Mohon tunggu...
Lailya NurOktaviani
Lailya NurOktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa pendidikan profesi guru di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemahaman dan Penginternalisasian Nilai Kebhinekaan serta Pancasila di SMAN 19 Surabaya

2 Januari 2024   08:00 Diperbarui: 2 Januari 2024   08:03 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama              : Lailya Nur Oktaviani

NIM                 :12124203030

Mata Kuliah  : Filosofi Pendidikan Indonesia

Topik 3           : Identitas Manusia Indonesia

Aksi Nyata - Pemahaman dan Penginternalisasian Nilai Kebhinekaan serta Pancasila di SMAN 19 Surabaya

Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan

Berkebhineka Tunggal Ika adalah semboyan nasional Indonesia yang diambil dari bahasa Jawa. Makna dari ungkapan ini adalah "berbeda-beda tetapi satu kesatuan" Frasa ini mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman, menekankan bahwa meskipun masyarakat Indonesia memiliki beragam suku, budaya, agama, dan etnis, mereka tetap satu bangsa yang bersatu. Makna utama dari Berkebhineka Tunggal Ika adalah menghargai dan merayakan keanekaragaman yang ada dalam satu kesatuan negara. Semboyan ini menegaskan bahwa keberagaman bukanlah pemisah, melainkan kekuatan bersama yang dapat menyatukan orang-orang Indonesia dalam pembangunan negara yang adil dan harmonis. Hal ini mencerminkan prinsip dasar negara Indonesia yang menjunjung tinggi persatuan dalam keberagaman sebagai modal utama kekuatan nasional.

Berdasarkan observasi di SMAN 19 Surabaya selama melaksanakan PPL 1, saya menemui berbagai simbol dan tanda yang mencerminkan keberagaman dalam ekosistem sekolah  dalam kontekas pembelajaran mengenai penghargaan dan pemahaman terhadap kebhinekatunggalikaan. Hal ini terlihat dari pelaksanaan kegiatan upacara setiap Senin pagi, menyanyikan lagu nasional pada setiap apel pagi sebelum masuk kelas, serta adanya simbol-simbol seperti lambang burung garuda, foto presiden, dan wakil presiden yang terpampang di setiap kelas. Selain itu, terdapat juga poster profil pelajar Pancasila yang dipasang di ruang kelas. Semua ini mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia, yang menunjukkan persatuan dan kesatuan yang timbul dari keanekaragaman.

Sikap toleransi terhadap keragaman agama sangat jelas terlihat di SMAN 19 Surabaya, terutama dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan setiap hari Jumat. Pada saat waktu sholat Jum'at, peserta didik laki-laki yang Muslim melaksanakan sholat Jum'at di masjid sekolah, sementara peserta didik perempuan menjalankan sholat jamaah dan kajian di aula sekolah. Selain itu, peserta didik yang non-Muslim memiliki ruangan khusus yang disediakan oleh pihak sekolah  untuk kegiatan rohani mereka pada saat yang sama. Penting untuk dicatat bahwa kegiatan ini tidak hanya melibatkan peserta didik, melainkan juga partisipasi aktif dari guru dan karyawan sekolah, menunjukkan semangat inklusif dan penghargaan terhadap perbedaan keyakinan agama.

Dalam proses pembelajaran, para guru secara konsisten mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai dari profil pelajar Pancasila, yang terdiri dari enam ciri utama. Beberapa praktik kegiatan konkret yang mencerminkan nilai-nilai profil pelajar Pancasila meliputi:

  • Beriman, Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Guru dapat melibatkan siswa dalam kegiatan keagamaan seperti doa bersama, serta memasukkan nilai-nilai moral dan etika dalam diskusi kelas.

  • Berkebinekaan Global

Mengintegrasikan materi pelajaran yang menyoroti keragaman budaya, agama, dan latar belakang siswa. Contohnya, memasukkan studi kasus global dalam pembelajaran.

  • Bergotong-royong

Mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kolaboratif, seperti proyek kelompok atau kegiatan sosial di sekolah atau komunitas setempat.

  • Mandiri

Memberikan tugas mandiri yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan kepemimpinan, inisiatif, dan tanggung jawab pribadi.

  • Bernalar Kritis, dan Kreatif

Menggunakan metode pengajaran yang merangsang pemikiran kritis, seperti diskusi terbuka, penelitian proyek, dan memberikan tantangan kreatif dalam menyelesaikan masalah.


2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia.

Penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia adalah sebagai berikut.

a. Sila pertama : Ketuhanan yang maha esa

Mengandung makna bahwa lingkungan pendidikan harus memberikan pengakuan dan ruang bagi keberagaman keyakinan agama. Ini mencakup:

  • Menyediakan kebebasan beragama dan menghormati setiap keyakinan agama yang dianut oleh siswa dan staf sekolah. Agama yang dianut oleh warga SMAN 19 Surabaya sangatlah beragam, meskipun demikian tidak ada kesenjangan diantara perbedaan tersebut.
  • Mendorong praktik keagamaan sesuai dengan keyakinan masing-masing individu, seperti pelaksanaan sholat, kebaktian, atau ritual keagamaan lainnya. Salah satu contohnya kegiatan kerohanian yang dilaksanakan di SMAN 19 Surabaya setiap hari Jum'at.
  • Mengajarkan nilai toleransi dan saling menghormati antarumat beragama di lingkungan sekolah, menciptakan atmosfer yang damai dan inklusif.
  • Mengintegrasikan pemahaman tentang berbagai agama dalam kurikulum, memberikan wawasan dan pengertian yang luas kepada siswa.

Dengan menerapkan Sila Pertama di sekolah, tujuannya adalah menciptakan lingkungan pendidikan yang menghargai dan memahami pluralitas agama, serta memastikan kebebasan beragama bagi seluruh anggota komunitas sekolah.

b. Sila kedua: Kemanusian yang Adil dan Beradab

Mengandung makna bahwa lingkungan pendidikan harus menciptakan suasana yang adil dan beradab bagi seluruh anggota sekolah. Ini mencakup:

  • Menjamin bahwa semua siswa dan staf sekolah diperlakukan dengan adil, tanpa diskriminasi berdasarkan ras, suku, agama, atau gender. Sebagai contoh ketika peserta didik melakukan kesalahan atau melanggar tata tertib yang ada di sekolah, guru tidak segan untuk memberikan sanki sesuai dengan kesepakatan sekolah.
  • Mendorong kerjasama dan saling peduli antaranggota sekolah untuk mencapai kesejahteraan bersama, baik dalam hal pendidikan maupun aspek lainnya.
  • Menyelenggarakan pendidikan dengan memberikan kesempatan yang setara bagi semua siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka. Peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran pilihan sesuai dengan minatnya, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sesuai dengan bakatnya dan lain sebagainya.
  • Mengajarkan nilai-nilai beradab, seperti sopan santun, saling menghormati, dan saling mendukung dalam mencapai tujuan pendidikan.

Dengan menerapkan Sila Kedua di sekolah, tujuannya adalah menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, adil, dan beradab bagi seluruh komunitas pendidikan.

c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia

Mengandung makna bahwa seluruh anggota komunitas pendidikan harus bersatu dan bekerja sama demi kepentingan bangsa. Ini mencakup:

  • Membangun kesatuan di tengah-tengah keberagaman siswa dan staf sekolah, tanpa memandang perbedaan suku, ras, agama, atau budaya.
  • Mendorong semangat gotong royong di antara anggota sekolah, baik dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan di luar kelas. Salah satu kegiatan di SMAN 19 Surabata yang dilaksanakan untuk mendorong semangat gotong royong adalah kegiatan Jum'at bersih, yaitu membersihkan tempat-tempat sekolah baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
  • Mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan yang bersifat nasionalis, seperti upacara bendera, kegiatan hari kemerdekaan, dan kegiatan lain yang memperkuat rasa persatuan.
  • Menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kurikulum, sehingga siswa memahami pentingnya bersatu sebagai bangsa Indonesia.

Dengan menerapkan Sila Ketiga di sekolah, tujuannya adalah membentuk karakter siswa yang memiliki rasa persatuan, cinta tanah air, dan semangat gotong royong untuk bersama-sama mencapai kemajuan bangsa.

d. Sila keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Mencerminkan prinsip-prinsip demokrasi dan partisipasi aktif. Ini mencakup:

  • Menerapkan mekanisme keputusan yang demokratis di dalam sekolah, seperti musyawarah atau pemilihan perwakilan siswa untuk mengajukan pendapat dan kebijakan. Misalnya kegiatan pemilihan ketua OSIS ataupun MPK yang diikuti oleh seluruh warga SMAN 19 Surabaya pada tanggal 10 November 2023.
  • Memberikan peluang kepada siswa untuk terlibat dalam pengelolaan sekolah, baik melalui organisasi siswa, dewan siswa, atau forum partisipasi lainnya.

Dengan menerapkan Sila Keempat di sekolah, tujuannya adalah membentuk siswa yang demokratis, partisipatif, dan memiliki pemahaman tentang nilai-nilai kewarganegaraan yang terkait dengan pemerintahan yang baik.

e. Sila kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Mencerminkan semangat keadilan, kesetaraan, dan perhatian terhadap kesejahteraan seluruh anggota komunitas pendidikan. Ini mencakup:

  • Menyelenggarakan program bantuan dan beasiswa untuk siswa yang membutuhkan, sehingga pendidikan dapat diakses oleh semua tanpa memandang latar belakang ekonomi.
  • Memastikan penyelenggaraan pendidikan inklusif yang memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Salah satu contohnya ketika pembelajaran di kelas, guru memberikan pendampingan yang khusus kepada peserta didik yang kurang mahir.
  • Menjamin kesetaraan peluang dalam segala aspek pendidikan, termasuk dalam hal partisipasi, akses ke fasilitas, dan pengembangan potensi siswa.
  • Melibatkan masyarakat sekolah dalam pengambilan keputusan dan perencanaan program, sehingga kebijakan yang diambil dapat menciptakan keadilan sosial. Misalnya membuat kesepakatan kelas yang dilakukan dengan wali kelas masing-masing.

Dengan menerapkan Sila Kelima di sekolah, tujuannya adalah membentuk lingkungan pendidikan yang adil, setara, dan peduli terhadap kebutuhan sosial, serta memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun