Mohon tunggu...
Laksita Gama Rukmana
Laksita Gama Rukmana Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

hai selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Seni

Puisi Kota, Playlist Refleksi Penutup Tahun 2024

26 November 2024   14:56 Diperbarui: 26 November 2024   14:59 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagai puisi, mimpi harus dikejar
Tapi kau merasa berlari ditempat
Jangan hiraukan, kata-kata mereka
Mungkin hidup ini memang begini

Kutipan lirik lagu bertajuk Puisi Kota yang dinyanyikan Maudy Ayunda dan Iwan Fals baru saja selesai kudengarkan di tengah hujan yang deras di kota tempatku merantau. Ternyata ini memang lagu baru, lagu yang akhirnya kuputar lagi bahkan berulan-ulang.

Setiap tempat pasti punya cerita bagi seseorang, termasuk sebuah kota. Bangunan yang mungkin butuh proses untuk jadi atau bahkan di renovasi, warna-warni cat yang punya karakter, cuaca yang terus berubah dan segala hal yang kita lakukan yang ada disana.

Melampaui waktu dengan durasi yang tidak sebentar, berada di sebuah kota kita jadi punya banyak memori seperti di lagu Puisi Kota ini. Tidak hanya infrastruktur yang melekat di pandangan mata, namun juga tentang siapa saja yang berada disana. Tentang pertemuan baru yang banyak, sekaligus tentang sesuatu yang akhirnya menjadi perpisahan.

Berada di sebuah kota pasti ragam perasaan pernah kita rasakan. Dari tersenyum sederhana karena bersyukur, tertawa terbahak sampai sakit perut karena hal yang super lucu, menangis semalam karena hal yang begitu berat, hingga perasaan berputus asa tak tau arah jalan melanjutkan kehidupan.

Lagu Puisi Kota ini sukses jadi lagu penutup akhir tahun 2024 yang sederhana tetapi penuh makna, tentang seseorang yang berada di mode sendirian. Lagu ini mendeskripsikan perasaan orang-orang yang berada di persimpangan dalam menjalani kehidupan. Pertanyaan "sampai kapan" , atau sekadar "besok bagaimana" , atau bahkan "kemana lagi hari esok".

Setiap lirik dalam lagu Puisi Kota mengantarkan afirmasi untuk terus melangkah dan berjalan kaki meskipun terkadang terasa lelah. Lagu yang cocok didengarkan saat malam hari untuk merenung, atau saat sedang gerimis sambil menikmati langit.

Lagu Puisi Kota juga mengajarkan bahwa dalam hidup banyak hal yang diluar kuasa kita, akhirnya kita hanya bisa menjalaninya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun