Sekarang kita boleh sedikit lega karena berkat penemuan umat manusia dalam bidang teknologi, algoritma, A.I, machine learning, dan sebagainya telah berhasil mengotomasi berbagai pekerjaan manusia sehingga produktivitas menjadi lebih mudah.Â
Saya mengambil contoh sebuah algoritma dalam sebuah software yang mampu mengotomasi perhitungan rumit yang dulunya hanya dilakukan secara manual dengan microsoft excel.
Disadari atau tidak, sekarang kita telah memasuki Era Kreativitas. Sebuah era di mana pekerjaan manusia yang dilakukan secara repetisi atau perulangan telah dapat di otomasi. Dan sisi positif dari pengotomasian tersebut adalah kita akhirnya memiliki tenaga dan pikiran luang untuk melakukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh manusia: menjadi kreatif.
Transisi ke Era Kreativitas ini jelas akan membawa perubahan besar dalam segala bidang dan pola perilaku manusia. Semua saling berlomba untuk menciptakan sistem yang dapat membuat hidup menjadi lebih mudah dan praktis. Salah satunya adalah sistem transaksi barang yang mengalami pergeseran media dari offline ke online.
Kini melakukan transaksi barang via online semudah menyentuh jari ke layar smartphone dan tak terbatas jarak dan waktu. Bahkan sudah menjadi hal yang lazim bila kita mampu memesan barang dengan jarak ratusan kilometer hingga antar pulau setiap harinya selama 24 jam. Bila kita berada di 10 tahun yang lalu, hal ini seperti mimpi di siang bolong.
Maka tak heran, saat ini e-commerce berkembang begitu pesat dan menawarkan berbagai macam produk kreatif. Kita mulai terbuka terhadap brand-brand kecil yang dipersonalisasi sebagai subtitusi dari brand besar yang sudah mainstream. Beberapa toko offline maupun perusahaan besar pun turut meramaikan kancah e-commerce dengan memasang produk-produknya sebagai bagian dari diversifikasi pemasaran.
Pertumbuhan mereka jelas tak lepas dari peran jasa logistik. Tanpa manajemen logistik yang baik dan canggih, mustahil e-commerce dapat berkembang.
J&T Express sebagai salah satu penyedia jasa logistik di Indonesia terus berinovasi dalam meningkatkan infrastruktur, sistem, dan teknologinya. Seperti penggunaan Mesin Sortir Otomatis, Integrated Tracking System, dan lebih dari 2000 Drop Point di seluruh Indonesia.
Salah satu contoh teknologi otomasi yang berhasil diterapkan oleh J&T Express adalah Mesin Sortir Otomatis yang mampu menyortir sebanyak 30.000 paket setiap jamnya ke 180 destinasi wilayah.Â
Dalam sehari, sebuah Kantor Pusat Sortir J&T Express mampu menyortir sekitar 600.000-700.000 paket. Pekerjaan yang membutuhkan repetisi atau perulangan yang biasanya dilakukan oleh manusia kini telah digantikan oleh mesin. Dalam hal ini, efisiensi tenaga kerja, waktu, dan biaya tentunya semakin lebih baik.
Di masa lalu, logistik hanya tentang memindahkan paket dari suatu tempat ke tempat lain saja. Namun berkat implementasi J&T Express Tracking System yang teritegrasi dengan database, aplikasi mobile, website, dan berbagai online marketplace yang menjadikan transparansi dan sinkronisasi mengambil peranan yang penting.Â