Siang ini toko kami kedatangan seorang ibu yang masih tetangga. Ia datang tergopoh-gopoh menghampiri toko kami sambil membawa tumpukan kertas kertas didalam map. "Waah sibuk nih bu sekarang?" ucap saya "Iya nih saya habis dari kelurahan." kata si ibu. " Loh emang sekarang kerja di kelurahan po?" tanya saya.
"Ah enggak juga, ini saya diperbantukan di keluarahan. Tugas saya pegang uang dana pinjaman buat usaha kecil didaerah ini." ucapnya menerangkan "Kalau kita pinjam 1 jt jadinya 1,1 jt per 5 bulan, kalau pinjamnya 2 jt maka bayarnya 2,2 jt per lima bulan syaratnya cuma kasih KTP doang." "Terus?" kata saya. "Mau pinjam mb? kalau berminat saya bisa bantu." ucapnya
"Eh enggak, masih banyak usaha kecil di daerah ini yang emang pantas mendapatkan dana bantuan itu contohnya mb Sri yang bikin sriping pisang dan di titip-titipkan diwarung, atau ayahnya cika yang keliling jualan mie ayam ada lagi tuh mbah Marno yang jualan nasi uduk kalau pagi, nah kalau mau kasih bantuan seperti mereka kali ya bu?" kata saya memastikan.
Terus terang saat mendengar kalau dikelurahan punya dana pinjaman tanpa anggunan dengan bunga yang lumayan rendah untuk para usaha kecil dan siapa saja boleh meminjam asalkan memiliki usaha. Hal itu sudah bikin saya senang dan mengucap syukur Allhamdulillah ternyata sekarang usaha kecil mulai diperhatikan, moga berkelanjutan.
Saya cuma berharap semoga dana itu bisa dipergunakan sebaik-baiknya jangan sampai dana pinjaman dari kelurahan tidak tepat sasaran. Banyak kasus, biar bisa dapat pinjaman alih-alih dibikinlah usaha fiktif bukan rahasia umum lagi hal itu pasti pernah terjadi disekitar kita.
Apalagi kalau sampai dimanfaatkan aji mumpung karena saudaraan dengan pengurus jadilah tuh gampang aja dapat pinjaman tanpa di cek and ricek dulu keberadaan usahanya. Apalagi nih katanya cara pinjamnya gampang banget cuma kasih fotocopy KTP datang ke kelurahan bisa cair deh tuh uang.
Dan yang lebih miris lagi kalau sampai tuh dana diselewengkan, oleh pengurusnya. Lihat uang banyak nganggur begitu, pake dulu ahhhh. Giliran dah pakai banyak, susah gantinya. Perlu kesadaran tingkat tinggi untuk mau menolak KKN.
Salam Sya, 2016.01.07
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H