Mohon tunggu...
Lala Bumela
Lala Bumela Mohon Tunggu... -

Saya adalah pecinta kata-kata yang meregang dalam kesucian pikiran...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aru Tak Mau Mendengar

23 Januari 2011   03:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:17 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cerita orangtua itu telah usang.Aru tak lagi mau mendengarkannya.

Alunan lagu syahdu orang-orang desa itu pun telah kedaluarsa.Aru tak lagi tertarik untuk menyimaknya.

Ceramah para kiai yang bertubi-tubi digaungkan di surau-surau pun terasa kering.Aru tidak mau lagi memerhatikannya.

Tersesatkah anak kecil bernama Aru itu?

Kafirkah si Aru yang sedang belajar mencari sang Kholik itu?

Tidak.

Ia hanya tidak mau mendengar.

Ia kecewa.Ia merasa jemu.Ia marah.Ia gelisah.Kalbunya dilanda kemarau akan benih-benih kebenaran.

Aru ingin melihat kebeningan hati.Bukan cerita-cerita bohong.Bukan lagu-lagu mendayu yang menyesatkan kalbu.Bukan pula khutbah-khutbah yang berbumbu ketidaktulusan.Aru hanya ingin mendengarkan sebentuk ketulusan, segenggam keikhlasan dan ingin mereguknya dalam-dalam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun