Mohon tunggu...
Laiya MarthaLowina
Laiya MarthaLowina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga S1 Bahasa dan Sastra Inggris

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Banyaknya Buku Bajakan yang Terjual

5 Juni 2022   21:57 Diperbarui: 5 Juni 2022   22:06 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gemar membaca buku adalah sebuah hobi yang baik. Tapi pernahkah kalian menjumpai buku atau novel yang dijual secara murah dipinggir jalan ataupun di toko online?. Contohnya dengan harga 19.000 kalian dapat membaca novel Komet Minor karya Tere Liye disalah satu toko online. Tetapi ada harga ada kualitas. Kualitas novel yang didapat dengan harga 19.000 sangat berbeda dengan kualitas novel original.

Berbedaan pertama yang dapat dijumpai dari novel bajakan dan original adalah kualitas kertas yang digunakan. Kertas dari novel bajakan lebih tipis dari novel originalnya. perbedaan lainya yaitu kualitas tinta yang digunakan. Tulisan dinovel bajakan terlihat lebih pudar dari novel original. Selain itu, biasanya novel bajakan memiliki noda hitam yang menyebabkan beberapa kalimat tidak terbaca.

Saya pernah membaca komen disalah satu toko online yang menjual novel Komet Minor karya Tere Liye. “Pengemasan aman dan pengiriman cepat. Ada sedikit kerusakan dan ada yang kotor begitu kertasnya. Dibandingin sama yang asli yang bumi, ngk beda jauh. Ngk ada pembatas bukunya. Yang penting kan masih bisa dibaca dengan jelas. Sukses terus seller” tulis salah satu pembeli novel bajakan.

 Dari komen tersebut dapat diketahui bahwa novel bajakan memiliki kualitas kertas yang buruk dan di dalam novelnya tidak ada pembatas bukunya. Yang saya bingungkan dari komen tersebut adalah pembeli menuliskan “Sukses terus seller”. Padahal penggandaan novel secara ilegal sangat merugikan penulis aslinya. Penulis tidak mendapatkan bagian karena kegiatan ilegal terebut. Cerita yang telah ditulis penulis tersebar secara gratis begitu saja.

Beberapa waktu yang lalu, saya pergi ke toko buku dan alat tulis di kota saya. Saya menjumpai beberapa novel yang dijual dengan harga 20.000-an. Padahal, harga novel tersebut di Gramedia adalah 80.000-an. Saat saya mencoba membaca salah satu novel yang sudah terbuka, saya melihat bahwa tulisan di novel itu kurang jelas. Kadang ada kalimat yang tebal dan ada juga yang sangat tipis, bahkan ada yang tidak bisa terbaca.

Kesimpulan yang didapat yaitu, novel bajakan memiliki kualitas yang buruk dan merugikan penulis novel tersebut. Hal yang dapat dilakukan yaitu, tidak membeli novel bajakan. Dengan tidak membeli buku bajakan kita sudah berperan dalam menghentikan penggandaan atau pembajakan novel secara ilegal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun