Mohon tunggu...
Lailya aries tantya
Lailya aries tantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menerima Keunikan Anak dengan Mengenal Temperamenya

18 September 2022   20:35 Diperbarui: 18 September 2022   20:53 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak memiliki banyak sekali keunikan dalam dirinya, juga setiap anak memiliki keunikan masing --masing dalam diri mereka. Namun apakah setiap orang tua telah mengenal dan memahami keunikan yang dimiliki anaknya tersebut ?, maka dari itu mari sama -- sama belajar mengenal temperamen yang dimiliki anak untuk dapat mengenali keunikan --keunikan yang ada pada diri setiap anak.

Tidak banyak orang tua yang merasa pusing ketika anaknya tidak patuh, nakal, sering berkata kotor bahkan sering kali ada yang memukul, mendorong ataupun melempar mainan pada saat - saat tertentu ketika ia sedang marah. 

Hingga pada akhirnya orang tua menganggap anaknya temperamental, tapi apakah benar sikap -- sikap kurang baik tersebut dapat disebut temperamental. Padahal mereka sebagai orang tua merasa tidak pernah mengajari anak -- anak mereka berkata kasar ataupun memukul. Lalu dari mana sikap -- sikap yang dimiliki anak tersebut?

Temperamen Berbeda dengan Kepribadian

Temperamen adalah sikap karakteristik yang dimiliki setiap manusia dalam merespon sesuatu. Adapun pada anak, temperamen adalah bagaimana anak memberikan respon dan melakukan pendekatan terhadap lingkungannya. Sejak anak lahir mereka telah membawa temperamen mereka masing -- masing. 

Menururt Santrok (2011) temperamen yang dimiliki anak dipengaruhi oleh faktor biologis yakni gender, perbedaan budaya dalam pola pengasuhan, serta pengaruh lingkungan goodness of fit atau kecocokan dan kesesuaian dalam memberikan parenting pada anak.

Temperamen yang dibawa sejak lahir tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Apabila lingkungan sekitarnya mendukung dan sesuai dengan temperamen yang dimiliki anak maka, akan timbul pola perilaku anak yang baik. 

Begitu pun sebaliknya, lingkungan dan stimulus yang diberikan tidak sesuai dengan temperamen anak maka, dampak yang muncul yakni pola perilaku anak akan kurang baik juga.  Jadi, pola perilaku memiliki dua faktor yang dapat menjadikan pola perilaku itu muncul, yang pertama yakni faktor internal, yakni faktor yang muncul dari dalam diri dan yang kedua yakni faktor eksternal. 

Faktor internal atau faktor dorongan dari diri sendiri yakni setiap perilaku kita dipengaruhi oleh kepribadian kita dan adapun kepribadian memiliki bahan dasar yakni temperamen. Maka dari itu, temperamen dan kepribadian adalah suatu hal yang berbeda, karena kepribadian atau pola perilaku adalah hasil dari proses temperamen yang berinteraksi dengan lingkungannya. 

Adapun faktor yang kedua adalah faktor eksternal, faktor eksternal yakni lingkungan yang mendukung atau tidaknya temperamen yang dimiliki anak, seperti yang telah dijelaskan diatas. 

Contoh temperamen berinteraksi dengan lingkunganya, anak yang sering menangis bertemu dengan orang tua yang cepat tanggap dalam merespon anak tersebut, digendong ataupun diberi susu, atau anak yang sering menangis tetapi bertemu dengan orang tua yang kurang merespon anak tersebut.

Temperamen akan terus berinterkasi dengan lingkungannya selama anak bertumbuh dan berkembang, kemudian proses dari interaksi tersebut akan muncul yang namanya pola perilaku dan pola perilaku inilah yang biasa disebut dengan kepribadian anak. 

Kepribadian anak perlu dilatih dan dididik dengan memberikan pola asuh yang tepat. Pola asuh yang tepat yakni tepat pada tempat, waktu, intensitas dan alasanya maka kepribadian yang muncul pada anak juga akan tepat dan baik. Seperti apapun temperamen yang dimilki anak dan pola asuh yang diberikan tepat maka perilaku yang akan keluar juga akan tepat.

Lalu, pertanyaan "dari mana anak dapat bersikap atau berperilaku nakal, suka memukul, dan melempar mainannya ketika marah ? " sudah dapat dijawab dengan penjelasan -- pejelasan diatas. Anak yang suka memukul dan melempar mainan saat mereka marah mungkin memiliki temperamental yang sensitive atau agresif. 

Namun sebelum itu, mari kita kenali dahulu beberapa dimensi temperamen anak dengan mengobservasi anak saat ia merespon lingkungannya. Kemudian kita akan dapat mengamati temperamen yang seperti apa yang dimiliki anak. Berikut tiga dimensi temperamental :  

  • Antusiasme, anak dengan temperamen ini memiliki antusias yang tinggi, selalu bersemangat, antusias dengan lingkungan yang baru, banyak bersuara, banyak gerakan yang dilakukan atau aktif, dan respon anak sangat baik.  Dan sebaliknya, ada anak yang lebih tenang, sedikit berbicara, suka aktifitas yang rendah dan responnya juga rendah.
  • Reaksi negatif, tempramen ini berkaitan dengan emosi -- emosi negative dilingkungannya seperti sedih, takut, marah. Anak dengan temperamen ini sangat mudah merasakan emosi -- emosi negatif dari lingkungannya, seperti : cepat merasa sedih atau suka murung  ketika ada masalah, biasanya disebut dengan melankolis, atau terkena intensitas yang tinggi kemudian rasa takutnya dengan cepat datang dan reaksi berhati -- hatinya tinggi, atau ketika ada sebuah hambatan anak akan cepat marah dan frustasi, bahkan ketika anak belum dapat berbicara ia akan mengalami tantrum.
  • Anak yang memiliki reaksi negatif yang tinggi akan mengalami emosi -- emosi negatif dalam waktu yang lama dan susah untuk hilang.
  • Kendali diri, temperamen ini tidak terlalu membutuhkan stimulasi yang banyak karena ia tahu bagaimana mengendalikan diri dan cenderung tenang. Tempermen muncul pada saat usia 2 -- 3 tahun.

Maka dari itu anak yang agresif, suka memukul dan melempar mainan mungkin ia memiliki temperamen yang antusiasmenya tinggi kemudian ia sangat mudah bereaksi dengan emosi -- emosi negatifnya ataupun ia masih belum bisa mengendalikan dirinya. 

Selain faktor itu ketika anak berkata kotor juga bisa juga anak memiliki pembendaharaan kata kotor dalam otaknya. Pembendaharaan bisa saja diperoleh dari faktor lingkungan disekitarnya yang kurang mendukung. 

Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk menglatih temperemen anak dan mestlimulasi anak dengan baik serta memberi parenting bagi anak sesuai dengan ukuran temperamen anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun