Kemajuan teknologi saat ini ternyata membuat telepon umum gak laku lagi dipakai. Masing-masing orang sudah memegang telepon genggam jadilah telepon umum hampir tak tersentuh oleh manusia. Akibatnya boks-boks telepon yang gak laku ini nyaris hilang dari peredarannya. Coba Anda cari apakah masih bisa menemukan boks telepon di sekitar Anda? Saya yakin jawabanya enggak. Jikapun ada, fasilitas umum tersebut sudah benar-benar terabaikan dan nyaris tak berguna. Benar-benar disayangkan fasilitas umum tersebut tak dimanfaatkan dengan baik seperti halnya boks telepon yang ada di Korea.
Di Korea sendiri boks telepon telah banyak yang beralih fungsi. Ada yang dipakai untuk carge listrik buat mobil listrik dan yang paling banyak boks telepon berganti menjadi perpustakaan mini. Ide yang oke banget kan? Jadi boks telepon tersebut bisa dimanfaatkan untuk hal yang lebih berguna, tidak terabaikan seperti di Indonesia.
Inilah kenapa Korea itu menjadi negara maju karena hal-hal yang sebenarnya sepele tetap diperhatikan. Bisa jadi ini tak lepas dari pola pikir orang Korea yang pekerja keras dan berusaha untuk berubah menjadi lebih baik lagi dan kebiasaan mereka yang gemar membaca.
Saya sendiri salut dengan kebiasaan mereka yang senang sekali belajar dan membaca. Jika ada kesempatan, mereka lebih senang membaca. Baik itu di bus, subway, di taman dan di tempat-tempat umum lainnya mudah sekali menemukan orang sedang membaca. Hal ini pun didukung oleh pemerintah yang memfasiitasi kebiasaan hidup mereka.
Yup, di Korea buku bacaan itu di mana-mana, tak punya buku pun bisa membaca. Contohnya kereta cepat di Korea, di sana pun disediakan perpustakaan mini. Siapa saja boleh membacanya asalkan bukunya jika telah selesai dapat dikembalikan lagi. Bukan itu saja, di taman pun ada buku bacaan, di kafe-kafe ataupun rumah makan kadang menyediakan buku bacaan. Bukan itu saja, bahkan jika kita ke dokter, rumah sakit, ataupun ke stasiun dan terminal bahkan pinggir jalan pun kadang perpustakaan mini bisa kita temui. Dan jangan khawatir, buku-buku di perpustakaan mini itu benar-benar gratis diperuntukkan untuk umum. Boleh membaca asalkan bertanggung jawab. Jika telah selesai mau mengembalikan di tempatnya hanya itu saja syaratnya.
Adanya perpustakaan mini ini membuat orang Korea jelas makin pintar. Bukankah buku adalah gudang ilmu. Pantaslah jika banyak negara takkan meragukan bahwa orang Korea itu pintar. Lihat saja betapa majunya negara mereka. Jika bukan karena kepintaran mereka, jelas Korea gak mungkin menjadi negara maju. Mulai dari teknologi sampai musik dan dramanya hampir semua negara sebagai penikmatnya tak terkecuali Indonesia.
Bahkan teknologi yang dihasilkan dan diciptakan oleh negara Korea bisa sebanding dengan negara-negara lainnya seperti Jepang, China, Jerman, Amerika, Belanda, Perancis, dan juga Inggris. Mulai dari teknologi elektronik sampai industri mobil mereka mampu bersaing dengan negara negara tersebut.
Hal ini tak lepas dari cara berpikir orang Korea yang paham betul bagaimana mereka bisa menjadi negara maju. Bisa jadi karena selama ini mereka sadar bahwa negaranya tak mempunyai sumber daya alam yang kaya seperti minyak dan hasil bumi lainnya yang mampu mereka olah untuk menyejahterakan rakyatnya. Mereka hanyalah miliki sumber daya manusia yang memiliki sifat dasar sebagai orang-orang yang tekun dan pekerja keras yang tinggi. Nah, itulah yang mereka manfaatkan. Bagaimana caranya?