Spend now, worry later adalah sebuah prinsip yang dipegang oleh sebagian besar generasi muda. Prinsip ini merupakan pola pikir yang mengutamakan kesenangan sesaat dibandingkan memikirkan keuangan jangka panjang. Seringkali, kita merasakan berbagai kecemasan sehingga kita memilih untuk mengatasinya dangan menghamburkan uang. Fenomena tersebut disebut dengan istilah  doom spending
Doom spending adalah kegiatan konsumsi yang bersifat impulsif untuk mengatasi perasaan negatif terkait ekonomi, politik, atau isu-isu lainnya yang menimbulkan tekanan. Berbelanja selalu menjadi cara yang mudah dan sederhana untuk menenangkan diri, kita juga memiliki keyakinan bahwa membeli barang baru dapat meningkatkan suasana hati kita dan menyelesaikan masalah kita. Doom spending seringkali dikaitkan dengan generasi Z dan milenial yang cenderung lebih mungkin melakukan perilaku ini dibandingkan generasi yang lebih tua, meskipun rata-rata mereka belum memiliki pendapatan yang stabil dan kekayaan yang lebih sedikit dibandingkan generasi sebelumnya. Menurut Intuit's Prosperity Index Study, 73% generasi Z memilih untuk tidak menetapkan tujuan jangka panjang, termasuk merencanakan masa pensiun. Namun, generasi Z bukan satu-satunya yang mencari pelarian melalui doom spending, lebih dari seperempat dari seluruh warga Amerika mengakui bahwa mereka menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak diperlukan sebagai cara untuk sejenak melarikan diri dari stress.Â
Tentu saja, doom spending tidak akan pernah menjadi solusi untuk masalah kita. Inilah yang membuat banyak orang terjebak dalam siklus tidak sehat, terus-menerus berbelanja demi mencari pelarian instan. Seperti yang diungkapkan Leach, "Jika membeli sesuatu benar-benar membuat kita merasa utuh, kita seharusnya sudah berhenti melakukannya. " Namun, karena sifat manusia yang konsumtif, kita tidak pernah merasa puasdan terjebak dalam lingkaran yang sama, terus-menerus mengejar tren dan sering kali merasa menyesal atas pembelian yang telah kita lakukan.
Cara Mengatasi Doom Spending:
Batasi Penggunaan Ponsel
Di tengah derasnya informasi dan hal-hal menarik yang ditawarkan oleh media sosial, penting untuk menilai kembali hubungan Anda dengan ponsel. Sebagai saran dari Bain, "Perhatikan aplikasi, influencer, dan aktivitas mana yang menguras energi Anda dan mendorong perilaku berbelanja. " Saya pribadi tidak mengunduh aplikasi belanja di ponsel saya, bahkan media sosial pun saya hindari. Jika hal tersebut terasa sulit bagi Anda, mulailah dengan menghapus pengaruh komersial dari feed Anda, dan alihkan perhatian Anda kepada konten-konten yang inspiratif dan memperluas wawasan.
Terlibat Dalam Komunitas Sosial
Cobalah untuk lebih aktif dalam suatu komunitas . "Tindakan yang membantu orang lain tidak hanya memberikan manfaat bagi mereka, tetapi juga dapat membantu mengalihkan perhatian Anda dari pikiran negatif, sekaligus membawa kebahagiaan yang lebih mendalam---kebahagiaan eudaimonik," ungkap Terrelonge. "Melalui ini, Anda akan mendapatkan kesempatan untuk melihat dampak positif yang bisa Anda ciptakan di dunia, meskipun dalam situasi sulit saat ini, kita tetap dapat berkontribusi untuk melakukan perubahan.
Buat Rancangan Finansial
Menggunakan pengeluaran untuk mengatasi stress membuat Anda menghadapi lebih banyak masalah keuangan di kemudian hari. Namun, dengan mengambil langkah-langkah untuk menciptakan kondisi finansial yang lebih aman, Anda bisa mengurangi tingkat kecemasan yang Anda rasakan. Meskipun menabung 10% atau 15% dari pendapatan Anda untuk masa pensiun mungkin tidak realistis saat ini, menyisihkan bahkan sejumlah kecil uang pun bisa memposisikan Anda dalam keadaan finansial yang lebih baik daripada tidak menabung sama sekali. (Cobalah kalkulator kami untuk melihat bagaimana investasi kecil dapat membawa dampak signifikan seiring berjalannya waktu.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H