Mohon tunggu...
Laksita Kinasih
Laksita Kinasih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknologi Pangan UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penanganan Buah Naga Pascapanen dalam Upaya Menjaga dan Meningkatkan Kualitasnya

13 Desember 2023   12:05 Diperbarui: 13 Desember 2023   12:11 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis sehingga menjadi salah satu negara penghasil buah-buahan yang berpotensi besar di pasar internasional. Pertumbuhan pasar produk hortikultura seperti buah-buahan saat ini semakin berkembang pesat. Jenis buah-buahan yang dihasilkan di Indonesia sangatlah beragam, salah satunya adalah buah naga yang menjadi komoditas unggulan. Buah naga merupakan komoditas unggulan Indonesia dengan produksi terbesar di Banyuwangi yang mencapai 28.819 ton pada tahun 2014 (Lestari dan Santoso, 2018). Buah naga mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 2000 dan bukan dari budidaya sendiri tetapi di impor dari Thailand. Pembudidayaan tanaman ini relatif mudah. Pembudidayaan dan pengembangan buah naga di Indonesia sangat mendukung karena beriklim tropis. Tanaman ini mulai dikembangkan pada tahun 2001 di daerah Jawa Timur. Buah naga merupakan buah dengan kombinasi rasa asam dan manis yang mengandung senyawa antioksidan, polifenol, flavonoid, dan vitamin c yang tinggi. Mengonsumsi buah naga sangat bermanfaat bagi kesehatan karena dapat membantu mengendalikan penyakit kronis, meningkatkan kesehatan saluran pencernaan, dan meningkatkan kekebalan tubuh. 

Pengembangan budidaya buah naga di Indonesia dapat membantu meningkatkan perekonomian petani maupun negara. Budidaya buah naga di Indonesia relatif mudah karena iklim tropis yang dapat mendukung pertumbuhannya. Namun, penanganan dan penyimpanan pascapanen produk pertanian menjadi salah satu tantangan yang banyak dihadapi petani Indonesia. Penanganan dan penyimpanan pascapanen buah di Indonesia belum dilakukan dengan cukup baik. Hal ini membuat 25-28% buah dari jumlah total panen mengalami kerusakan pascapanen. Kerusakan tersebut meliputi susut bobot buah, perubahan sifat organoleptiknya, dan penurunan nilai gizi. Oleh karena itu, perlu memperhatikan penanganan dan penyimpanan buah naga pascapanen agar kualitasnya terjaga sehingga meminimalisir kerusakan buah yang dapat membuat kerugian. Selain meningkatkan kualitasnya, penanganan dan penyimpanan buah naga pascapanen yang sesuai dapat memperpanjang masa simpannya.

Proses penanganan dan penyimpanan pascapanen dilakukan dengan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk memperlambat proses penuaan buah, menghindari kerusakan yang dapat terjadi selama penyimpanan, dan menjaga kebersihan buah agar tetap higienis. Buah naga sangat mudah rusak karena kandungan airnya yang tinggi sehingga rentan terhadap pelunakan, pengurangan nutrisi, reaksi oksidatif, kontaminasi mikroba, dan pembusukan. Pelunakan buah selama penyimpanan disebabkan oleh aktivitas enzim poligalakturonase yang menguraikan protopektin dengan komponen utama asam poligalakturonat menjadi asam-asam galakturonat. Buah naga hanya mampu bertahan hingga 10 hari pada suhu ruang. Untuk memperpanjang masa simpan dan tetap mempertahankan kualitas buah, diperlukan penanganan yang tepat seperti penyimpanan suhu rendah dengan kombinasi pengemasan atmosfer termodifikasi. Pengemasan yang baik adalah pengemasan yang dapat mempertahankan kualitas buah dan memiliki daya simpan yang lama. Pengemasan atmosfer termodifikasi merupakan pengemasan menggunakan plastik dengan permeabilitas yang dapat mengurangi pertukaran gas sehingga mengubah kondisi atmosfer dalam kemasan. Pengemasan atmosfer termodifikasi akan meningkatkan CO dan mengurangi O yang akan menunda penuaan buah, menekan laju respirasi dan produksi etilen, serta memperlambat pelunakan buah. Sutrisno dan Purwanto (2011) mengatakan bahwa komposisi atmosfer yang disarankan untuk penyimpanan buah naga adalah 2-4% untuk O dan 6-8% untuk CO. Pengemasan menggunakan stretch film untuk menghasilkan buah naga yang lebih baik. 

Buah naga biasanya disimpan pada penyimpanan suhu rendah untuk memperpanjang masa simpannya. Suhu simpan yang optimum perlu diperhatikan agar dapat mengurangi kerusakan produk. Digunakan suhu penyimpanan optimum sebesar 10C untuk menghindari chilling injury. Suhu di bawah 0C tidak cocok untuk penyimpanan buah karena pada suhu tersebut air yang terkandung di dalam buah akan membeku. Ketika buah diletakkan pada suhu ruang, air yang membeku akan mencair namun pori buah tetap membesar akibat pembekuan air sehingga menyebabkan kerusakan pada buah. Dengan menggunakan metode tersebut, kualitas buah naga pada hari ke-25 dinilai masih baik dan layak untuk dikonsumsi.

Pemetikan buah naga perlu dilakukan dengan memperhatikan waktu yang tepat sesuai dengan tingkat kematangan yang optimal. Buah yang dipetik terlalu cepat belum mencapai kualitas penuh, sedangkan buah yang dipetik terlalu lama akan mengakibatkan kerusakan dan mengalami penurunan kualitas. Buah naga yang dipanen terlalu lama kadar airnya akan berkurang sehingga tingkat kesegarannya juga ikut mengalami penurunan. Buah naga merupakan buah jenis non klimaterik sehingga bila dipanen saat belum waktunya tidak akan menjadi matang. Pemetikan buah naga yang ideal dilakukan pada saat kematangan baru mencapai 80-90% karena akan membuat buah lebih tahan dalam penyimpanan. Pemetikan juga harus dilakukan secara hati-hati karena isi buah naga sangat lunak dan mudah rusak meskipun tampilan luar buahnya keras. Oleh karena itu, pemanenan harus dilakukan pada tingkat kematangan yang optimum.

Penyortiran atau seleksi pada buah naga harus dilakukan saat penanganan pascapanen karena sangat berkaitan dengan kualitas dan daya tahan buah. Penyortiran akan memisahkan buah dengan kondisi cacat atau rusak yang dapat mengakibatkan sumber penyakit dan merusak buah-buahan yang lainnya jika ditempatkan secara bersamaan. Dengan penyortiran, penyebaran penyakit pada buah saat penyimpanan dapat dicegah. Selain itu, penyortiran juga dapat membantu meningkatkan kualitas keseluruhan produk karena memastikan buah naga yang akan dipasarkan hanyalah buah naga dengan kualitas yang baik dan sesuai standar. 

Ruang penyimpanan buah naga pascapanen juga perlu diperhatikan karena berperan penting dalam menjaga kualitas buah naga saat penyimpanan. Dengan mengelola ruang penyimpanan, suhu dan kelembaban pada ruangan sesuai dengan penyimpanan buah naga. Kelembaban yang sesuai akan mencegah tumbuhnya mikroorganisme seperti jamur yang dapat merusak buah naga. Kondisi penyimpanan yang tepat juga akan memperlambat proses penuaan buah. 

Dengan menerapkan kombinasi metode penanganan dan penyimpanan buah naga pascapanen dengan tepat, diharapkan akan dihasilkan pula buah naga yang memiliki masa simpan panjang, terhindar dari kerusakan fisik, serta kualitas dan mutunya tetap terjaga sehingga dapat dipasarkan dengan baik dan akan meningkatkan perekonomian petani dan negara. Pengemasan atmosfer termodifikasi, penyimpanan suhu rendah, pemetikan sesuai kematangan optimum, serta penyortiran atau seleksi merupakan metode yang tepat untuk dilakukan. Perlu dilakukan penyuluhan lebih lanjut kepada para petani di Indonesia untuk melakukan penanganan buah naga hasil panen dengan tepat untuk mengurangi kerugian. Selain itu, sebelum melakukan proses penyimpanan sebaiknya perlu diperhatikan kondisi fisik buah naga dan tempat penyimpanan yang baik agar tidak mudah terkontaminasi.

Referensi :

Lestari, A. S., & Santoso, E. B. 2018. Identifikasi Aliran Nilai Tambah Komoditas Unggulan Buah Naga di Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Teknik ITS. 7(2) : 119-124.

Purwanto, E. G. M. dan Sutrisno. 2011. Kajian Penyimpanan Buah Naga (Hylocereus costaricensis) dalam Kemasan Atmosfer Termodifikasi. Jurnal Keteknikan Pertanian. 25(2) : 127-132.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun