Contoh temperamen berinteraksi dengan lingkunganya, anak yang sering menangis bertemu dengan orang tua yang cepat tanggap dalam merespon anak tersebut, digendong ataupun diberi susu, atau anak yang sering menangis tetapi bertemu dengan orang tua yang kurang merespon anak tersebut.
Temperamen akan terus berinterkasi dengan lingkungannya selama anak bertumbuh dan berkembang, kemudian proses dari interaksi tersebut akan muncul yang namanya pola perilaku dan pola perilaku inilah yang biasa disebut dengan kepribadian anak.Â
Kepribadian anak perlu dilatih dan dididik dengan memberikan pola asuh yang tepat. Pola asuh yang tepat yakni tepat pada tempat, waktu, intensitas dan alasanya maka kepribadian yang muncul pada anak juga akan tepat dan baik. Seperti apapun temperamen yang dimilki anak dan pola asuh yang diberikan tepat maka perilaku yang akan keluar juga akan tepat.
Lalu, pertanyaan "dari mana anak dapat bersikap atau berperilaku nakal, suka memukul, dan melempar mainannya ketika marah ? " sudah dapat dijawab dengan penjelasan -- pejelasan diatas. Anak yang suka memukul dan melempar mainan saat mereka marah mungkin memiliki temperamental yang sensitive atau agresif.Â
Namun sebelum itu, mari kita kenali dahulu beberapa dimensi temperamen anak dengan mengobservasi anak saat ia merespon lingkungannya. Kemudian kita akan dapat mengamati temperamen yang seperti apa yang dimiliki anak. Berikut tiga dimensi temperamental : Â
- Antusiasme, anak dengan temperamen ini memiliki antusias yang tinggi, selalu bersemangat, antusias dengan lingkungan yang baru, banyak bersuara, banyak gerakan yang dilakukan atau aktif, dan respon anak sangat baik. Â Dan sebaliknya, ada anak yang lebih tenang, sedikit berbicara, suka aktifitas yang rendah dan responnya juga rendah.
- Reaksi negatif, tempramen ini berkaitan dengan emosi -- emosi negative dilingkungannya seperti sedih, takut, marah. Anak dengan temperamen ini sangat mudah merasakan emosi -- emosi negatif dari lingkungannya, seperti : cepat merasa sedih atau suka murung  ketika ada masalah, biasanya disebut dengan melankolis, atau terkena intensitas yang tinggi kemudian rasa takutnya dengan cepat datang dan reaksi berhati -- hatinya tinggi, atau ketika ada sebuah hambatan anak akan cepat marah dan frustasi, bahkan ketika anak belum dapat berbicara ia akan mengalami tantrum.
- Anak yang memiliki reaksi negatif yang tinggi akan mengalami emosi -- emosi negatif dalam waktu yang lama dan susah untuk hilang.
- Kendali diri, temperamen ini tidak terlalu membutuhkan stimulasi yang banyak karena ia tahu bagaimana mengendalikan diri dan cenderung tenang. Tempermen muncul pada saat usia 2 -- 3 tahun.
Maka dari itu anak yang agresif, suka memukul dan melempar mainan mungkin ia memiliki temperamen yang antusiasmenya tinggi kemudian ia sangat mudah bereaksi dengan emosi -- emosi negatifnya ataupun ia masih belum bisa mengendalikan dirinya.Â
Selain faktor itu ketika anak berkata kotor juga bisa juga anak memiliki pembendaharaan kata kotor dalam otaknya. Pembendaharaan bisa saja diperoleh dari faktor lingkungan disekitarnya yang kurang mendukung.Â
Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk menglatih temperemen anak dan mestlimulasi anak dengan baik serta memberi parenting bagi anak sesuai dengan ukuran temperamen anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H