Ebak...
Mari kita lihat bintang
Meski malam tampak mendung
Cemberut pada kita berdua
Ebak...
Mari kita lukis pelangi
Meski hujan hanya setengah hari
Aku tak peduli
Kita tak peduli
Biarkan orkestra jangkrik dan tarian kupu-kupu
Menemani senja kita yang berwarna ungu
Ebak..
Apa kabar tangan kasarmu
Adakah luka yang menyulut duka
Adakah tawa yang bisa kuberi
Untukmu ayah sejati
Takdir yang mengantarkan aku sebagai putrimu
Putri kedua satu satunya
Dengan nama yang indah
Di hari kelahiranku
Pada malam kamis yang juga indah
Tuhan mencatat binti Khairul Aini
Di ujung namaku
Kendi takdir pecah begitu saja
Aku bangga menjadi putrimu
Ebak..kirimkan malaikat bersayap
Biar aku tak perlu meminta Aladin datang
Kirimkan helikopter raksasa
Untuk mengangukut semua derita
Ebak, pagi ini, biarkan kita melihat matahari
Seperti dulu kau gendong aku, pada bahu yang begitu bidang.
Aku mencintaimu
Ayahku...
Jakarta, 6 Februari 2013
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI