Mohon tunggu...
Lala Bumela
Lala Bumela Mohon Tunggu... -

Saya adalah pecinta kata-kata yang meregang dalam kesucian pikiran...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bertanya kepada Hujan

25 Januari 2011   10:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:12 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai sang hujan, izinkanlah aku bertanya sesuatu padamu

Apakah memang benar kau adalah air dari surga?

Embun di rerumputan berkata bahwa kau adalah air dari langit

Kau adalah air kehidupan,

Dan kau pun membasuh semua kegetiran makhluk bumi

Karena kau datang dari langit apakah kau bisa bicara dengan Sang Semesta?

Apakah kau juga mengantarkan pesan-pesan ilahiah?

Kalau kau mampu bicara, pastilah kau akan bercerita kepada kami tentang apa yang Maha Semesta bicarakan di singgasana-Nya…

Para burung yang pergi di pagi hari dan pulang di rembang petang selalu bercerita tentangmu, tentang semua keajaiban yang kau tebarkan, tentang semua berkah yang kau semai di semesta ini

Apakah menurutmu kami ini kaum yang mengagungkanmu? Atau malah kami ini ingkar terhadap berkah yang selalu kau semai?

Apakah suatu saat kau akan mengempaskan kami yang kecil ini karena kami telah ingkar kepada-Nya?

Bunga kecil berwarna merah yang aku temui sore kemarin bilang bahwa kau tak akan datang lagi untuk waktu yang lama.Benarkah hujan?

Lalu kalau kau tak datang, apa lagi yang bisa kupandangi di petang yang remang ini?

Ketika seluruh tubuhku dahaga akan sentuhanmu, kemana aku harus beranjak?

Kalau kau tak datang lagi, ke siapa lagi aku harus mengadu tentang jeritan para tanaman dan makhluk hutan yang selalu haus akan belaianmu?

Kini kau pun benar-benar tak datang lagi….

Kami menangis…jiwa kami meringis…bunga kecil itu pun musnah

Hanya sampah-sampah yang merebah di atas tanah merah

Mimpi-mimpi kami tersapu angin yang mendesah

Langkah-langkah kaki kami pun membias dalam gelisah

Sorot mati kami tak lagi bergairah

Bumi pun memerah bagai darah…

Hujan, izinkanlah aku bertanya sesuatu padamu

Apakah kami telah tersesat?

Apakah kami telah salah membaca pesan-pesanmu?

Wahai sang hujan izinkanlah aku bertanya sesuatu padamu untuk terakhir kali,

Apakau kau bersedia membasuh segala kefanaanku?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun