Mohon tunggu...
Lailya aries tantya
Lailya aries tantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Gangguan Membaca pada Anak

6 April 2022   01:10 Diperbarui: 6 April 2022   01:13 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai orang tua, janganlah risau ketika anak mengalami kesulitan dalam belajar. Ketika anak mengalami kesulitan dalam belajar, bukan berarti anak tidak memiliki kemampuan dalam menerima pengajaran atau kecerdasan. Namun sebaliknya, disisi lain anak yang memiliki kesulitan dalam belajar juga memiliki kecerdasan dan kemampuan yang lebih dari anak normal biasanya.  

Adapun yang dimaksud dengan gangguan belajar pada anak adalah masalah yang memengaruhi kemampuan otak untuk menerima, mengolah, menganalisis, atau menyimpan informasi, sehingga memperlambat anak dalam perkembangan akademik, seperti : seperti lambat dalam membaca, menulis, berhitung.

Gangguan yang terjadi sebagian besar disebabkan karena adanya gangguan pada perkembangan otak anak. Gangguan perkembangan otak anak dapat terjadi ketika anak telah lahir ataupun ketika berusia balita, seperti : mengalami komplikasi dimasa kehamilan ibu, anak memiliki trauma fisik ataupun psikologi. Adapun gangguan belajar pada anak tidak hanya terjadi ketika anak telah lahir atau dalam usia dini tertentu. Namun pada usia kandungan tertentu, otak anak akan berkembang lebih cepat, serta sistem saraf pun berkembang untuk mengontrol beberapa fungsi tubuh. Apabila terjadi gangguan otak anak saat dalam kandungan, maka akan mempengaruhi perkembangan anak saat ia lahir dan dimasa depannya, seperti : faktor genetik keluarga yang juga memiliki gangguan dalam belajar.

Mengenal Gangguan Membaca Pada Anak 

Gangguan dalam proses belajar dengan ditandai kesulitan membaca dan menulis, disebut dengan disleksia.  Penderita disleksia menyebabkan kesulitan dalam belajar tetapi penyakit ini tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan. Penyakit disleksia tergolong dalam gangguan saraf bagian otak, yang mana bagian otak tersebut memproses pengolahan bahasa yang didapatkan anak. Penyakit disleksia tidak hanya dialami oleh anak-anak tetapi orang dewasa juga dapat mengalami penyakit ini. Menurut Melansir dari healthy children, menyatakan bahwasanya salah satu gangguan belajar yang paling umum dimiliki anak adalah gangguan kemampuan dalam hal membaca. Gangguan belajar dalam hal membaca sebagian besar berhubungan dengan memahami buku bacaan dan mengenali kata dasar.

Pada usia 3 tahun keatas anak akan mulai mengenali beberapa huruf abjad tertentu. Apabila terjadi keterlambatan pada tahapan perkembangan anak tersebut dalam usia 3 tahun keatas maka, para orang tua harus segera melakukan konsultasi kepada para ahli. Dan jika tidak segera ditangani, kesulitan yang akan dihadapi oleh anak akan berlangsung hingga dewasa. Adapun yang harus diketahui oleh para orang tua ketika anak mengalami beberapa gejala diseleksi anak, yakni : dalam mempelajari nama dan bunyi abjad tergolong lambat, perkembangan bicara yang lebih lambat dibanding anak seusianya, sulit dalam membedakan huruf tertentu, sulit dalam memahami apa yang mereka dengar, sulit untuk membaca, menulis dan berhitung serta mengeja, dan sulit mengucapkan serta mengingat beberapa kata yang didapatkanya. 

Penyakit disleksia tergolong penyakit yang tidak dapat disembuhkan, namun beberapa latihan yang dapat membantu penanganan disleksia pada anak, yakni :
1. Menyusun kata dengan balok  mainan berwarna-warni yang berbentuk huruf.  Kegiatan ini membantu anak untuk menghubungkan suara dengan huruf. Dalam meningkatkan latihan anak, orang tua atau pendidik dapat memberi perintah untuk untuk mengeja bunyi huruf-huruf tersebut selagi mereka menyusun kata.

2. Melatih pemahaman bahasa dengan menyusun huruf
Kegiatan ini dapat melatih dalam mengenal huruf - huruf serta mengajarkan membaca pada anak. Kegiatan ini dilakukan dengan cara, pertama orang tua atau pendidik menulis sebuah kata dipapan, kemudian anak diberi perintah untuk menyusun balok huruf yang telah disediakan sebelunya, sesuai dengan dipapan dan membacanya.

3. Membuat dinding kosa kata
Kegiatan ini dapat membantu anak untuk mengenali beberapa kosa kata untuk perkembangan kognitif anak. Kegiatan ini dilakukan dengan cara, mencetak kata - kata yang sering dipakai dalam sebuah kalimat utuh, seperti : dari, saya, ke, di. Kemudian dicetak dengan ukuran besar dan berwarna - warni, kemudian ditempel dalam urutan alfabetik didinding kamar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun