Mohon tunggu...
Lala Hasrie
Lala Hasrie Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

BA (Hons) International Relations and Politics | MA (Cand) Economics | DPhil (Cand) International Development

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gencatan Senjata di Gaza: Bukan Akhir namun Awal dari Penyelesaian Konflik

21 Januari 2025   06:34 Diperbarui: 21 Januari 2025   06:37 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jumlah korban tewas yang mengejutkan ini juga mencakup lebih dari 130 jurnalis, seperti Mustafa Thuraya dan Hamza al-Dahdouh, yang tewas dalam serangan yang ditargetkan atau oleh pemboman tanpa pandang bulu saat mencoba melakukan pekerjaan mereka dalam kondisi yang sangat sulit.

Israel juga membunuh lebih dari 1.000 dokter dan petugas kesehatan dalam konflik ini -- sebagian dengan bom, sebagian lainnya dengan tembakan tank. Selain itu banyak juga yang terbunuh, seperti Dr. Ziad Eldalou, di pusat penahanan dan penjara Israel.

Membangun kembali Gaza setelah genosida akan menjadi tugas yang berat -- menurut beberapa perkiraan akan menelan biaya lebih dari $50 miliar. Namun, investasi kolosal seperti itu pun tidak akan cukup untuk menggantikan ribuan orang pintar -- para dokter, pendidik, jurnalis -- yang telah tiada. Tidak ada jumlah uang yang cukup untuk menyembuhkan dan membangun kembali masyarakat yang hancur oleh kekerasan dan kebrutalan yang tak terbayangkan ini.

Kesulitan untuk membangun kembali peradaban Palestina juga berakar pada kenyataan bahwa para penyintas, mereka yang cukup beruntung untuk dapat merayakan gencatan senjata hari ini, juga berada pada situasi yang traumatis.

Mereka semua telah mengungsi berkali-kali. Mereka kehilangan keluarga, teman, dan kolega. Mereka kehilangan rumah serta komunitas mereka. Mereka bukan orang yang sama seperti 15 bulan lalu, dan 'penyembuhan'nya tidak akan mudah.

Butuh waktu bertahun-tahun -- jika tidak puluhan tahun -- investasi politik global yang tak tergoyahkan dalam pembangunan manusia agar Gaza memiliki peluang untuk pulih dari ini.

Namun, meskipun begitu, kita tidak dapat mengharapkan otoritas Israel untuk dengan sukarela mengizinkan pemulihan ini terjadi. Ada sedikit alasan untuk percaya bahwa Israel akan menghormati gencatan senjata ini, menghentikan pengeboman dan serangan sewenang-wenang untuk selamanya, apalagi membiarkan Gaza membangun kembali masyarakatnya untuk pulih di 'hari berikutnya'.

Oleh karenanya untuk saat ini, perang mungkin tampak akan berakhir. Namun, masa depan tampak suram bagi Gaza. Ini bukan berarti bahwa tekanan internasional yang terpadu terhadap Israel untuk mengizinkan rekonstruksi Gaza tidak akan berhasil. Namun untuk saat ini, kemungkinan ini tampak tipis karena sekutunya yang paling kuat, Amerika Serikat, tampaknya tidak terlalu bersemangat untuk mengubah status quo. Tragisnya, setiap indikasi menunjukkan 'hari-hari berikutnya' di Gaza akan sama menyakitkannya, sama menghancurkannya, dan sama tidak adilnya, seperti 'hari-hari sebelumnya'.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun