[caption id="attachment_355391" align="aligncenter" width="336" caption="Tugu Bunaken"][/caption]
(Jakarta, 21/11/2014) - Suatu siang, roda pesawat mendarat mulus di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado. Begitu mengijakkan kaki di garbarate, hujan turun dan bukit disekitar bandara terselimuti kabut. Perjalanan dinas membuatku mengenal kota ini. Terbayang langsung akan keindahan alam dan kulinernya. Saya akan berada di kota ini selama 5 hari, ada beberapa pekerjaan yang harus ku selesaikan.
Jam sudah menunjukkan waktunya untuk makan siang, rombongan pun berhenti di sebuah warung makan yang menyajikan hidangan khas kota Manado. Saya pesan masakan yang istimewa dari warung ini, yaitu Cakalang Fufu. Ikan cakalang yang diasapin dan disajikan dengan sambal merah. Ada masakan ikan yang sama enaknya yaitu Ikan Roa. Dua jenis ikan itu sudah melegenda keberbagai penjuru tanah air. Menu terakhir santapan siang itu adalah pisang goroho dan pisang kipas, yang disantap dengan kacang dan sambal ikan roa, sedikit berbeda dengan cara penyajian daerah lain. Makan pisang dengan cabe bukan dengan sambal yang di uleg. Jangan heran jika pisang bisa menjadi penganti lauk pauk seperti ikan, sehingga di santap bersamaan dengan nasi.
Dan akhirnya di hari ke 4 pekerjaan kita selesai, saya bersama 7 rekan kerja merencanakan esok sebelum pulang ke jakarta ingin menyempatkan berkunjung ke taman wisata Bunaken. Beberapa teman, saya kontak untuk mencari tahu. Berhasil! Informasi dan no kontak warga Manado yang bisa mengantar akhirnya ku dapatkan. Esok, kami harus sudah tiba di pelabuhan jam 6 pagi.
Pukul 6 pagi, kita sudah berada di Pelabuhan dan perahu pun sudah menanti. perahu boat kecil berpenggerak 2 mesin dan bisa menampung 10 orang. Sang Nahkoda pun segera menyalakan mesinnya, dari tangannya mulai mengatur irama mesin. Seorang anak buah kapal dengan cekatan melepaskan ikatan tali dari tiang di dermaga dan segera menarik jangkar. Pelan tapi pasti, kapal mulai meninggalkan dermaga menuju ke tengah laut. Perjalanan menuju Bunaken dapat di tempuh dengan waktu 45 menit. Kondisi cuaca cerah dan ombak relatif tenang, membuat perjalanan menjadi begitu menyenangkan apalagi kita akan melewati beberapa pulau kecil menyerupai bukit.
Perahu melambat dan terlihat pulau Bunaken sudah dekat, saya dibikin takjub melihat air laut dari atas perahu yang jernih. Kita bisa melihat dengan jelas terumbu karang, ikan, bintang laut hingga ubur-ubur. Satu kata, "Waow" saya belum pernah melihat ini langsung dari atas perahu. Akhirnya perahu sudah sampai di dermaga, penduduk lokal sudah menunggu untuk menawarkan sewa perlengkapan snorkling, foto kamera bawah laut hingga pemandu. Tak usah lama-lama, setelah kita menyewa perlengkapan snorkling, kita segera naik perahu untuk berangkat ke daerah yang aman untuk melakukan snorkling. Begitu lompat "byurrr" lagi-lagi saya begitu takjub melihat langsung keindahan isi laut. Selama menyelam kita bisa memberikan makanan berupa biskut pada ikan, nanti dengan sendirinya ikan akan mendekat. Caranya robek sedikit bungkus biskut dan remas-remas agar biskut hancur lalu keluarkan sedikit-sedikit. Jika anda tidak punya kamera bawah laut, anda bisa menyewa pemandu yang sepaket dengan foto kamera bawah laut.
[caption id="attachment_355392" align="aligncenter" width="300" caption="keindahan bawah laut di Bunaken - foto widi"]
Air laut yang tenang tenang dan terumbu karang yang begitu luas, kita dengan leluasa berenang kesana-kemari tapi hati-hati banyak juga ubur-uburnya. Jika kita tersengat, kulit akan terasa perih seperti tersayat benda tajam. Jangan heran jika kita akan sering menjumpai bintang laut yang bergerak. Ikan hias berwarna-warni. Saya juga jumpai palung laut begitu dalam hingga ujungnya hanya terlihat hitam. Setelah puas dengan snorkling, kita diajak keliling pulau menggunakan kapal. Orang lokal sana menamai, kapal aquarium. Dari atas kapal ini kita bisa melihat keindahan bawah laut. Jadi jika anda tidak bisa berenang atau tidak mau snorkling, bisa ikut menikmati.
[caption id="attachment_355394" align="aligncenter" width="336" caption="Jernihnya air laut - foto widi"]
Tak terasa waktu sudah pukul 9 waktu setempat, kita harus balik untuk mengejar pesawat pulang. Sedikit nekat kami ke Bunaken, karena hari itu juga kita harus kembali pulang ke Jakarta. Rasa deg-degan itu terbayar sudah dengan keindahannya. Selama ini hanya bisa mendengar atau melihat dari berbebagai media tetang keindahannya dan saat itu saya menyaksikan sendiri. Indonesia Indah.
Bunaken sampe baku dapa ulang .. (sampai jumpa lagi)
#AkudanKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H