Mohon tunggu...
lailiyati .
lailiyati . Mohon Tunggu... Guru - GURU

GURU

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karena Aku Lelakimu

22 November 2023   19:40 Diperbarui: 22 November 2023   19:43 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku lelakimu, oleh karenanya sepenuh-penuhnya memenuhi janji padamu. Janji yang hari itu telah mengikatku untuk menjadi lelakimu. Lelaki. Ya, seorang yang harus melindungimu dari bahaya apapun itu. Ah, bukan hanya itu, untuk datang padamu hari ini dengan seikat mawar, jugakah? Mawar ? Kau pernah menyampaikan "itu tak penting, bagiku" , tapi bukankah aku lelakimu.
Ya, aku lelakimu. Bersandar pada itu. Aku berkewajiban memberitahu kepada dunia, akulah lelakimu, pelindungmu, yang menyanjungmu, membahagiakan bagimu, walau melalui benda yang kau rasa tak penting itu. "Bukankah mereka jadi melihatnya dan mengetahui kebenaran bahwa aku lelakimu, bukan begitu?" Mendengar argumenku, kau tertawa waktu itu,  dan berkata "konyol" , "tapi kau suka" sahutku.
"Aku ingin sebuah puisi darimu, dibawah foto pernikahan kita."
Aku kaget, tersipu, ahh...aku kegirangan mendengarnya. Pikirku bukan terfokus pada; 'mampukah aku mencipta puisi ?'Jawabnya pasti tidak. Imajinasiku sangatlah buruk, dan kau tahu itu. "ha...ha...." aku tertawa, entah kau  memahaminya sebagai kolokan dari seorang yang mentertawai ketidakmungkinan dirinya sendiri ataukah kegiranganku tentang pernikahan yang secara tak langsung kau ikhlaskan padaku. Entahlah apa bagimu. Namun bagiku yang kedua itulah kebenarannya. Kebenaran, yang membuatku gembira dalam perjuangan yang berdarah-darah untuk bisa mentasbihkan permintaan orangtuamu. Perjuangan yang sejenak membuatku lengah bahwa aku lelakimu. Seorang yang harus melindungimu dari bahaya apapun itu. Dalam masa berdarah-darah itu. Kutitipkan pesan kepadamu. "Tunggu aku, tunggu aku, aku akan datang dengan selaksa kebahagiaan untuk kita, sebentar lagi". Lalu, Kutinggalkan kamu. Kutinggalkan belahan jiwaku. Hingga berita itu sampai. Saat itu dengan berdarah-darah akhirnya pundi-pundi rupiah itu memenuhi tabungan. Siap menjadi wasilah yang akan mengantarkan kebahagiaan bagimu, bagiku juga. Pernikahan. Aku bersiap datang kepadamu, saat berita itu sampai kepadaku untuk sebuah pernikahan yang kujanjikan untukmu. Namun kabar itu, berita itu....
Lemah rasa tubuhku, hilang suka citaku, derita mendekapku. Namun, kuingat bukankah aku lelakimu, seorang yang harus selalu melindungimu dari bahaya apapun itu. Oleh karenanya, kudatangi dia dengan berlari, dia yang telah mengoyak kehormatanmu dengan keji. Maka aku berkewajiban melepaskanmu dari duka kehilangan, yang bukan sembarang kehilangan, kehilangan sebuah kehormatan. "Ahh aku terlambat. Tapi setidaknya aku bisa merebut keadilan untukmu. Harus bisa, apapun resikonya." Oleh karenanya, nyawanya tak penting lagi. Seperti tak pentingnya permohonanmu agar tak menganiayamu, waktu itu. Maka kukoyak tubuhnya, layaknya binatang yang dimangsa harimau. Tak ada ampun baginya, meski saat tubuh binatang itu tak bernyawa lagi. Dengan begitu, adakah aku telah memenuhi janji, melindungimu dari bahaya apapun itu padamu perempuanku yang telah terbaring di pemakaman ini, karena kecewa yang menusuk relung jiwa. Dan, aku! Beberapa polisi menungguku diseberang sana, dari berdiriku disebelah makammu saat ini. Makammu yang masih basah dengan seikat mawar diatasnya. Mawar dariku untukmu. Karena akulah lelakimu.

Bangil, 23 Desember 2019

*pict, hanya sebagai penangkal baper
baby boy 'rafa' & little girl masya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun