Universitas Diponegoro (UNDIP) rutin mengadakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di beberapa desa binaan UNDIP, termasuk didalamnya Desa Mluweh, tepatnya pada Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Wanadipa UNDIP, Kota Semarang. Di desa tersebut, banyak dijumpai tanaman atsiri yang memiliki banyak kebermanfaatan, salah satunya adalah minyak yang dihasilkan dari tanaman tersebut.Â
Minyak atsiri adalah senyawa yang diperoleh dari bagian-bagian pada tanaman atsiri yang bersifat mudah menguap di ruangan terbuka dan mengeluarkan aroma yang khas. Minyak atsiri didapatkan dengan cara menyuling bagian-bagian tanaman atsiri yang banyak mengandung cadangan minyak di dalamnya, umumnya terdapat pada bagian daun.Â
Tema dari KKN-T ini adalah untuk memajukan perekonomian masyarakat sekitar KHDTK Wanadipa UNDIP. Adapun kegiatan dimulai dari sosialisasi manfaat minyak atsiri beserta keuntungannya dalam segi ekonomi, pembuatan minyak atsiri, hingga pembuatan produk berbasis minyak atsiri. Salah satu mahasiswa KKN-T UNDIP, Annisa Wina Sabilla, mencoba untuk membuat kreasi produk minyak atsiri dengan membuat footsanitizer sebagai upaya menjaga kebersihan pada kaki. Â Â
Bau pada kaki adalah permasalahan yang kerap terjadi pada negara-negara dengan iklim tropis. Hal ini terjadi karena pembentukan keringat yang berlebihan dan terjadinya gangguan siklus penguapan keringat pada kaki akibat tidak cukupnya ruang udara sehingga menyebabkan kelembapan pada area telapak kaki. Kondisi yang lembap tersebut merangsang pertumbuhan bakteri penyebab bau kaki.Â
Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Streptococcus agalactiae, dan Escherichia coli merupakan bakteri yang sering dijumpai pada kasus-kasus penyebab bau kaki karena kemampuannya dalam mengeluarkan aroma volatil yang kurang sedap. Aroma tersebut dihasilkan bakteri dengan cara mendegradasi leusin yang dihasilkan oleh keringat sehingga terbentuknya asam lemak penyebab bau kaki, yakni asam isovalerat.Â
Hal-hal demikian merupakan penanda kehigienisan yang buruk pada suatu individu dan dapat mempengaruhi penampilan serta hubungan antar sosial sehingga menurunkan kepercayaan diri. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan pembuatan produk yang mengandung senyawa antibakteri, salah satunya terdapat pada minyak dalam tanaman atsiri.Â
Serai wangi adalah kelompok tanaman atsiri yang mengandung sitronelal, flavonoid, saponin, dan linalool yang secara efektif dapat menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri membandel tersebut dengan cara mengganggu pembentukan membran atau dinding sel bakteri.Â
Selain karena khasiat dari kandungannya, serai wangi memiliki aroma yang menyegarkan sehingga cocok diaplikasikan pada kaki. Kemasan yang digunakan adalah botol spray untuk memudahkan konsumen dalam mengaplikasikan produk. Harapan dari pembuatan produk ini adalah agar pemanfaatan dari minyak atsiri semakin berkembang dan dikenal masyarakat, serta dapat menjadi sumber pemasukan ekonomi dari warga-warga RW 05 Desa Mluweh dan kelompok tani KHDTK Wanadipa Undip.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H