Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Tradisi Berebut Ketan Kuning dan Melati Agar Cepat Nikah

5 September 2016   14:41 Diperbarui: 5 September 2016   16:59 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
panganaan dulangan pengaantin. dokpri

Entah sejak kapan berebut ketan kuning  di kota Kebumen, Jawa Tengah menjadi tradisi. Konon panganan tersebut dipercaya dapat membuat enteng jodoh bagi yang memakannya. Boleh percaya boleh tidak ini hanyalah sebuah mitos di salah satu daerah di pulau jawa yang ada di Indonesia tercinta ini. Namun ketan kuning yang ini bukanlah ketan kuning biasa dan bukan juga ketan kuning sembarangan yang di jual di pasar ataupun diwarung pinggir jalan. Ketan kuning yang ini merupakan ketan kuning milik sepasang pengantin yang baru saja menikah. Cei ceiiiiii...

Nah biasanya tuh saat pernikahan setelah acara akad nikah dan ijab kabul berlangsung ada acara suap-suapan bagi kedua mempelai. Suap-suapan ini jika di daerah Kebumen disebut "Dulangan" yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia ya suap-suapan. Namun dulangan ini bukanlah memakan nasi putih biasa melainkan dulangan tersebut berupa ketan kuning yang di hias dan diberi abon diatasnya serta telur rebus. 

Menurut orang jawa suap suapan tersebut melambangkan kebersamaan dan mengingatkan bahwa suami istri harus menikmati kebersamaan dan saling menyayangi dalam bahtera rumah tangganya. Susah senang dalam rumah tangga harus tetap di jaga kebersamaanya dan yang terpenting saling mengerti dan menyayangi. Ceilehhh ini baru yang namanya pernikahan bahagia, karena memiliki pasangan yang mengerti selamanya.

Kebetulan sekalian saat di tanah air saya sering menyaksikan acara seru berebut ketan kuning milik sepasang pengantin. Jika dulu seingat saya setelah acara Dulangan para ibu yang memiliki anak gadis yang belum menikah akan meminta izin kepada yang empunya hajat agar memperbolehkan anaknya memakan sisa dulangan pengantin. Para ibu ini berharap agar anak gadisnya cepat menyusul seperti sepasang pengantin tersebut agar cepat menikah juga alias anaknya jadi enteng jodohnya. Weee emang jodoh pakai timbangan ya? 

Berhubung tuh ketan kuning biasanya dibuat hanya sepiring saja jadilah siapa cepat dia yang bakalan kebagian, wkwk. Banyak para ibu yang memiliki anak gadis yang belum menikah bakalan kecewa kalau anaknya sampai gak bisa makan ketan kuning tersebut. Haha ayak ayak waee ya? Tradisi berebut ketan kuning ini telah turun temurun dilakukan hingga kini.

Beberapa kali pernah bertanya pada ibunda tercinta "emang bener kalau makan ketan kuning dulangan pengantin bisa cepet nikah, bu?" Ibunda hanya jawab "Ya, gak tahu juga? tapi kebanyakan yang makan ketan kuning gak lama kemudian segera menikah lho! seperti si ini dan si itu... bla bla bla (ibu mencontohkan beberapa nama) ya gak usah terlalu dipercaya inikan hanya lah mitos saja. Boleh percaya, boleh tidak. Namanya juga tradisi." 

Saya jadi ingat sebuah mitos juga yang mengatakan kalau mau cepat nikah coba saja curi kembang melati yang menjadi hiasan sepasang pengantin saat nikahan. Namun sayangnya kembang melati yang dijadikan ronce tersebut sekarang kebanyakan pakai kembang melati palsu jadilah gak asik lagi kalau dicuri mah, soalnya pasti kalau diambil ketahuan kan tuh kembang kuat banget. Beda kalau pakai kembang melati yang asli karena mudah di copotnya. Apalagi sekarang kebanyakan sudah sangat jarang orang yang menikah di pulau Jawa memakai kembang melati yang di ronce tersebut.

Nah bagi yang masih Jomblo dan ingin segera menikah boleh deh cara ini berebut makan ketan kuning pengantin. Sapa tahu saja segera menyusul menikah.

Salam Sya, 2016.09.05

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun