Mohon tunggu...
Lailya aries tantya
Lailya aries tantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jangan Biarkan Keterlambatan Bahasa Anak Menjadi Hal yang Biasa

22 Maret 2022   23:57 Diperbarui: 23 Maret 2022   00:04 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gangguan speech delay atau keterlambatan berbicara mengakibatkan orang tua juga sulit untuk memahami apa yang dibicarakan atau apa yang diinginkan oleh anak. Yang lebih parah ketika orang tua memberikan apa saja asalkan anak tersebut berhenti menangis. Maka dari itu, perlu interaksi antara orang tua dan anak agar  stimulus yang diberikan pada anak lebih optimal.

Adapun gangguan speech delay adalah salah satu dari gangguan bahasa ekspresif. Adapun yang dimaksud bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk mengekspresikan keinginan dan kebutuhan melalui komunikasi verbal atau nonverbal. Maka, ketika anak sulit untuk mengekspresikan ide atau apa yang mereka inginkan oranng tua sebaiknya jangan meremehkan hal tersebut dan segera berkonsultasi pada para ahli. 

Adapun ciri-ciri anak yang mengalami gangguan ekspresif adalah penggunaan kosakata yang sedikit, mengekspresikan kalimat yang tidak memiliki makna jelas, tata bahasa yang kurang baik, sulit menggunakan bahasa tubuh, serta dapat memahami informasi tetapi anak mengalami kesulit bahkan tidak bisa berbicara. Ketika ciri-ciri gangguan ekspresif ini terdapat pada anak tentunya para orangtua akan merasa cemas, karena gangguan berbahasa ini merupakan masalah yang serius. Namun sangat mungkin untuk mengatasi gangguan bahasa pada anak yang dilakukan sejak dini. Dalam mengatasi gangguan bahasa pada anak orang tua dapat memberikan metode bercerita pada anak. Dalam sekolah, bercerita merupakan salah satu metode pengembangan bahasa yang dapat mengembangkan beberapa aspek fisik maupun psikis anak sesuai dengan tahapan perkembangannya. Metode bercerita ini membentuk dan mengembangkan pembendaharaan  dan kosa kata anak.

Sebelum memberikan stimulus perkembangan bahasa ekspresif pada anak, terlebih dahulu kita harus mengetahui tahapan perkembangan bahasa ekspresif anak, meliputi :

- pada usia 0 - 12 bulan, anak akan mengeluarkan suara untuk menyatakan keinginannya sebagai reaksi stimulan seperti menangis ketika menginginkan sesuatu atau merespon stimulus yang didapatkannya.

- pada usia 1 - 3 tahun, perkembangan bahasa anak semakin kompleks dengan mengungkapkan atau merespon pertanyaan dengan menjawab " ya " atau "tidak" , menyanyikan lagu sederhana dan menggunakan kata tanya seperti apa, siapa, bagaimana dan lain sebagainya.

- pada usia 3 - 5 tahun,  anak dapat bercerita yang mereka alami dengan sederhana.

sekian,kritik dan saran sangat kami harapkan.

semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun