Mohon tunggu...
Lailya aries tantya
Lailya aries tantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dari Mana Asal Kantuk Datang ?

7 Maret 2022   23:36 Diperbarui: 7 Maret 2022   23:42 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Serotonin dan dopamin, kedua neurontransmitter ini mempengaruhi banyak neuron pada waktu yang sama, juga bekerjasama dengan neurontrasmitter lainya sebagai penghambat dan pengaktifan neuron. Serotonin memberikan respon berupa perubahan pola makan dan tidur serta daya ingat. Serta dopamin berfungsi dalam mengontrol motorik dan motivasi.

Setelah mengenal sedikit tentang neurontransmitter dan cara menyalurkan implus listrik, maka dari mana kantuk datang. apakah kantuk datang pada saat kita merasa lelah, atau datang ketika kita  merasa kenyang?

Pada pembahasan sebelumnya kita telah membahas tentang macam - macam neurotransmitter, salah satunya yakni serotonin. Senyawa serotonin merupakan neurotransmitter yang berpengaruh dalam regulasi makan, regulasi tidur, fungsi lokomotor dan detak jantung. Maka, dapat dilihat bahwasanya pengendalian proses tidur berhubungan dengan senyawa serotonin. Senyawa serotonin banyak berpengaruh pada aspek diri dan menangkap implus dari reseptor saraf sensori periferal. Tidur terbentuk dari pelepasan hormon serotonin. 

Ketika seseorang berusaha ingin tidur maka, dia akan memejamkan mata dan dalam keadaan rileks. Pada situasi dimana seseorang merasa ingin tertidur maka, berperanlah sebuah hormon yang membantu dalam siklus tidur seseorang. Hormon melatonin dalah hormon yang juga berpengaruh dalam siklus tidur manusia. Hormon melatonin dihasilkan oleh kelenjar pineal yang terdapat dalam otak, yang nantinya akan membuat kita mengantuk. Hormon melatonin juga diproduksi oleh adanya cahaya, mengapa demikian? karena kelenjar pineal yang terdapat diotak memiliki serabut saraf yang berhubungan langsung dengan saraf pengelihatan. Oleh karena itu, semakin banyak cahaya akan menurunkan proses kerja hormon melatonin, begitu sebaliknya ketika semakin sedikit cahaya yang diterima maka produksi hormon melatonin akan meningkat. Hal tersebut dikarenakan saraf pengeliahatan sangat sensitif terhadap cahaya. 

Maka terlihat mengapa seseorang yang tidur dimalam hari sangat nyenyak dibanding ketika ia tertidur disiang hari. Salah satu penyebabnya karena juga kerja pelepasan neurotransmitter berupa hormon serotonin serta proses siklus tidur yang dibantu oleh hormon melatonin juga sangat berpengaruh dalam keadaan terjaga seseorang. Maka, seharusnya ketika dalam keadaan tidur sebaiknya mematikan lampu, hal ini juga dapat membantu agar tidurkita semakin nyenyak. 

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun