Mohon tunggu...
Laily AstikaPutri
Laily AstikaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Andalas

y

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi "Maapam" di Pasaman Barat

1 Maret 2021   22:00 Diperbarui: 1 Maret 2021   22:13 3066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang kamu ketahui tentang budaya?

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal); diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris yaitu culture dan bahasa Latin cultura. Kebudayaan di Indonesia sangat banyak dan bermacam-macam, termasuk kebudayan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.

Pasaman Barat sendiri letaknya berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara, dan berbatasan juga dengan Kabupaten Pasaman serta Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Kebudayaan di Pasaman Barat sangat banyak, salah satu nya yaitu Budaya Maapam. Maapam sendiri artinya  memasak Apam.

Tradisi maapam merupakan tradisi yang sudah ada dari zaman terdahulu ( nenek moyang) sehingga masyarakat sekarang melestarikan dan memelihara tradisi yang dilakukan oleh nenek moyang terdahulu. Kemudian dari itu cara pelaksanaan tradisi maapam ini masih sama dengan yang masyarakat yang dahulu, yaitu kaum ibu-ibu lah yang membuat apam ini. Tradisi maapam sudah dilakukan dari zaman nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun supaya mereka mempertahankan dan tetap melestarikan tradisi ini. Karena setiap tradisi mempunyai kekhasan tersendiri dan sudah menjadi suatu kebiasaan dimasyarakat yang merupakan bagian dari kebudayaan. 

Tradisi ini dilakukan oleh warga Pasaman Barat dalam setahun sekali, tepatnya saat bulan Rajab. Sejak puluhan tahun lalu, saat memasuki bulan Rajab masyarakat Pasaman Barat mulai melaksanakan tradisi maapam baik secara berkelompok maupun sendiri-sendiri. Mereka lebih memilih ruang terbuka, karena asap yang ditimbulkan dari bahan bakar alami berupa daun kepala kering cukup banyak. Bahan-bahannya pun sangat mudah di dapat, seperti tepung beras yang sudah ditumbuk (dihaluskan), santan kelapa, garam, gula dan pemanis alami seperti gula aren.

Selain menjaga kelestarian budaya, tradisi maapam juga dapat menjalin silaturahmi antara sesama. Cara memasak apam ini dilakukan secara alami, mereka menggunakan tungku dan bahan bakar nya dari daun kelapa yang sudah kering. Sambil memasak apam , para kaum ibu saling bersendagurau sambil mengaduk bumbu dan santan kental sebagai bahan dasar apam sebelum di masak.

Semua bahan dan cara yang digunakan terlihat masih sangat tradisional sekali. Biasanya setelah di masak, apam akan disantap bersama-sama atau dibagikan kepada masyarakat sekitar dan sanak keluarga baik yang dekat maupun yang jauh. 

Fungsi dari tradisi Maapam ini yaitu; untuk menjamu kanak-kanak agar menghormati anak-anak yang telah meninggal, meningkat ssolidaritas antar sesama, serta menjalin silaturahmi antar masyarakat. Tradisi ini harus dilestarikan kepada generasi-generasi penerus, agar tidak punah dan tidak di klaim oleh daerah lain atau bisa jadi Negara luar. Oleh karena itu pemerintah Pasaman Barat terus berupaya agar makanan ' Apam ini bisa didaftarkan menjadi salah satu budaya dilindungi ke tingkat nasional dalam budaya non benda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun