Mohon tunggu...
Laily Nurdahiriyah S
Laily Nurdahiriyah S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Manusia Biasa yang Suka Berbagi Ilmu, Pengalaman dan Harta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mencoba Memecahkan Mitos di Gunung Sumbing

28 Juni 2024   17:05 Diperbarui: 28 Juni 2024   17:38 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi para pendaki nih, mungkin udah gak asing lagi dengan mitos-mitos yang ada di gunung, salah satunya mitos di Gunung Sumbing. Selain indahnya lautan awan dan berhadapan langsung dengan Gunung Sindoro, ada pantangan kalau kita gak boleh ngomong "dingin". Mitos ini sebelumnya pernah aku dengar, aku tonton, bahkan aku baca. Percaya gak percaya cukup membuat bulu kuduk merinding sih. Konon katanya, apabila kita dengan sengaja membuat candaan dengan kata "dingin" maka kita ataupun kelompok kita akan digempur angin besar atau badai. Emm emang bener yaa?

5 Bulan yang lalu aku dan rekanku mendaki Gunung Sumbing, bukan tanpa alasan, melainkan memang kami punya tujuan yang sama, yaitu mendaki gunung Slamet, Sumbing, dan Sindoro, biasanya orang-orang nyebutnya S3. Gunung Sumbing ini letaknya di Desa Garung, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Dengan ketinggian kurang lebih 3.371 MDPL. Kami registrasi di Basecamp Sumbing via Garung pada malam hari dengan persiapan yang terbilang matang. Malam itu penjaganya pun tidak ada mengatakan larangan untuk menyebut kata "dingin" dan kami memulai trekking pukul 8 malam. Sepanjang jalan aku hanya terengah-engah dan masih terngiang-ngiang dengan mitos itu. 

Kita manusia punya kepekaan tubuh, dimana ketika tubuh merasakan hawa panas pastilah ada anggota tubuh lain yang bereaksi, seperti mulut kita yang otomatis "ah panas, pengen minum es, mataharinya ada dua apa ya?!" dan lain sebagainya, begitu juga ketika tubuh kita merasakan sakit atau dingin. Aku merasakan dingin yang sewajarnya ketika berada di daerah dataran tinggi, tentunya aku juga mengatakan "ihh dingin, adem rek" dan batinku aku sudah melanggar pantangan itu, kira-kira apa yang akan terjadi kepadaku setelah ini? apakah aku akan hilang di gunung?. Alhamdulillahnya tidak terjadi apa-apa, saat summit pagi hari juga aku berkali-kali mengakatan "dingin". Bahkan aku sempat bertanya kepada pendaki lain, "emang bener ya disini gak boleh bilang dingin?", "ohh enggak, gakpapa, sebelumnya aku pernah mendaki Sumbing juga, dan itu gak papa, aman". Owh okelah aman ucapku, ku kira tadi sudah melanggar pantangan masyarakat sekitar.

Ada istilah "Dimana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung", yang memiliki maksud apabila kita menginjakkan kaki di suatu daerah, sudah sepatutnya untuk menghormati kebiasaan ataupun adat istiadat masyarakat setempat. Seperti halnya rumah, apabila kita bertamu tentulah harus bersikap sopan santun dan menghormati pemilik rumah. Gunung-gunung pun juga seperti itu, sebagai tempat tinggal flora fauna, makhluk hidup lain, bahkan makhluk yang tak kasat mata. Karena masing-masing gunung punya karakteristik, dan aturan yang berbeda, maka kita pendaki yang tentunya juga sebagai tamu, maka harus mengikuti atau menghormati peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang dibuat dan disepakati oleh masyarakat maupun pihak pengelola. Yang aku lakukan sebelumnya bukan bermaksud untuk tidak mengormati mitos yang ada, atau bahkan menantang. Namun hanya ingin membuktikan apakah benar adanya mitos itu. Syukurnya tidak terjadi apa-apa dan masih Allah beri kesehatan dan keselamatan sampai saat ini. 

Dari kejadian yang ada, aku bisa memahami ketika orang dengan sengaja tidak menghormati aturan, kebiasaan, atau adat istiadat, dan melakukannya dengan cara mengejek, menjadikannya bahan candaan, bahkan mengolok-olok, wallahu a'lam mungkin alam akan menunjukkan akibatnya. Meskipun terkadang cerita dan mitos hanya dibuat-buat untuk menakuti orang lain atau bertujuan untuk melindungi sesuatu juga kebiasaan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun