Mohon tunggu...
laks anime
laks anime Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bermain Bola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melawan Rasa Yakut, Menyiasati Kekhawatiran

27 Desember 2022   10:24 Diperbarui: 27 Desember 2022   10:32 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat mula pertama menjadi  mahasiswa, saya sempat dihinggapi rasa takut dan khawatir. Takut jika keputusan kuliah merupakan keputusan yang salah, khawatir jika gara-gara keputusan ini penghidupan dan pendapatan keluarga jadi terganggu. Saat memutuskan untuk kuliah, disaat ekonomi pas Pasan,dan kuliah tanpa seorang ayah, Jika rencana saya gagal, berarti saya mengecewakan ibu saya.

Saat pertama kali duduk di bangku perkuliahan saya takut, Takut nggak mengerti bahasanya, dan  komunikasinya. Padahal sudah pernah duduk d bangku SMP dan SMA tapi rasanya beda bangat.

Ada banyak hal yang membuat saya takut, sejak saya kecil hingga dewasa. Bentuknya juga bermacam-macam. Karena rasa takut itu, saya cenderung untuk tidak mau menonjol, tidak mau ikut kegiatan, tidak mau melakukan hal-hal yang saya anggap akan membuat saya tambah takut.

Saya tidak mau aktif, karena khawatir ditunjuk jadi ketua kelas atau ketua kelompok atau ketua kegiatan. Nanti jadi banyak beban. Saya lebih baik jadi anak buah saja, tidak usah memikirkan tanggung jawab, tidak perlu dimarahi, tinggal ikut apa perintah ketua.

Padahal, rasa takut dan khawatir itu bukan sesuatu yang salah. Itu adalah perlindungan natural kita untuk mencegah hal-hal yang buruk. Yang menjadi masalah adalah jika kita malah tersandera oleh rasa takut dan khawatir sehingga malah berhenti beraktivitas atau tidak mau mengambil resiko, tanggung jawab dan petualangan baru.

Rasa takut dan khawatir itu wajar. Untuk menyiasatinya, kita bisa berusaha belajar untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya.
 Setelah saya duduk di bangku perkuliahan,tak terasa saya mulai berproses, dan saya mulai menyusun persiapan bagaimana kedepannya.
Dari persiapan itu, saya tinggal memutuskan, apakah saya berhenti melanjutkan perkuliahan ini dengan resiko penyesalan di masa tua karena saya tidak mencoba hal tersebut ataukah saya memilih untuk mencoba melanjutkannya, dengan meminimalisir resiko yang ada. Akhirnya saya memutuskan untuk tetap kuliah.
Jadi jangan karena rasa takut lantas kita diam tidak mau melakukan apapun. Jangan karena khawatir kita lantas serba cari aman. Perahu kan nggak jalan kalau dia ada di dermaga terus. Dia jalan kalau dibawa ke laut, diterpa angin dan ombak. Sepanjang kita siapkan sebaik-baiknya, kita harusnya bisa menyiasati rasa takut dan khawatir itu karena kalaupun hasilnya tidak sesuai harapan, kita bisa mendapat pembelajaran dari hal itu.

Kalau kita sudah mencoba yang terbaik, soal hasil kan tinggal mengikuti jalan takdir kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun