Aksi ini juga dikenal dengan sebutan Aksi Damai 2 Desember. Aksi tersebut merupakan peristiwa penuntutan kedua terhadap Ahok pada tahun 2016 setelah unjuk rasa sebelumnya terjadi pada 4 November. Pada awalnya, aksi tersebut rencana diadakan pada 25 November, namun kemudian disepakati diadakan pada tanggal 2 Desember 2016. Aksi ini dilaksanakan di halaman Monumen Nasional, Jakarta. Jumlah peserta hadir berkisar antara 200 ribu. Dari bukti - bukti video yang tersebar di berbagai sosial media dan situs berbagi video melalui tangkapan kamera drone, dapat terlihat bahwa jumlah massa meluas hingga mamadati area Bundaran Hotel Indonesia (HI)
Reuni 212: Reuni 212 adalah sebuah acara yang diadakan oleh Presidium Alumni 212 di Lapangan Monas pada tanggal 2 Desember 2017 untuk merayakan satu tahun Aksi 212 yang menuntut pengambilan tindakan hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif pada masa itu, Basuki Tjahaja Purnama . Selama berlangsungnya reuni, lapangan Monas "diputihkan" oleh peserta reuni, dan mereka membubarkan diri secara damai setelah acara selesai pada pukul 11:30
Aksi 115
Besok, insyaa Allah akan ada aksi solidaritas untuk Palestina. Jumlah massa yang rencananya akan mengikuti Aksi Bela Palestina besok ialah sekitar 7,5 juta orang. Menuru panitai yang dikutip dari beberapamedia, massa akan langsung datang ke Monas dan melaksanakan Shalat Subuh berjamaah hingga Shalat Jumat bersama. Aksi 115 akan berpusat di lapangan Monas. Aksi 115 ini sebagai bentuk protes saat Al-quds akan dijadikan ibukota Israel dan terkait rencana kedubes AS yang memindahkan kantornya ke Al-quds. Hal ini mendapat kecaman dari negara-negara Islam, dan Umat Islam Indonesia pun melayangkan protes dengan aksi 115.
Melihat aksi-aksi yang terjadi belakangan ini, saya jadi teringat sebuat statement bahwa kelompok-kelompok besar para ksatria Islam kuno didorong oleh kecenderungan menuju kepraktisan. Mungkin, kepraktisan di statement tersebut mengandung makna 'simplicity', tapi di postingan kali ini, izinkan saya mengartikannya sebagai tindakan praktis dan spontan. Karena sebuah pergerakan yang lahir dengan spontan menunjukkan betapa pedulinya seseorang/kelompok terhadap apa yang mereka yakini.
Jika bisa dibolehkan berbangga, maka izinkan pula saya berbangga dengan apa yang telah dilihat oleh kedua mata ini. Saat gema takbir berkumandang di Monas, saat orang-orang rela berjalan kaki menuju monas, rela menyewa pesawat demi berpartisipasi, rela juga membawa anak cucu untuk suatu aksi yang menunjukkan betapa cintanya kita dengan Al-qur'an, betapa inginnya kita dicatat malaikat sebagai bagian dari kelompok yang ambil bagian, betapa kita menjadi satu suara, mengibarkan bendera tauhid, bersedekah dengan tenaga, waktu, juga makanan, mungkin tidak berebihan jika saya merasa bangga dengan persatuan ummat.Semoga gema takbir yang dikumandangkan di setiap aksi membuat jiwa kita semakin besar dan bisa mnejadikan kita muslim yang besar, cerdas, juga menjadi manusia yang khoirunnas anfahu linnas.
Segala yang terjadi atas izin Allah, termasuk munculnya angka-angka iconic di setiap aksi pergerakan Islam dewasa ini. Mari, selain aksi, kita juga isi dengan prestasi. Jika satu hari kita bisa kompak menyamakan niat dalam aksi, maka sisa-sisa harinya kita isi dengan ilmu dan amal. Karena Negara ini telah diamanahkan muslim yang luar biasa berdaya dan saya haqqul yakin, Insyaa Allah, ukhuwah Islamiyyah yang terjaga akan menghasilkan rasa kasih sayang dan saling memiliki. Amiin
Jakarta, 11 Mei 2018
Bismillah... alhamdulillah..
tulisan ini selesai ditemani murotal dari laptop :)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI