Mohon tunggu...
Laksito Hedi
Laksito Hedi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta di properti

hal terbesar bukanlah atas apa yang didapatkan, tetapi atas apa yang diberikan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar Besar dari Orang Kecil

16 Juli 2011   03:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:38 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini adalah cerita tentang sebuah keluarga. Sejujurnya saya tidak tahu nama masing-masing mereka. Sepasang suami istri yang sehari-harinya menafkahi hidup mereka dengan membuka toko kelontong. Dan kebetulan saya adalah orang yang cukup sering belanja ke sana. Yah…untuk sekedar beli mie instan (maklum mahasiswa.hehe) atau goreng-gorengan kalo lagi pengen ngemil.

Saya memanggil mereka cukup dengan ‘Pak’ dan ‘Bu’. Menyesal juga sampai sekarang tidak mengetahui dengan pasti nama mereka, padahal saya sering berinteraksi dengan mereka. Beliau-beliau ini selain membuka toko kelontong seharian, juga setiap pagi hari mereka berjualan nasi kuning di depan tokonya. Nah berhubung saya sering bingung mencari sarapan (dan sering malas memasak sendiri) jadinya saya beli nasi kuning di sini.

Kebiasaan membeli sarapan disini lah yang membuat saya kenal dengan mereka, karena saya jadi sering ngobrol-ngobrol. Mereka pernah bilang ke saya bahwa mereka berjualan nasi kuning dikarenakan kalau sekedar membuka toko kelontong saja tidaklah cukup membiayai kehidupan sehari-hari mereka (dan lagi memang toko mereka kecil sih). Apalagi sekarang banyak dibuka minimarket-minimarket yang tentunya lebih sering didatangi oleh orang-orang karena lebih lengkap, praktis dan terkesan modern. Jadilah penghasilan toko kecil seperti milik mereka semakin berkurang (dalam hati langsung ngerasa gak enak, berhubung saya emang lebih sering belanja di minimarket juga.hehe.maaf pak bu!)

Toh pada faktanya mereka terlihat sangat ikhlas dalam menjalani hidup mereka. Untuk informasi tambhan, rumah tempat mereka tinggal ya toko mereka tersebut, yang berukuran tidak lebih dari 4×4 meter.Saya yakin kalau saya yang dalam kondisi seperti itu saya merasa sumpek. Tapi ternyata tidak buat mereka. Saluuuut…!!

Dari cerita mereka saya menjadi mengambil banyak nilai moral. Bersyukur adalah hal pertama yang saya sadari, karena mau seperti apapun kehidupan saya jauh lebih baik dibanding mereka. Selain itu saya jadi belajar bahwa mau bagaimanapun Allah mengatur kehidupan kita, ya kita harus ikhlas dalam menjalaninya dan tetap beikhtiar untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.  Karena rezeki setiap hamba telah dijamin oleh Allah. Allah pun telah menetapkan kadar dan takaran bagian atau porsi rezeki tiap hamba (Coba lihat Al-Quran surat Hud ayat 6).

Terimakasih ya Pak dan Bu ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun