"Ngiri" itulah satu kata yang hanya bisa saya ucapkan ketika melihat tempat pembangkit listrik ramah lingkungan yang berasal dari pasang surut arus air yang dimiliki oleh negeri Korea. Kenapa saya bisa ngiri, karena buat saya luas Korea itu tak lebih dari jari kelingking jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia. Apalagi jika ditambah dengan membandingkan jumlah pantai dan danau di Korea pastilah negara tersebut tak ada apa-apanya dari luas wilayah Indonesia.
Namun nyatanya Indonesia ketinggalan jauh dari negeri Korea yang telah memanfaatkan kondisi alam yang secuil itu untuk menyejahterahkan masyarakatnya. Caranya dengan memanfaatkan pasang surut arus air laut dan danau yang ada di sebuah lepas pantai Debudong dan danau Sihwa.
Bukan seperti kita, yang sudah memiliki alam yang kaya namun negara lain yang mengeruk dan memanfaatkan kekayaanya. Kita hanya bisa gigit jari tanpa mampu merasakannya jika pun merasakan itu hanya secuil saja. Ibarat sebuah makanan yang terhidang orang lain yang memakan dan kita hanya bisa mencium aromanya saja. Semoga hal ini tidak terus terusan. amin.
Kebetulan beberapa waktu yang lalu kami berkesempatan melihat "Sihwa Lake Tidal Power" 시화호 조력 발전소 dibaca "sihwaho jolyeog baljeonso" yang berada di propinsi Gyeonggi tepatnya di Ansan Danwon Daebudong.
Namun, upaya peningkatan kualitas air pada danau Sihwaho, menyebabkan muncul isu kenapa tidak sekalian saja membangun pembangkit listrik tenaga pasang surut arus. Bukankan setelah pembenahan kualitas air di danau Sihwaho menjadi banyak dan mampu membuat air tak tercemar lagi. Ini jugalah yang menyebabkan arus air di danau Sihwa dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik dari tenaga pasang surut arus.
Berdasarkan pemahaman bahwa tenaga pasang surut adalah sebuah energi alternatif untuk lepas dari ketergantungan negri Korea pada energi impor. Karena Korea termasuk sebagai negara yang tinggi dalam pengurangan karbon-dioksida dari efek substitusi bahan bakar sehingga dengan adanya isu membangun pembangkit listrik yang ramah lingkungan maka danau Sihwa dijadikan lokasi untuk memperoleh energi baru yang membawa perubahan bagi tehnologi Korea dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan ramah lingkungan.
Karena tenaga listrik tersebut menggunakan energi konetik yang diambil dari memanfaatkan kekuatan air yang mengalir yang berasal dari energi pasang surut arus. Maka untuk membuat lokasi pembangkit listrik tenaga pasang surut arus tersebut memerlukan dana yang tidak sedikit dan waktu yang tidak cepat juga. Namun mengingat manfaatnya jauh lebih menguntungkan maka negri Korea membuatnya.
Dari gedung K Water kita juga dapat naik hingga kelantai atas dan dapat menikmati panorama keindahan danau dan lepas pantai Debudong. Untuk naik ke lantai atas pengunjung tidak diperkenankan membawa makanan, hewan piaraan dan memakai sepatu roda. Sebelum naik ke lantai ataspun ada babytrolly serta kursi roda untuk lansia. Lokasi ini dapat dikunjungi untuk umum mulai jam 10 pagi hingga jam 10 malam, dan gratis untuk siapapun.