Mohon tunggu...
Laily Maghfiroh
Laily Maghfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Ampel Surabaya

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Kepemimpinan Manajerial Konseptual di SD/MI pada Era Digital

28 November 2024   21:30 Diperbarui: 28 November 2024   22:23 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Ilun Muallifah 

UIN Sunan Ampel Surabaya 

Definisi Kepemimpinan Manajerial Konseptual di SD/MI pada Era Digital

Kepemimpinan manajerial konseptual adalah kemampuan seorang pemimpin untuk memahami dan mengelola berbagai aspek organisasi secara keseluruhan, termasuk perencanaan, pengorganisasian, dan evaluasi. Dalam konteks pendidikan, hal ini melibatkan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan menciptakan lingkungan belajar yang inovatif (Kinanti dan Dwiridotjahjono, 2024.)

Fungsi Kepemimpinan Manajerial Konseptual di SD/MI pada Era Digital
Fungsi kepemimpinan manajerial konseptual di SD/MI pada era digital untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan inovatif. Kepemimpinan manajerial konseptual di SD/MI pada era digital harus fleksibel, inovatif, dan strategis. Melalui implementasi visi yang jelas, integrasi teknologi digital, budaya pembelajaran yang mendukung, sistematis dalam penyelesaian masalah, profesional dalam praktek, serta lingkungan belajar kondusif, kepala sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang optimal untuk generasi masa depan (Hadiansyah dan Iskandar 2023).

Karakteristik Kepemimpinan Manajerial Konseptual di SD/MI pada Era digital
Karakteristik kepemimpinan manajerial konseptual di SD/MI pada era digital mencakup berbagai aspek yang penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan responsif terhadap perkembangan teknologi (Wahyuanto 2022), antara lain yaitu:
1.Visi yang Jelas dan Adaptif
Kepala sekolah harus memiliki visi yang jelas tentang pemanfaatan teknologi dalam pendidikan, yang dapat beradaptasi dengan perubahan cepat dalam lingkungan digital. Visi tersebut harus mencakup inovasi berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan.
2.Kompetensi Digital
Pemimpin pendidikan di era digital perlu memiliki keterampilan dalam komunikasi digital, pengelolaan informasi, dan keamanan siber. Keterampilan ini penting untuk membangun komunitas belajar yang produktif. Kepala sekolah harus mampu mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum dan proses pembelajaran, serta memfasilitasi pelatihan bagi guru agar mereka dapat menggunakan alat digital secara efektif.
3.Pendekatan Kolaboratif
Kepemimpinan yang efektif melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk guru, siswa, orang tua, dan masyarakat. Ini penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Selain itu, dalam hal Proses pengambilan keputusan harus melibatkan partisipasi dari semua pihak terkait untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
4.Kemampuan Manajerial yang Kuat
Kepala sekolah harus memiliki kemampuan manajerial dalam perencanaan strategis, pengelolaan sumber daya, serta monitoring dan evaluasi program pendidikan. Memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan baru yang muncul akibat digitalisasi, seperti kesenjangan akses teknologi dan kebutuhan akan pelatihan guru.
5.Budaya Pembelajaran yang Inovatif
Kepemimpinan manajerial konseptual harus mendorong budaya inovasi di sekolah, di mana guru dan siswa didorong untuk berinovasi dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan Mengimplementasikan metode pembelajaran berbasis proyek yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan relevansi materi pembelajaran.
6.Integritas dan Etika
Kepala sekolah harus menunjukkan integritas tinggi dan akhlak yang baik sebagai teladan bagi staf dan siswa. Ini menciptakan iklim sekolah yang positif dan mendukung. Dengan memahami kebutuhan sosial siswa dan masyarakat sekitar serta berusaha menjawab tantangan tersebut melalui kebijakan pendidikan.

Dengan karakteristik-karakteristik ini, kepemimpinan manajerial konseptual di SD/MI pada era digital dapat berfungsi secara optimal dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk masa depan yang lebih baik.

Kelebihan dan Kekurangan Strategi Kepemimpinan Manajerial Konseptual di SD/MI pada Era Digital
Strategi kepemimpinan manajerial konseptual di SD/MI pada era digital memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan(Hulkin dan Shaleh 2024).
Kelebihannya, antara lain yaitu:
1)Inovasi dalam Pembelajaran
Strategi ini mendorong penggunaan teknologi untuk menciptakan metode pembelajaran yang inovatif dan menarik, yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa.
2)Peningkatan Efisiensi Operasional
Pemimpin dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional sekolah, mempercepat proses administrasi, dan mempermudah komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua.
3)Pengambilan Keputusan Berbasis Data
Dengan akses terhadap data analitik, kepala sekolah dapat membuat keputusan yang lebih baik dan berbasis bukti mengenai kebijakan pendidikan dan strategi pembelajaran.
4)Pengembangan Keterampilan Digital
Dengan mendorong guru dan siswa untuk mengembangkan keterampilan digital yang penting untuk menghadapi tantangan di dunia modern, sehingga mereka lebih siap untuk beradaptasi dengan perubahan.
5)Kolaborasi yang Lebih Baik
Meningkatkan kolaborasi antara semua pemangku kepentingan di sekolah melalui platform digital, memungkinkan pertukaran ide dan praktik terbaik.
Sedangkan kekurangannya, antara lain yaitu:
1)Tantangan dalam Implementasi
Meskipun memiliki rencana yang baik, tantangan dalam implementasi sering kali muncul akibat kurangnya sumber daya atau dukungan dari pihak terkait. Kepala sekolah mungkin menghadapi kesulitan dalam menerapkan strategi secara efektif jika tidak didukung oleh infrastruktur yang memadai.
2)Keterbatasan Keterampilan Digital
Tidak semua kepala sekolah memiliki keterampilan digital yang cukup untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal. Hal ini bisa menjadi penghambat dalam penerapan strategi kepemimpinan di era digital.
3)Resistensi terhadap Perubahan
Beberapa guru atau staf mungkin merasa nyaman dengan cara-cara tradisional dalam mengajar dan beradaptasi dengan perubahan bisa menjadi tantangan. Kepemimpinan yang tidak inklusif dapat menyebabkan resistensi terhadap inovasi dan perubahan.
4)Kekurangan Sumber Daya Manusia
Dalam beberapa kasus, kepala sekolah mungkin tidak memiliki tim yang cukup terlatih untuk mendukung pelaksanaan strategi kepemimpinan. Hal ini dapat membatasi efektivitas manajerial dan inovasi di sekolah.

Strategi kepemimpinan manajerial konseptual di SD/MI pada era digital memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengelolaan sumber daya yang efektif dan adaptasi teknologi. Namun, tantangan dalam implementasi, keterampilan digital, dan resistensi terhadap perubahan perlu dikelola dengan baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.

Tantangan Kepemimpinan Manajerial Konseptual di SD/MI pada Era Digital
Tantangan kepemimpinan manajerial konseptual di SD/MI pada era digital dapat dibagi menjadi beberapa aspek utama (Sartini dkk. 2024), yaitu:
1.Integrasi Teknologi
Tantangannya yaitu berupa:
a)Menghadirkan infrastruktur teknologi yang memadai di setiap sekolah merupakan salah satu tantangan besar. Banyak sekolah yang masih menghadapi kesulitan dalam menyediakan perangkat keras dan software yang diperlukan untuk pembelajaran daring.
b)Guru-guru di SD/MI perlu dilatih untuk menggunaka teknologi dengan efektif. Kurangnya pelatihan dapat membuat guru sulit untuk mengintegralkan teknologi dalam proses pembelajaran.
c)Mengubah kurikulum untuk memasuki era digital tanpa meninggalkan esensialitas pendidikan dasar merupakan suatu tantangan. Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa milenial yang cenderung aktif dan ingin belajar secara interaktif.
2.Pengembangan Profesi Guru
Tantangannya yaitu berupa:
a)Guru-guru di SD/MI perlu memiliki kompetensi digital yang tinggi untuk menghadapi era digital. Kurangnya kompetensi ini dapat membuat guru sulit untuk mengembangkan materi pembelajaran yang relevan dengan teknologi.
b)Meningkatkan inklusi dan kolaborasi di antara guru-guru dan staf sekolah merupakan penting. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan workshop, seminar, dan diskusi rutin tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran.(Nasution dkk. 2022)
3.Budaya Sekolah
Tantangannya yaitu berupa:
a)Beberapa guru atau staf mungkin merasa nyaman dengan cara-cara tradisional dan resisten terhadap perubahan. Kepemimpinan yang tidak inklusif dapat menyebabkan resistensi terhadap inovasi dan perubahan.
b)Membangun kultur organisasi yang inklusif dan kolaboratif di SD/MI merupakan penting. Hal ini dapat dilakukan dengan mempromosikan kerjasama dan partisipasi aktif dari semua anggota sekolah dalam proses pembelajaran.
4.Keterbatasan Sumber Daya
Tantangannya yaitu berupa:
a)Keterbatasan sumber daya, baik itu dari segi finansial, SDM, maupun infrastrukturnya, sering menjadi hambatan utama dalam implementasi nilai manajerial. Kepala sekolah harus berhadapan dengan dilema antara memenuhi kebutuhan operasional dan investasi dalam teknologi.

Dengan memahami tantangan-tantangan tersebut, kepala sekolah dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk menghadapi era digital dan meningkatkan kualitas pendidikan di SD/MI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun