di desa saya yakni memberikan bantuan beras bulog paa setiap tahunnya dengan tujuan sebagai antisipasi adanya kenaikan harga beras yang tidak menentu. Namun permasalahan mengenai kenaikan harga beras masih belum terselesaikan secara tuntas dikarenakan penyebab kenaikan yang kurang menentulah yang membingungkan pemerintah untuk mengambil solusi.

Pengaruh lain yang timbul dari adanya kenaikan harga beras yaitu terdapat beberapa masyarakat yang kurang mampu rela mengurangi jatah makan mereka demi menangani adanya kenaikan harga tersebut. Bahkan terdapat masyarakat yang sudah lanjut usia dan hidup sebatang kara rela memakan nasi karak dan hal tersebut sangat memebahayakan kesehatan dari orang lanjut usia tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun