Mohon tunggu...
Laksita Wikan Nastiti
Laksita Wikan Nastiti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan 2011."tindakan adalah wujud usaha. usaha menuju neraka atau surga" @laksitawii

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bagaimana dengan Buku Bajakan ?

7 Desember 2012   01:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:04 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku ? Siapa yang tidak mengenal nama itu. Sebagai masyarakat yang pernah menginjak bangku sekolah, mendengar nama itu adalah hal yang tak asing lagi. Buku sebagai syarat penting bagi mahasiswa. Jika di umpamakan mahasiswa sebagai bunganya dan buku sebagai tangkainya. Bunga takkan bisa bediri tanpa tangkai, begitu pula mahasiswa yang sangat membutuhkan buku sebagai topangan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasannya. Seperti pepatah yang sering kita baca atau dengar bahwa “buku adalah jendela dunia”.

Buku sebagai menu utama bagi mahasiswa, tentu akan berusaha membeli menu tersebut supaya kebutuhan ilmu pengetahuan tercukupi.Membeli buku bukan perkara mudah bagi pelajar atau mahasiswa yang memiliki uang pas-pasan. Ketika keinginan untuk memiliki buku muncul, kita akan mengupayakan berbagai cara untuk memiliki buku, salah satunya dengan membeli buku bajakan. Membeli buku bajakan memiliki sisi positif dan negatif bagi mahasiswa.

Membicarakan sisi buruk terhadap sesuau hal tentu akan menemukannya banyak sekali, termasuk dalam buku bajakan. Membeli sesuatu benda yang tidak asli tentu sudah diragunakan dengan kualitas yang dihasilkan dari benda itu, begitu pula dengan buku. Sesuatu yang tidak asli seperti buku bajakan memiliki beberapa kelemahan dalam kualitasnya seperti halnya, tidak awetnya buku dengan kertas yang mudah lepas dari sususannya, selain itu kertas yang digunakan pun juga dengan kualitas yang kurang baik. Kertas yang memiliki kualitas buruk nampak tidak bersih, kertasnya terlihat kotor dengan terdapat seperti noda kecil-kecil yang mengganggu pemandangan. Selain kertas yang digunakan buruk ada juga cetakan tulisan buku yang tidak nyaman saat dibaca. Seperti yang sering dijumpai dalam buku bajakan, terkadang menemukan cetakan tulisan yangkurang terlihat atau samar-samar, Selain itu terkadang cetakan tulisannya tembus ke kertas sebaliknya. Dijumpai juga cetakan buku yang miring-miring tidak rata kanan-kirinya. Hal-hal tersebut membuat kita tidak nyaman untuk membaca dan menikmati kata demi kata yang tertuang dalam buku tersebut.

Sesuatu hal yang sudah berangkat dari sebuah kesalahan dapat berakibat buruk bagi orang lain dan diri sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa pembelian buku bajakan dapat berimbas pada pembeli buku yang tidak merasakan kenyamanan pada cetakan buku, selain itu negatifnya buku bajakan juga berdampak pada si pembajak buku itu sendiri.Sudah dituliskan dalam setiap buku yang dicetak oleh penerbit secara resmi, pelanggaran dalam pembajakan buku akan mendapatkan sanksi sesuai dengan Undang-Undang yang ada di Indonesia. Sanksi tersebut dapat berupa uang denda atau hukuman pidana penjara. Selain memperumit hidup sendiri setelah melakukan pembajakan buku, pembajak juga merugikan para penulis buku. Jika penerbit buku resmi mencetak buku, penulis akan mendapatkan royalti dari buku yang kita beli, namun jika membeli buku bajakan royalti hanya untuk pembajak buku, sedangkan royalti yang diperoleh adalah salah satu bukti penghargaan kita untuk penulis.

Jika membahas keburukan terhadap suatu hal tentu tidak akan ada habis-habisnya. Sesuatu hal yang negatif juga mempunyai sudut pandang penilaian yang positif, seperti halnya dalam buku bajakan. Buku bajakan juga mempunyai nilai positif. Bagi mahasiswa yang ingin memiliki buku namun tidak mempunyai biaya untuk membeli buku asli, buku bajakan dapat menolong karena memiliki sampul yang mirip sekali dengan cetakan asli serta harganya yang miring karena sekarang ini jika fotocopy dari buku asli jatuh harganyapun dapat lebih mahal dari buku bajakan. Manfaat yang diperoleh bukan saja hanya dari wujud benda tersebut, tetapi juga isi dari buku itu. Ketika kita membaca buku asli atau palsu tentu isi didalamnya tetap sama yang tentunya dapat menunjang ilmu dan wawasan mahasiswa. Jika sudah diserap sebagai ilmu pengetahuan tentu tidak nampak ilmu itu asli atau palsu semua akan sama saja. Jika kita bertemu dengan orang yang pandai karena memiliki ilmu pengetahuan yang luas dari membaca buku, kita juga tidak akan menanyakan apakah buku yang kamu baca asli atau bajakan yang dapat membuat kamu sepandai ini. Itu jika sudah berbicara tentang manafaat dari buku bajakan.

Buku bajakan memang mempunyai menfaat tersendiri, namun sebagai mahasiswa yang dianggap mempunyai intelektual tentu dapat memilih mana yang terbaik antara benda itu asli atau bajakan. Tentunya ilmu akan bermanfaat dan tidak merugikan orang lain serta tidak memperumit diri sendiri dengan kekurangan yang ada di buku bajakan lebih baik jika kita membeli buku asli karena kita juga akan belajar menghargai karya orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun