Bisnis kuliner adalah bisnis yang paling diminati oleh orang Korea, sayangnya karena terlalu banyak yang menggeluti bisnis ini menjadikan persaingan sangat sengit. Tren cara makan orang Korea yang lebih senang makan di restoran sambil berkumpul dengan teman atau keluarga menjadikan bisnis kuliner makin menjamur. Jika keluar rumah mudah sekali menemukan restoran ataupun warung pinggir jalan yang menjajakan berbagai kuliner yang menggugah selera.
Saya sering mendapatkan sebuah restoran yang masakanya menurut saya enak banget dan pemiliknya juga ramah, namun kenapa tak banyak yang datang? padahal menurut saya tempatnya sangat strategis. Ada lagi penyajian makananya sangat menarik namun rasanya biasa-biasa saja ini juga kenapa restoran sepi pelanggan? Setelah saya amati sebenarnya lokasi bukan menjadi masalah karena lokasi yang ramai belum tentu banyak pelanganya. Di Korea walaupun lokasinya di pojok dan gak kelihatan bisa juga kok diserbu pembeli bahkan sampai ngantri.
Karena kebiasaan orang Korea jika mereka puas saat makan di sebuah restoran maka mereka akan menceritakanya di media sosial dan sebaliknya kalau gak enakpun demikian. Jadi restoran-restoran di Korea berlomba-lomba memuasakan pelangganya.
Selera orang Korea itu sebenarnya mudah, yang paling utama adalah kebersihan, cita rasanya dan yang terakhir bagaimana penyajianya. Enak saja tidak cukup kalau tempatnya tidak bersih dan bersih saja tidak cukup kalau menyajikanya asal-asalan. Jadi ketiga syarat ini yang membuat sebuah restoran bisa ramai oleh pelangan atau jika salah satunya tidak terpenuhi maka terpaksa gulung tikar.
Heeemm kalau yang gak mampu bersaing ya wassalam deh. Jadi bagi orang yang hanya coba-coba menggeluti bisnis kuliner dijamin banyak yang nyerah dan terpaksa tutup.
Karena terlalu banyak restoran yang buka dan tutup timbulah sebuah peluang usaha baru yaitu toko perkakas bekas restoran dan perkakas bekas toko kue ataupun cafe. Awalnya hanya beberapa toko saja yang berada di jalan Hwanghak namun kini jalan tersebut yang berada diderah Sindang telah banyak yang menjual berbagai barang-barang bekas berupa furniture, kitchen set dan aneka perkakas dapur lainya serta barang-barang elektronik.
Mulai dari kulkas, oven, kompor listrik, etalase, sendok, garpu, piring, gelas, mangkuk, panci, wajan, sutil, pisau sampai nampan dan aneka perkakas lainya tersedia disana. Kursi, meja, etalase, lemari, tempat tidur ada juga dijalan Hwanghak. Saat ini ada lebih dari 500 toko yang menjual barang-barang bekas tersebut.
![perkakas dapur yang bikin ngiler. dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/06/23/untitledperkakas3-576b4f1f06b0bd02055a9cc8.png?t=o&v=770)
![oven dan aneka kebutuhan cafe, dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/06/23/untitledperkakas6-576b5070f67a61ba04c23ca3.png?t=o&v=770)
Makanya toko-toko di daerah Sindang ini jika kita datangi mereka menyediakan semua kebutuhan perkakas dapur kita. Ada juga sih yang menjual lemari, tempat tidur dan perlengkapan rumah tangga lainya itu juga banyak kita temui, biasanya mereka mendapatkan barang-barang tersebut dari keluarga yang pindahan atau yang berpisah.
![perkakas dapur, dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/06/23/untitledperkakas-576b4fe1937e6143048b456c.png?t=o&v=770)