Mohon tunggu...
Laily Syahrini
Laily Syahrini Mohon Tunggu... -

i just to be proccess how to write

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menerima

18 Maret 2015   19:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:27 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


--

"Ris, lo mau gue kenalin sama kaka kelas gue engga?" Tanya resa kepadaku.

"Siapa?" Aku balik bertanya sambil menatap wajah resa yg sedang memainkan handphone miliknya.

" Ya kaka kelas gue waktu sekolah di STM grafika, hari nama nya. Kalo lo mau, gue kasih pin lo ke dia ya, gimana?"

" Hmmm,boleh. Kasih aja" jawabku singkat. Ya, aku memang sering banget minta diperkenalkan teman cowok kepada teman kerja ku, resa. Karna dulu aku butuh banget seseorang yg bisa dijadikan sandaran ketika aku lelah bekerja, dimarahi sama atasan, capek nya mencari uang,dan lain sebagai nya. Dan sekarang, sebenarnya aku sudah tidak memikirkan itu lagi. Tapi kalau ibarat kita kejatuhan durian, gimana? pasti senang kan?

Aku pun mengijinkan resa untuk membagi pin bbm ku kepada yg ingin ia kenalkan kepadaku. Aku berharap,kali ini, perkenalanku tak berakhir seperti yang sudah-sudah. Berakhir dengan cara yang biasa, tanpa saling bertemu serta berkenalan. Hanya lewat pesan singkat atau chat bbm. Aku berharap, kali ini, orang yg diperkenalkan resa kepadaku, berbeda dari cowok kebanyakan.

--

Permintaan kontak pun masuk. Hari dimansa nama nya. Aku pun langsung menerima permintaan pertemanan itu di kontak bbm-ku. Penerimaan itu kemudian muncul di recent updates ku. Kontak itu mengganti gambar tampilannya. Aku terkejut, ketika hari mengubah display picture nya. Bukan karna apa, tapi aku terkejut karna dia tampan. Sangat tampan. Disitu aku langsung merendah dan hilang rasa kepercayaan diriku untuk berkenalan dengannya. Aku selalu menganggap aku ini wanita yang jelek. Aku menobatkan diriku seperti itu karna memang, selama ini, selama aku tumbuh menjadi dewasa, tidak ada satu pun cowok yang ingin berkenalan denganku. Di kontak hp pun tidak ada kontak cowok. Apalagi di jejaring sosial lain seperti facebook,twitter. Benar-benar bersih dari profile cowok..
--

temanku sering bilang, akulah yang terlalu cuek dan judes jadi wanita. terlalu menutup diri. terlalu merendah dan tidak percaya diri untuk membuka hati kepada pria lain. mungkin...
kontak hari sudah ada dikontak bbm-ku. tapi, dia tak kunjung menyapaku lewat chat. apa harus, aku duluan yang yang menyapa nya? apa harus, aku duluan yang says hello dengannya? pantaskah aku sebagai wanita menyapa seorang laki-laki yang baru aku ingin kenal? aku rasa tidak. akhirnya, aku memutuskan untuk tidak menyapa nya lewat chat bbm dengan hari. mungkin suatu waktu, hari yang duluan menyapaku, kalau dia merasa aku adalah wanita kenalan nya... kalau dia merasa membutuhkan aku sebagai teman..
--
" res, ko hari belum nyapa gue di bbm ya? " tanyaku kepada resa. resa asik memeras jeruk nipis untuk soto nya.
" ya waktu itu gue udah tanya ris, kata dia, gampang itu mah. nanti gue chat, gitu sih dia bilangnya" jawab resa sambil mengaduk-aduk soto nya yang baru saja dia campurkan dengan perasan jeruk nipis.
" oh gitu, yaudah " jawabku datar. mendengar jawaban resa mengenai hari, aku mengambil kesimpulan sendiri. ya, mungkin hari malas meng-chat aku duluan. karna dia sudah melihat wajahku lewat display picture bbm ku. bermacam fikiran negatif menggantung difikiranku..
3 hari, 4 hari, 5 hari sampai seminggu lama nya, hari tak kunjung menyapaku lewat chat bbm. aku sabar menunggu. mungkin dia sibuk kerja. padahal aku sangat berharap bahwa dia berbeda dari cowok yang lain. tidak melihat wanita hanya dari paras wajahnya saja.
--
selesai istirahat makan siang, aku dan resa melaksanakan sholat dzuhur di mushola yang ada di perusahaan dimana kami bekerja. siang itu cuaca panas. aku membuka kaos kaki dan menggulung celanaku, bersiap mengambil air wudhu. setelah selesai mengambil air wudhu, aku sholat duluan, sementara resa masih asik bermain handphone nya. entah bbm dengan siapa, tapi, yang jelas, aku tau, resa sudah mempunyai pacar. ridwan nama nya. mereka juga sudah lama menjalin kasih. semenjak resa sekolah SMP hingga sekarang.
selesai sholat, aku merapihkan jilbab yang tadi aku lepas sebelum sholat. sementara resa , masih dalam keadaan sholat. handphone nya diletakkan begitu saja diatas lemari tempat menyimpan mukena. setelah dirasa rapih dengan jilbabku, aku pun tertarik untuk memainkan handphone resa. aku pun mengarahkan jariku untuk menyentuh ke arah aplikasi bbm. disitu, aku melihat ada percakapan antara resa dan hari. karna penasaran, aku membuka percakapan itu yang sudah dibaca resa terlebih dahulu.
hari  :  kenalin kek, gitu, cewek yang cantik buat gue
resa : haha cewek yang mana lagi? itu semua udah punya pacar. yang kemarin gue kenalin doang     yang belum
hari : oh gitu, kirain gitu, masih ada yang lain hehe
resa : engga ada ka...


jantungku berdetak kencang setelah membaca percakapan itu. itu arti nya, aku tidak cantik dimata nya. aku tau dan mengerti apa maksud perkataan hari. pada saat itu, resa memang memakai foto aku dan semua teman kerja ku. mungkin hari melihat ada salah satu yang cantik diantara foto kami. iya, sekarang terjawab sudah. semuanya terjawab. kenapa berhari-hari dia tidak memulai chat bbm. aku tidak seperti yang dia mau, bukan tipe nya, bisa dibilang...
sesampainya dirumah, aku langsung men-delete contact bbm hari. aku fikir, untuk apa aku harus menyimpan kontak seseorang yang jelas-jelas tidak ada niat sama sekali untuk berkenalan denganku. tidak ada penyesalan saat itu. hanya rasa sakit. sakit karna akhirnya akan seperti ini? tidak seperti apa yang aku harapkan. aku fikir, kali ini beda. satu anggapan ku, bahwa cowok yang tampan mempunyai tipe dan selera tinggi, tidak seperti aku...
--
" res, gue udah delcont kontaknya hari" aku memulai pembicaraan
" hah? kenapa? ko di delcont?" tanya resa terkejut dan menghentikan langkah kami yang sedang berjalan menuju line.

" kemarin gue sengaja baca bbm lo sama dia. dia bilang disitu, kalo dia minta kenalin yang cantik kan? berarti gue dimata nya dia engga cantik res, simple kan? " aku menjelaskan dengan ucapan yang terlihat sok tegar.
" heem, ya ampun, maaf ya ris. sebenernya dia tipikal orang yang mau nya disapa duluan sih. kenapa dulu engga lo duluan yang nyapa dia lewat chat bbm? kali aja dia open kan sama lo? " jelas resa.
" hah, buat apa? gue kan cewek, masa iya gue duluan yang harus nyapa dia. nanti kesannya gue banget yang pengen kenalan" tangkasku.
" iya juga sih. tapi maaf ya ris, maaf. mengenalkan lo pada orang yang salah. " resa merasa bersalah.
" ya gpp kali. gue malah bersyukur. tau dia kaya gimana. mumpung belum jatuh lebih dalam, jadi gue akhiri aja semua nya hehe " candaku
--
1 bulan, 2 bulan, 3 bulan beralu. aku mulai bisa melupakan perkenalan pahit itu. perkenalan yang tak kunjung ada kata "hai" . rasanya aku juga sudah malas untuk minta diperkenalkan dengan cowok lain. bukan karna trauma, hanya saja ingin menata hati. bahwa jodoh sudah diatur sama tuhan. bahw tuhan tau, apa yang benar-benar diperlukan hamba nya..
--
resa makin sibuk banget dengan handphone miliknya. aku tak ingin tau apakah dia masih berkomunikasi dengan kaka kelas nya itu atau tidak. itu tidak lah penting bagiku, sekarang...
aku selesai sholat dzuhur. resa baru saja ingin memakai mukena nya. langkahnya terhenti. dia memanggilku yang sedari tadi merapihkan jilbabku.
" ris, hari nembak gue" ucap resa pelan
" hah? iya? terus? lo terima?" jawabku kaget
" iya, gue terima" jawabnya dengan muka tak enak. "sebenernya udah beberapa hari ini gue jadian sama dia, cuma, gue nya aja yang belum cerita sama lo. gue engga enak sama lo ris"
" engga enak kenapa?"
" engga enak. karna kan dulu niatnya gue kenalin dia ke elo, ah malah gue yang jadian sama dia"
" ya gpp lah res, dia nya juga suka sama lo, mau gimana lagi? terus, gimana dengan ridwan?" tanyaku balik
" ya gue masih sama ridwan " jawab resa singkat
" berarti, lo ngeduain dia gitu? " tanyaku kaget
" iya. ya abis gimana , ridwan udah engga adalagi waktu buat gue ris. gue bosen. setiap satnight gue sendirian terus. dia sibuk sama usaha jualannya"
" gila, yaudah terserah lo ris. tapi, hari mau, di duain sama lo? dia tau engga? kalo lo udah punya ridwan? "
" tau ko ris"
" terus? dia mau? dengan status lo yang masih berpacaran sama ridwan?"
" mau ris" jawabnya singkat. resa langsung memakai mukena yang tadi sempat ia tunda. melaksanakan sholat. aku terdiam.mencerna. adakah seorang pria yang mau rasa cinta nya di duakan oleh seorang wanita? adakah pria yang masih mau menjadi pacar seorang wanita, sementara pria itu tau, kalau wanita itu sudah memiliki seorang kekasih? sungguh, hal itu membuat ku bingung. aku hanya takut saja resa dipermainkan.
--
hampir satu bulan resa dan hari jadian. aku hanya melihat perkembangan hubungan mereka dari jauh. bagaimana kelanjutan kisahnya? bagaimana dengan hubungan resa dan ridwan yang sudah lama dibangun. aku tidak ingin mencampuri nya. karna aku tau, aku tidaklah berpengalaman dalam hal itu. aku hanya fake smile setiap resa bercerita tentang hari. tentang keromantisan hari terhadap resa. perhatian hari yang diberikan resa setiap hari nya. , menjadikan resa senang. ya, bulan-bulan ini resa memang jarang mendapatkan perhatian dari pacarnya, ridwan. karna ridwan sibuk dengan usaha jualannya. dan resa pun pernah bilang padaku, bahwa perasaannya ke ridwan sekarang sudah hambar. tak ada rasa seperti dulu. saat pertama kali jadian. aku hanya bisa memberi nasihat yang menurutku baik untuk resa. bahwa jika kita berani bermain api, kita juga harus berani untuk memadamkannya. resa pun tau itu.
--
hubungan resa dan hari semakin membaik. konflik antara resa dan ridwan pun mulai. ridwan merasa ada yang berubah dari diri resa. mereka bertengkar hebat. sampai akhirnya memutuskan untuk putus. tidak mudah memang untuk putus. karna terdapat pertengakaran yang luar biasa antara resa, hari dan ridwan. semua informasi itu aku dapat dari mulut resa sendiri. ya, resa memang selalu bercerita apapun mengenai diri nya kepadaku, apapun masalah dia.
siapa yang sangka, hubungan yang sudah lama terjalin, bisa kandas. empat tahun bukan waktu yang singkat untuk mengenal satu sama lain. akhirnya sekarang, resa dan hari benar-benar menjadi pasangan yang sempurna. tidak ada lagi status yang dipermasalahkan. cinta memang hanya untuk dua orang, dua manusia. dan salah satu temanku pernah bilang kepadaku " gue salut sama lo ris, lo engga marah atau engga memusuhi resa karna dia jadian sama hari. yang niatnya dikenalin untuk lo, tapi justru, malah resa yang jadian sama dia. elo dapat dikatakan dewasa ris" ucap yesi sambil menatap wajahku dalam.
hah, aku hanya berfikir, buat apa aku marah? marah akan merusak pertemananku dengan resa. aku tidak ingin seperti anak kecil yang menagis saat tidak jadi dibelikan mainan oleh ibunya. aku harus punya usaha, suatu saat nanti, aku akan bisa membeli mainan itu dengan usahaku sendiri, dengan mainan yang jauh lebih bagus dari yang pernah aku tangisi karna tidak jadi membeli nya.
aku juga belajar untuk lebih dekat dengan tuhan. belajar ikhlas dan memahami takdir setiap manusia. bahwa sekarang, tuhan belum mengijinkan aku untuk memiliki seorang pacar. mungkin tuhan takut aku berpaling dari nya. tuhan takut aku tidak melaksanakan kewajibanku sebagai manusia yang sudah diberi hak oleh nya. aku juga tau, tuhan pasti menyiapkan yang terbaik untukku, walau itu memerlukan waktu yang lama.


terimakasih tuhan, telah mengajari aku arti sabar. mengajarkan aku untuk menjaga keikhlasanmu.
cerpen by : lailysyahrini with true story in my life-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun