Cerita rakyat merupakan satu diantara karya sastra yang lahir, hidup dan berkembang ditengah masyarakat tradisional secara turun temurun. Menurut Suripan Sadi Hutomo (1991), cerita rakyat adalah cerita yang diwariskan secara turun temurun dari generasi lama ke generasi baru secara lisan. Namun, saat ini sangat sedikit masyarakat generasi lama yang mewariskan cerita yang mereka miliki. Maka dari itu, tidak banyak dari generasi penerus yang mengetahui beragam sejarah mengenai kebudayaan mereka. Sehingga diperlukan pengenalan cerita rakyat dan pelestarian budaya, agar masyarakat dapat lebih mengenal budaya setempat, dan agar identitas diri kita sebagai masyarakat Indonesia tidak luntur dan terkikis akan masifnya budaya luar yang masuk dan perlahan menggantikan budaya setempat.
Cerita rakyat Pangeran Maoneng merupakan warisan budaya tak benda yang belum banyak diketahui masyarakat, terutama masyarakat Kabupaten Pemalang. Tim KKN UNNES GIAT 2 Desa Tumbal tertarik untuk membuat wajah baru dari cerita rakyat ini. Sehingga diharapkan masyarakat, khususnya remaja yang terdiri dari anak-anak kelas 4-6 SD, dan anak-anak kelas 7-9 SMP, dapat lebih mengenali cerita kebudayaan mereka dengan cara yang lebih menarik dan tidak membosankan.Â
"Buku ini terdiri dari 40 halaman. Kami menyusun buku ini dengan gambar yang merupakan hasil karya dari Bintang Falikh Adikusuma, anggota kelompok kami yang berkuliah di Seni Rupa - DKV. Sehingga ilustrasi-ilustrasi yang terdapat dalam buku merupakan hasil imajinasi dari Bintang sendiri, dan tidak mengambil dari sumber mana pun. Kemudian, kami juga menyusun cerita dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dengan harapan, siswa dapat memepelajari kosakata-kosakata baru melalui buku tersebut. Apalagi, saat ini banyak sekolah yang tidak ada mata pelajaran bahasa Inggris" kata Lala Puspita Sari selaku kormades Tim KKN UNNES GIAT 2 Desa Tumbal.
Proses pembuatan buku ini dimulai dari pencarian sumber cerita, menentukan cerita dari sumber mana yang akan dimasukkan, penyusunan naskah, pembuatan ilustrasi, penerjemahan naskah dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, pembuatan kata pengantar, review keseluruhan isi buku, dan finishing. Â Dikarenakan kami juga harus sembari menyelesaikan program kerja kami yang lainnya, sehingga proses pembuatan buku ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih selama 1 bulan. Sebelum memulai membuat ilustrasi, Tim KKN UNNES GIAT 2 sedikit kesulitan untuk menentukan cerita mana yang akan dimasukkan ke dalam buku. Dikarenakan terdapat beberapa versi cerita, akhirnya kami memutuskan untuk memasukkan cerita yang bersumber dari Kemendikbud.Â
Pada tanggal 10/9/2022, kami mendistribusikan buku ini ke SDN 02 Desa Tumbal, dan SMPN 04 Comal. Kemudian pada tanggal 12/09/2022, kami distribusikan buku ini ke SDN 01 Desa Tumbal. Karena jumlah buku yang kami distribusikan tidak banyak, sehingga kami meminta kepada pihak sekolah untuk meletakkan buku ini di perpustakaan. Selain supaya tetap terjaga dan tidak rusak, harapannya siswa dapat lebih semangat lagi untuk mengunjungi perpustakaan.
Kepala Sekolah sangat berterimakasih kepada kami sebagai penyusun buku ini, dikarenakan masih sangat jarang sekali mahasiswa KKN yang meninggalkan kenang-kenangan untuk sekolah berupa buku yang dapat menjadi bahan belajar buat mereka. Para siswa juga sangat suka akan ilustrasi yang terdapat dalam buku. "Kak gambarnya bagus. Aku mau diajarin gambar kaya gini" kata salah satu siswa. Harapannya buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh siswa, dan ketika mereka membaca buku ini akan teringat dengan kakak-kakak KKN UNNES Desa Tumbal 2022.