(1)
Orkestrasi hujan baru saja dimulai sore ini kawan
Langit meredup, harapan-harapan terpendam masih berdegup
Aku pun gugup
Angkasa beregemuruh, jejak-jejak letih kita berserakan di anak tangga yang lusuh
Aku punya cerita berpuluh-puluh
Semuanya tentang kerinduan akan semesta di galaksi yang jauh
Aku lelah…ya aku sangat lelah…tapi aku bukanlah orang yang kalah
Aku memang berkeluh kesah, tapi aku tak pernah berputar arah
Aku ingin menikmati celoteh anak-anak bumi lagi
Aku ingin berlari bersama mentari pagi
Aku ingin menari bersama butir-butir pasir
Dan aku ingin meneguk keringat yang mengalir
Bagaimana denganmu kawan?
(2)
aku pikir ini adalah sore yang magis
sejak kemarin kudengar rintihan jiwa-jiwa yang menangis
mimpi-mimpi mereka tersemai di pusaran waktu yang mistis
hari ini adalah sebuahserpihan masa lalu yang akan ditulis dengan manis
ketika angkasa raya berdentum, mereka hanya menahan senyum
esok hari adalah sejarah yang belum terangkum
kenapa lalu kalian termenung?
(3)
Aku, aku yang mewujud dalam bingkai-bingkai kesepian
Tengah menyemai bulir-bulir cinta yang megah nian
Betapa cinta telah memabukkan setiap sendi-sendi kehidupan
Ingin kureguk cinta seteguk
Dan ketepuk batin batin yang merajuk
Ingin kusambut rindu-rindu yang menggumpal
Dengan setumpuk angan-angan yang hampir buyar
Satu hari; dua hari; dua minggu; tiga minggu; waktu pun melaju
Dan aku terjerembab dalam bisu
Aku galau wahai sang malam….aku galau
(4)
Aku sedang menanti malam
Ketika kegelapan merayap di kaki-kaki langit, di situlah kurayakan kehidupan
Ketika itulah aku bisa merangsek masuk ke dalam lubuk hatiku yang kelam
Ingin rasanya aku berteriak memaki para setan 3X
Merekalah yang membuatku abai akan waktu
Merekalah yang menebar rasa takut
Hingga aku mewujud bagai meteoryang tersungkur dalam lumpur
(5)
Dengarkanlah aku kawanku!
Menjelang malam, angkasa raya akan mengantarkan tetes hujan yang terakhir jatuh
Segala kutukan pun akan musnah
Ketika malam meraja, ribuan doa akan terlantun di angkasa raya yang megah
Segala kekecewaan pudar dansemuakegelisahan punah
Ketika sang malam mewujud dalam galaksi yang kelam
Titik-titik bintang yang halus akan menghapus segala gundahmu
Bintang gemintang itu akan mengekalkan segala rindumu
Ketika kau hirup udara di esok hari, kau akan tercengang
Karena esok adalah musim bunga
Itu adalah masa di mana setiap makhluk merayakan kehidupan dengan senyuman
Kerinduan ini semakin memukau, dan tak bisa kujangkau,
Cinta ini semakin menggelora, bagai angin yang menari di musim kemarau
Nikmatilah kerinduanmu ,
Rayakanlah rasa cintamu, kawan
Esok takkan lagi kau lihat bayanganmu di dinding-dinding kamarmu
Berpuluh cerita yang kau rangkum kan mewujud menjadi garis kehidupan yang baru
Butir-butir cinta yang kau semai kan mewujud menjadi cahaya biru
Yang akan menuntunmu terbang ke semesta yang nyata….
Satukanlah jiwamu dengan semesta yang megah ini
Perhatikanlah bayang-bayang awan yang tiap detik melangkah ke arah yang tak pernah bisa diterka
Dengarkanlah desiran angin pagi di esok hari
Ia akan membawa kabar berita tentang kebahagiaan
Kebahagiaan sejati yang kalian dan aku telah tunggu selama tiga abad
Esok adalah musim bunga kawanku
Musim di mana semua orang berpesta dengan alam yang harmoni,
dengan galaksi bima sakti yang paripurna
ayo bergegaslah!
kita rayakan kepulangan kita dengan hati yang berbunga
dengan senyum yang secerah mentari
di musim bunga mereka telah menunggu kita
mereka tengah menanti kita denga setumpuk pertanyaan
ayo bergegaslah kawan!
karena esok kita akan pulang……
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H