Marga atau biasa disebut klan atau ssijog (씨족) tidak hanya ada di Indonesia saja tetapi di Korea pun ada. Hanya bedanya jika di Indonesia nama marga ditulis dibelakang nama panggilan maka di Korea nama marga ditulis didepan nama panggilan. Dan yang bisa mewariakan nama marga adalah laki-laki artinya jika kita menikah dan memiliki anak maka marga kita tidak terpakai. Sementara di Korea kalaupun menikah marga keluarga yang disandang perempuan tersebut juga tak berubah.
Contoh nama saya Rere Muhammad saat menikah dengan pria yang bermarga Kim maka saya tidak serta merta bisa menambahkan nama Kim didepan nama saya. Apalagi kalau saya gak punya marga hehe. Jelas suami juga gak bakalan kasih nama marga kepada saya karena itu bukanlah kebiasaan orang Korea. Selama ini saya hanya menyandang nama ayah dibelakang nama saya dengan tambahan binti.
Saya suka bingung sendiri kalau ditanya oleh orang Korea marga saya apa? Mereka mengira marga saya Rere padahal itu nama panggilan saya wkwk kalau saya bilang Muhammad loh berati nama kamu Muhammad Rere dong bukan Rere Muhammad? Padahal kalau saya pakai nama Muhammad didepan nama saya jelas banyak orang Indonesia beranggapan kalau saya tuh laki-laki wakaka10mangap. Uppst!
Namun setelah saya jelaskan kalau saya tak menyematkan nama keluarga pada nama yang saya sandang. Saya hanya katakan saya menyertakan nama ayah dibelakang nama saya. Ada yang mengerti dan ada juga yang tetep bertahan menyamakan persepsi tentang nama marga seperti halnya di Korea. Jika suami memperkenalkan saya pada teman-temanya iapun hanya berkata "Ciksalameyo" (Ini Istri saya). Biasanya setelah itu mereka akan panggil saya "Samonim" (penyebutan ibu/nyonya). Namun seiring berjalanya waktu saat saya telah memiliki anak mereka memanggil saya dengan sebutan Syasya Mama atau Syasya Eomeoni/Eoma.
Kebiasaan menyematkan marga sang ayah pada masyarakat Korea selama ini adalah agar jelas silsila keluarganya. Dengan pemakaian marga tersebut orang Korea dapat menelusuri ia berasal dari keturunan siapa. Di KK pun kalau kita ingin tahu silsilah keluarga dapat dilacak dari sana. Di Korea nama marga ada sekitar 250 lebih. Marga terbanyak di Korea adalah Kim, kemudian Lee dan selanjutnya Park banyak marga yang asing ditelinga saya contohnya In, Ji, Co dan lainya.
Hampir 50 % yang mendominasi marga di Korea adalah dari marga KIm, Lee dan Park lah artinya banyak terlahir laki-laki dari keturunan marga tersebut. Karena hanya laki-lakilah yang bisa memberikan marga kepada anak-anaknya bukan perempuan. Dan saat menikahpun marga yang disandang perempuan tidak serta merta berganti agar bisa jelas silsilah keluarganya. Repot jugakan ya kalau harus ganti? Iya kalau gak gonta ganti pasangan heheh kalau ganti gimana? tar bisa-bisa gonta ganti nama magra juga kan ya? Nah pastinya repot dong pengurusan namanya?
Di Korea kebanyakan nama terdiri dari 3 suku kata nama depan adalah nama keluarga nama tengah dan nama belakang adalah nama panggilan. Nama orang Korea itu sulit diingat dan diucapkan oleh orang diluar dari Korea apalagai orang Amerika hehe. Karena 3 kata yang kebanyakan huruf konsonan semua. Makanya orang Korea itu punya 2 nama. Satu nama Koreanya yang tercantum di kartu identitas KTP ataupun KK dan yang satu nama Amerikanya biasanya jika berkenalan dengan seseorang.
Awalnya saya tak mengetahuinya kalau orang Korea itu punya dua nama, namun saat telpon suami berdering dan dari seberang menanyakan Mr. Dave ada? wah saya bilang salah sambung eeeh yang diseberang telpon bilang lagi maaf masudnya Mr. Kim G..... ada? baru deh telpon saya berikan pada suami. Dan setelah pembicaraan ditelpon usai saya bertanya emang namanya Mr. Kim Dave. Suami menjelaskan kalau itu nama Amerikanya. Asli saya ngakak emang siapa yang kasih nama Amerikanya pap? suami bilang boss. Wakaka
Kejadian kedua lagi saat sedang jalan-jalan, si sulung bertemu gurunya si guru dipanggil panggil "Emili.... Emili?" saya bengong tengak tengok tuh guru panggil siapa sih. Saat sang guru mendekat barulah tahu kalau tuh guru panggil putri saya. Saya sempat tanya "Bu, nama putri saya kan Syasya kok di panggil Emili?" sang guru berkata itu nama Amerikanya biar memudahkan panggilanya. What? saya kaget duh. Pantas saja sekarang banyak nama-nama orang Korea yang sudah ke Amerika-Amerikain contohnya para ada yang namanya Tifani, Krystal, Daniel, Jonh, Ricky. Tapi walau begitu didepan nama mereka tetap diberi nama marga sang ayah. Dan saat menikah si wanitapun tetap menyandang marga ayahnya bukan suaminya.
Lihatnya bingung sendiri banyak wanita Indonesia yang menikah dengan orang Korea jika memperkenalkan diri namanya jadi berubah ada tambahan marga suami didepan atau dibelakangnya. Contoh namanya Rina jadi Lee RIna atau Rina Lee atau emang jangan-jangan suaminya emang kasih nama marga kali ya? kasihan gak punya marga soalnya. Walaupun tak ada aturan di Korea setelah menikah suami memberi nama marga pada sang istri. Emang sih tidak semua tapi yang saya lihat kebanyakan ia nya daripada enggaknya. Hemm emang sih biar keren saya dipanggilnya Kim Rere wkwk, tapi saya gak tega mengganti nama ayah saya dengan nama suami.
Kalau di Indonesia sendiri perempuan yang sudah memiliki suami biasanya lebih dikenal dengan sebutan "Bu Joko, Bu Eko, Bu Difa, Bu Slamet, Bu Dusmin, Bu Heru ............" ada juga sih yang memanggil nama anaknya "Mama Zahra, Mama Farid, Mama Raihan, Mama Balqis" bukan dipanggil nama aslinya "Bu Tuti, Bu Reni, Bu Yanti" Di negara lain mungkin akan berbeda bisa jadi setelah menikah akan menyematkan nama suami pada namanya baik dibelakang maupun didepannya. Kalau orang Korea sendiri sih sebenarnya enggak, tapi mungkin karena banyak pernikahan campuran dari berbagai negara jadilah makin lama makin bergeser kebiasaannya. Dan tak salah juga kalau ada wanita Indonesia yang menyematkan nama marga suami didepan atau dibelakang namanya ^_^