Mohon tunggu...
Mimin Mumet
Mimin Mumet Mohon Tunggu... lainnya -

Life's a journey from birth to death!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gak Ada Mall, Toko pun Jadi

25 November 2011   15:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:12 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tinggal di daerah terpencil seperti ini memang bikin keki. Mau ke mana mana serba jauh. Paling banter 7 menit ke pasar sebelah. Saya biasa menyebut pasarnya Walmart. ******** Kemarin warga sekitar tempat tinggal merayakan Hari Raya atau Thanksgiving. Saya menyebutnya hari Raya. Entah benar atau tidak. Keluarga berkumpul bersama. Makan makan kalkun. Menurut cerita tetangga. Ini adalah hari bersyukur setelah masa panen berlalu. Sehari setelahnya barulah ada yang namanya Jum'at Hitam atau Jum'at gelap. Tetangga saya menyebutnya Blackfriday. Waktunya belanja awal musim di akhir tahun. Belanja besar besaran. Kalau kata mereka. Kalau kata saya. Mumet dah ** nyengir **. Sepertinya ini sudah menjadi tradisi turun temurun. Setelah Thanksgiving yang selalu di ikuti dengan Blackfriday. Waktunya berburu barang murah. (?) Kalau bagi saya biar kata sudah di diskon tetep saja mahal. Maklum penganut paham gratisan ha ha ha Tertarik dengan yang namanya berburu ini seperti apa. Dingin dingin juga keluar ke toko. Mikir mikir kalau ke Mall kejauhan. Untung ada toko terdekat yang mulai memberikan diskonya jam 10pm sampai jum'at siang. Angin tak terlalu kencang di luar. Tapi lumayan cukup membuat wajah ini merinding beku. Hari hari biasa tak susah nyari tempat parkir. Tapi malam ini terpaksa harus parkir di belakang gudang. Gak ada Mall toko pun jadilah. Di toko ini hampir 90% barang yang di jual adalah made in China. Tetangga saya mengandaikan , Walmart sebagai made in China juga. :))  **kreatip. Begitu masuk ke toko belanjaan.. Wuaahhh............ Ternyata sudah rame. Tak ubahnya seperti pasar Wonokromo ramenya. Semua pengunjung toko sudah pada antri mau ke kasir. Dengan barangnya yang penuh di troly. Saya sendiri berjalan cepat cepat ke tempat peralatan dapur. Biasa nih Emak emak yang di tuju kalau ada beginian pasti Household. Cuman sayang harus kecewa. Karena ternyata barang yang saya inginkan gak ada yang di diskon. Artinya tetep sama seperti harga biasanya. Pingin keranjang cucian yang ada rodanya. 15 Dollaran. Yah , ngarep siapa tau ada diskon 70% kan lumayan. Ternyata gak di diskon sama sekali. **curcol dikit. Pengunjung toko kebanyakan pada berburu video game dan mainan anak anak. Ada beberapa barang elektronik yang di diskon. Sepertinya kurang menarik perhatian mereka. Entah kenapa mungkin karena diskonya di awal jam masih rendah. Sekitar 20% saja. Baru di tengah malamnya diskon naik ke 50% dan mendekati Subuh menanjak pada 70% .Beberapa barang tidak di jual berbarengan. Barangnya pun harus antri menunggu jam. Misal. printer di jual di jam 00.00. Dua jam sebelumnya kebanyakan yang di jual taperware, pigura dan berbagai mainan anak anak juga video game. Karena gak dapat barang yang di inginkan. Yah akhirnya pulang. Di hari hari biasa kasir di atas ( gb ) tidak sampai beroperasi penuh. Tapi malam ini saya lihat perbedaanya. Sekarang semua kasir terbuka dengan antrian panjang. Kebayang sampai pegel nunggu antri kasirnya. Beli barangnya lumayan murah dan cepat. Antri kasirnya kaki bisa kesemutan.Terlihat di poto bawah, si Emak yang berambut pirangpun lebih memilih ngeburu panci dari pada tipi. Coba kalau si penghuni perut itu juga ikutan di diskon. Pasti tidak akan seperti di anak tirikan. ******* Bagaimana dengan toko lainya? Mall? Entahlah...Saya belom sempat ke sana. Dan tidak akan sempat. Karena bisa juga belanja ol dengan diskon yang sama. Jadi tidak harus ke toko dan antri. ket poto : Dok pri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun